• Strategy menambah 6.220 BTC dan kini menguasai total 607.770 Bitcoin secara institusional.
  • Michael Saylor membiayai pembelian lewat program saham tanpa menambah utang perusahaan.

Michael Saylor rupanya belum selesai belanja Bitcoin. Lewat perusahaan Strategy yang ia pimpin, mereka kembali menambah menambah 6.220 BTC ke dompet perusahaan. Sekitar US$739,8 juta digelontorkan hanya untuk transaksi ini saja.

Dengan rata-rata harga pembelian sekitar US$118.940 per koin, langkah ini langsung memantapkan posisi Strategy sebagai pemegang Bitcoin institusional terbesar di dunia. Total kepemilikan mereka kini mencapai 607.770 BTC.

Strategy Borong 6.220 BTC Lagi, Total Simpanan Tembus 607.770 image 0 Source: Strategy

Kalau ditotal sejak awal, semua akumulasi ini menghabiskan dana sekitar US$43,61 miliar—atau kalau dibagi, berarti Strategy membeli Bitcoin dengan harga rata-rata US$71.756 per koin. Tapi yang menarik, mereka tak cuma beli dan diam.

Perusahaan juga melaporkan bahwa sepanjang 2025 hingga pertengahan Juli, yield portofolio mereka dari Bitcoin mencapai 20,8%. Target tahunan mereka sendiri ada di angka 25%, jadi kalau tren ini bertahan, bisa jadi akhir tahun nanti mereka senyum lebar.

Portofolio Strategy Meroket, Strategi Tahan BTC Mulai Buahkan Hasil

Beberapa hari sebelumnya, CNF sempat melaporkan bahwa Strategy juga membeli 4.225 BTC sebagai bagian dari strategi akumulasi jangka panjang mereka. Artinya, hanya dalam waktu singkat, perusahaan sudah menyedot lebih dari 10.000 BTC dari pasar. Tapi tenang, ini bukan borong tanpa mikir.

Mendekati akhir kuartal II 2025, perusahaan justru menghentikan sementara pembelian BTC mereka. Katanya sih, buat evaluasi strategi keuangan.

Keputusan itu sepertinya cukup tepat. Dalam laporan keuangan kuartal kedua tahun ini, Strategy mencatat lonjakan nilai wajar alias unrealized gain portofolio Bitcoin mereka sebesar US$14,05 miliar . Padahal di kuartal pertama, mereka sempat menanggung kerugian sebesar US$6 miliar.

Tapi yang bikin penasaran, selama itu mereka tak menjual satu koin pun. Jadi bisa dibilang, mereka hanya duduk diam dan melihat harga Bitcoin melonjak—portofolionya ikut naik sendiri.

Kalau kita bayangkan ini seperti menabung emas, mungkin rasanya mirip dengan punya 600 ton emas di brankas, dan harganya tiba-tiba melesat tanpa harus dijual. Tapi tentu saja ini bukan sembarang tabungan. Ini tabungan bergaya Saylor—penuh risiko, tapi juga penuh keyakinan.

Kian Dekat dengan Target, Tapi Tetap Waspada

Melihat pencapaian sejauh ini, banyak investor mulai bertanya-tanya: sampai kapan strategi “tahan terus dan beli saat kuat” ini akan berlanjut? Strategy sepertinya masih punya napas panjang , apalagi kalau yield mereka bisa menyentuh target 25% tahun ini. Namun demikian, keputusan untuk jeda pembelian di akhir kuartal jadi sinyal bahwa mereka tetap punya kalkulasi.

Di sisi lain, ini juga jadi bukti bahwa akumulasi Bitcoin bisa jadi strategi keuangan jangka panjang yang masuk akal—asal punya cukup amunisi dan mental baja. Dalam konteks pasar yang penuh ketidakpastian, pendekatan seperti ini mungkin terdengar ekstrem. Tapi bagi Saylor, ekstrem adalah nama tengahnya.