Paris Saint-Germain (PSG) mengumumkan telah mengakuisisi Bitcoin sejak tahun lalu. Pär Helgosson, kepala PSG Labs, menyebutkan bahwa klub ini telah mengalokasikan sebagian cadangan fiat mereka ke dalam Bitcoin dan masih memegangnya.
Investasi Bitcoin ini juga dimaksudkan untuk menjangkau audiens muda, mengingat 80% dari 550 juta penggemar PSG berusia di bawah 34 tahun. Klub melihat Bitcoin bukan hanya sebagai aset finansial, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup yang mereka promosikan.
PSG juga ingin mendukung pengusaha dan startup yang berfokus pada Bitcoin dan Web3. Melalui PSG Labs, mereka berharap dapat membantu perusahaan ini berkembang dan mencapai pasar global.
PSG Labs dan Investasi di Startup Web3
PSG Labs berfokus pada inovasi teknologi blockchain dan kripto, mendukung berbagai inisiatif seperti tokenisasi, DAO, NFT, dan stablecoin. Mereka berupaya menjadi pionir dalam mengintegrasikan teknologi ini ke dalam dunia olahraga dan hiburan.

Klub ini juga berencana memberikan pendanaan dan dukungan pemasaran untuk startup Bitcoin. Dengan lebih dari 500 juta penggemar, PSG menawarkan platform besar untuk membantu proyek kripto berkembang.
PSG berkomitmen untuk tidak hanya menggunakan teknologi baru, tetapi juga menjadi fasilitator dan investor di ekosistem kripto yang sedang berkembang.
Baca juga Circle Bekukan $58 Juta USDC yang Terkait dengan Skandal $LIBRA
Sejarah Kripto PSG dan Masa Depan Inovasi
PSG mulai terlibat dalam kripto pada 2018 dengan meluncurkan token penggemar melalui Socios. Pada 2021, mereka menandatangani kesepakatan sponsor dengan Crypto.com, yang mencakup NFT dan token CRO. PSG juga menjalankan validator di jaringan Chiliz pada 2024.
Dengan menempatkan Bitcoin di cadangannya, PSG membedakan antara pendapatan sponsor dan investasi teknologi. Langkah ini menunjukkan komitmen jangka panjang klub untuk terus berinovasi.
Ke depan, PSG ingin terus memperluas peranannya di ekosistem Web3 dan membantu startup Bitcoin mencapai pasar global dengan dukungan merek mereka.
Baca juga Cork Protocol Alami Eksploitasi, US$12 Juta Raib Akibat Peretasan Smart Contract