Kabar gembira buat para penggemar kripto! Bitcoin (BTC) baru saja mencetak rekor fantastis, resmi menjadi aset terbesar kelima di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Kali ini, Bitcoin sukses melampaui raksasa teknologi Amazon, seiring dengan melonjaknya harga BTC ke rekor tertinggi baru!
Menurut laporan Cointelegraph, harga Bitcoin sempat menyentuh $122.600 pada hari Senin, naik hampir 13% dalam seminggu terakhir. Kenaikan ini mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin melampaui $2,4 triliun, mengalahkan Amazon ($2,3 triliun), perak ($2,2 triliun), dan induk Google, Alphabet ($2,19 triliun). Luar biasa, kan?
Kini, kapitalisasi pasar Bitcoin hanya berselisih sekitar $730 juta dari Apple, salah satu perusahaan teknologi paling bernilai di dunia. Ini menunjukkan betapa cepatnya Bitcoin naik ke jajaran aset global teratas.

Bitcoin Semakin Diakui Secara Global
Pencapaian ini menjadi bukti kuat bahwa posisi Bitcoin di sistem keuangan global semakin kokoh. Analis pasar Enmanuel Cardozo dari platform tokenisasi aset riil Brickken menyatakan, “Dengan institusi besar seperti BlackRock dan MicroStrategy yang terus menambah kepemilikan mereka, legitimasi Bitcoin sebagai kelas aset investasi kini tak lagi diragukan. Perkembangan regulasi pun ikut mendukung.”
Cardozo menambahkan, jika tren ini terus berlanjut, termasuk akumulasi oleh institusi dan kondisi makroekonomi yang mendukung, Bitcoin berpotensi melampaui valuasi Apple. Itu artinya, harga BTC bisa mencapai lebih dari $142.000!
Baca Juga Gila! Pump.fun Raih US$500 Juta dalam 12 Menit Lewat ICO Memecoin $PUMP!
Bahkan bukan hanya Apple, Cardozo juga menyebut Microsoft sebagai target selanjutnya. Untuk melampaui perusahaan raksasa tersebut, harga Bitcoin diperkirakan harus berada di kisaran $167.000. Angka ini, menurutnya, bukan hal yang mustahil, mengingat permintaan besar dari ETF Bitcoin spot yang terus mengalir deras.

Adopsi Institusional dan Kepemilikan Korporasi Melonjak
Kenaikan harga Bitcoin juga didorong oleh gelombang adopsi institusional yang terus meningkat. Sejak 5 Juni 2025, jumlah perusahaan yang menyimpan Bitcoin di neraca keuangan mereka meningkat dua kali lipat, dari 124 menjadi lebih dari 265 perusahaan!
Secara total, sekitar 3,5 juta BTC kini tersimpan di kas perusahaan. Dari jumlah itu, 853.000 BTC (sekitar 4% dari total suplai) dimiliki oleh perusahaan publik, dan 1,4 juta BTC (6,6% dari suplai) dimiliki melalui ETF Bitcoin spot.
ETF Bitcoin Spot Jadi Pendorong Utama Momentum Harga
ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat mengakhiri pekan lalu dengan catatan gemilang: tujuh hari berturut-turut mencatat arus masuk bersih, menambahkan likuiditas besar bagi pasar BTC.
Data dari Farside Investors menunjukkan bahwa ETF spot mengumpulkan lebih dari $1 miliar inflow hanya pada hari Jumat. Ini menandai hari ketujuh berturut-turut investor institusional masuk ke pasar Bitcoin.
ETF ini memang menjadi pendorong utama kenaikan harga Bitcoin. Terbukti sejak Februari 2024, ETF menyumbang 75% dari total pembelian BTC selama dua pekan, yang membantu mendorong harga BTC menembus $50.000 saat itu.
Efek “Crypto Week” dan RUU Pro-Kripto di AS
Minat terhadap Bitcoin juga makin meningkat berkat momentum politik di AS yang dikenal sebagai “Crypto Week”. Saat ini, pemerintah AS sedang membahas tiga rancangan undang-undang penting yang berpotensi sangat menguntungkan dunia kripto:
- GENIUS Act: Mendorong inovasi stablecoin nasional.
- CLARITY Act: Memberikan kejelasan hukum bagi pasar aset digital.
- Anti-CBDC Surveillance State Act: Menolak pembentukan mata uang digital bank sentral (CBDC) di AS.
Dengan semua dukungan ini, baik dari sisi adopsi institusional maupun regulasi, sepertinya masa depan Bitcoin makin cerah! Akankah Bitcoin benar-benar mampu menggeser Apple dan bahkan Microsoft sebagai aset terbesar di dunia? Kita tunggu saja!