Bitcoin Tembus US$94.000, Analis Sebut BTC Masuk Fase Euforia
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Bitcoin (BTC) berhasil mencapai tonggak penting dengan menembus level harga US$94.000, melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pasca pemilihan umum presiden Amerika Serikat.
Kenaikan harga ini dimulai sejak akhir pekan lalu, ketika Bitcoin bangkit dari level US$87.000 dan mencapai US$90.000 pada 16 November. Tren positif ini terus berlanjut hingga akhirnya Bitcoin mencapai puncak baru di US$94.000 pada 20 November. Namun saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin telah terkoreksi ke level US$92.000.

Rekor terbaru ini menggeser catatan tertinggi sebelumnya di angka US$93.000, yang dipicu oleh euforia pasar setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS pada 5 November lalu. Harapan terhadap kebijakan ekonomi yang mendukung adopsi teknologi blockchain dan kripto dari pemerintahan Trump menjadi katalis utama lonjakan ini.
Baca juga: Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Baru di US$93.000
Fase Euforia Bitcoin
CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, menyebut bahwa Bitcoin kini memasuki “fase euforia” sebagai bagian dari reli Bitcoin saat ini yang terus mempertahankan level di atas US$90.000.
Dalam postingan di X pada Selasa (19/11), ia menjelaskan bahwa 99,3% dari unspent transaction output (UTXO) Bitcoin saat ini berada dalam kondisi profit, menandakan mayoritas pelaku pasar menikmati keuntungan besar.

Fase euforia ini diyakini telah dimulai dua pekan lalu, bertepatan dengan pemilu AS. Young Ju memprediksi bahwa fase ini dapat berlangsung selama tiga hingga 12 bulan ke depan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa bertaruh melawan tren bullish, seperti melakukan shorting pada Bitcoin saat ini, merupakan langkah yang sangat berisiko.
“Shorting Bitcoin sekarang seperti mencoba menangkap puncak pasar atau bertaruh melawan reli pada dasar tren bullish yang parabolis,” jelasnya.
Di sisi lain, analis kripto Ali Martinez menyampaikan pandangan optimistis terhadap potensi harga Bitcoin di masa mendatang, dengan aset kripto tersebut yang berpeluang mencapai level US$138.000 sebelum mengalami koreksi signifikan.
Analisis Martinez tersebut didasarkan pada pola sejarah bull run sebelumnya, seperti yang terjadi pada 2017 ketika Bitcoin melonjak 156% sebelum terkoreksi sebesar 39%. Hal serupa terjadi pada 2020, saat Bitcoin naik 121% sebelum terkoreksi 32%.
Menurutnya, pola serupa tampak mulai terulang dalam siklus saat ini. Bitcoin telah menghabiskan beberapa pekan terakhir dalam fase konsolidasi setelah menembus rekor sebelumnya. Hal ini mengindikasikan potensi kenaikan harga lebih lanjut sebelum akhirnya terjadi koreksi besar.
Baca juga: Market Cap Kripto Diprediksi Tembus US$10 Triliun di Era Pemerintahan Trump
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
CTO Ripple Mempertahankan Teknologi Canggih XRP Ledger untuk Penggunaan Arus Utama

Komunitas Cardano Mendukung Strategi “Kemajuan Lebih Cepat” Baru Hoskinson

ArbitrumDAO Memilih Franklin Templeton, Spiko, dan WisdomTree untuk STEP 2 guna Memperluas Penerapan Aset Dunia Nyata Secara On-Chain
Singkatnya ArbitrumDAO telah menyetujui fase berikutnya dari Program Pemberian Dana Abadi Perbendaharaan Stabilnya, mengalokasikan 35 juta ARB ke aset Perbendaharaan AS yang ditokenisasi yang dikelola oleh Franklin Templeton, Spiko, dan WisdomTree.

Vana Memperkenalkan Vana Academy Untuk Mendukung Bisnis Modal Data dan Memajukan Ekonomi Data AI
Singkatnya Vana telah meluncurkan Vana Academy, program sembilan minggu yang dirancang untuk mendukung pengembangan proyek dalam ekonomi data AI yang sedang berkembang dengan memandu peserta melalui proses membangun bisnis yang berpusat pada data.

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








