Bitcoin Terjun Bebas ke Rp1,84 Miliar: Inflasi, Tarif Impor, dan Likuidasi Massal Jadi Biang Kerok?
Jakarta, Pintu News – Harga Bitcoin hari ini kembali tergelincir di bawah angka USD 113.000 atau setara dengan Rp1,84 miliar (kurs USD 1 = Rp16.295), untuk pertama kalinya sejak awal Agustus 2025. Penurunan ini terjadi setelah mencetak rekor tertinggi baru sebesar USD 124.128 (Rp2,02 miliar) pada minggu sebelumnya.
Menurut laporan Decrypt yang ditulis oleh James Rubin, penurunan ini bukan sekadar koreksi teknikal biasa. Ketakutan pasar terhadap data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan dan ketidakpastian arah kebijakan suku bunga telah mendorong investor menjauhi aset berisiko seperti crypto.
Inflasi dan Data Ekonomi AS Memicu Kepanikan

Investor saat ini tengah menantikan laporan pengangguran dan manufaktur serta pernyataan Ketua The Fed , Jerome Powell , dalam Simposium Ekonomi Jackson Hole. Sentimen pasar semakin tertekan setelah data Consumer Price Index Juli menunjukkan inflasi tahunan mencapai 2,7%, di atas target jangka panjang Federal Reserve yang hanya 2%.
Tak hanya itu, harga inti yang mengecualikan makanan dan energi juga naik menjadi 3,1%. Dalam situasi seperti ini, banyak analis menilai kecil kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, sehingga tekanan terhadap aset berisiko seperti cryptocurrency semakin membesar.
Baca Juga: Harga Ethereum (ETH) Diprediksi Melonjak Hingga $15.000, Apa yang Mendorong Kenaikan Ini?
Naiknya Imbal Hasil Treasury dan Tekanan dari Pemerintah

CEO BitBull Capital, Joe DiPasquale, menyebut bahwa “kenaikan imbal hasil Treasury dan data ekonomi yang kuat telah mengurangi nafsu risiko di pasar.” Hal ini turut menyeret harga Bitcoin dan altcoin seperti Ethereum , XRP , dan Solana yang juga mengalami koreksi tajam.
Pemerintahan Trump turut menekan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga, namun mayoritas pejabat bank sentral tetap teguh mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%–5,50%. Tarif impor baru dan perang dagang yang terus berlanjut juga membuat pelaku pasar semakin cemas akan dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi AS.
Likuidasi Posisi Leverage Tambah Tekanan Harga
Dari sisi teknikal, aksi ambil untung setelah rekor tertinggi pekan lalu turut mempercepat penurunan harga. Juan Leon, analis dari Bitwise Investments, mengatakan kepada Decrypt bahwa terjadi “likuidasi berantai dari posisi leverage” senilai USD 559 juta (Rp9,1 triliun), termasuk USD 487 juta (Rp7,9 triliun) dari posisi long.
Ketika pasar jatuh, posisi leverage yang tidak dapat ditopang akan secara otomatis ditutup oleh sistem. Ini menciptakan efek domino yang mempercepat penurunan harga dalam waktu singkat, yang sering terlihat di pasar crypto yang sangat volatil.
Apakah Ini Akhir dari Bull Market?

Meskipun penurunan harga terlihat tajam, para analis belum menganggapnya sebagai akhir dari bull market crypto. Bahkan, dalam catatan terpisah yang dikutip Decrypt, analis dari Bernstein masih percaya bahwa bull run Bitcoin bisa berlanjut hingga 2026 dengan puncaknya pada 2027.
Mereka berpendapat bahwa kebijakan AS yang mendukung crypto dan akumulasi stablecoin sebesar USD 160 miliar di bursa adalah sinyal bahwa masih banyak “dry powder” yang siap masuk kembali ke pasar. Oleh karena itu, tekanan jangka pendek belum tentu menggagalkan tren jangka panjang.
Apa yang Bisa Dipelajari Investor?
Investor disarankan untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan berdasarkan gejolak harga jangka pendek. Perhatikan data makroekonomi, arah kebijakan moneter, dan arus modal institusi dalam crypto. Ketika volatilitas tinggi, strategi terbaik adalah memperkuat riset, mengelola risiko, dan tidak tergesa-gesa masuk atau keluar pasar.
Dalam dunia crypto yang cepat berubah, kesabaran dan disiplin adalah dua hal yang lebih penting daripada mencoba menebak titik puncak atau dasar harga.
Baca Juga: Dogecoin Jadi Satu-satunya Meme Coin di Top 25 — Apakah Ini Raja Meme Coin?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini , harga solana hari ini , pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- James Rubin / Decrypt. Bitcoin Sinks as Concerns Over Inflation, Economic Data Mount . Diakses tanggal 20 Agustus 2025.
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Pasangan perdagangan margin spot baru - SAPIEN/USDT
CandyBomb x SAPIEN: Trading futures untuk berbagi 150,000 SAPIEN!
Kejuaraan Klub Trading Bitget (Tahap 5)—Raih bagian dari 80.000 BGB, hingga 800 BGB per pengguna!
Karnaval Bitget x DGC: Dapatkan bagian dari 6.480.000.000 DGC
Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








