5 Strategi Mengatasi FOMO di Dunia Crypto

Jakarta, Pintu News – Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) dalam dunia trading, khususnya di pasar crypto, masih menjadi jebakan yang sering dialami trader pemula maupun berpengalaman.

Rasa takut ketinggalan peluang membuat banyak orang mengambil keputusan emosional tanpa strategi matang.

Kondisi ini berisiko memicu kerugian besar, terutama di pasar cryptocurrency yang sangat fluktuatif. Lalu, bagaimana cara mengatasi FOMO agar trading bisa lebih rasional dan menguntungkan?

Menerima FOMO Sebagai Bagian dari Trading

Langkah pertama dalam menghadapi FOMO adalah menerima bahwa perasaan tersebut memang wajar muncul. Banyak trader merasa bahwa orang lain selalu lebih sukses, padahal kenyataannya hampir semua orang pernah mengalami keraguan dan penyesalan dalam perdagangan crypto. Menerima FOMO akan membantu mengurangi beban emosional yang sering kali membuat trader merasa terisolasi.

Jika terus menyangkal perasaan FOMO, trader justru berisiko terjebak dalam siklus yang tidak sehat. Mereka akan terus mencari validasi dari orang lain, mengambil keputusan terburu-buru, dan akhirnya kembali merasa menyesal.

Dengan mengakui adanya FOMO, langkah untuk memperbaiki pola pikir dan strategi bisa dimulai. Berbagi pengalaman dengan komunitas crypto juga bisa menjadi cara efektif untuk menormalisasi perasaan ini.

Perbaiki Psikologi Trading

Sumber: IG

FOMO sangat erat kaitannya dengan psikologi trading. Emosi seperti rasa takut ketinggalan atau iri dengan keuntungan orang lain dapat mengganggu objektivitas dalam mengambil keputusan.

Akibatnya, trader bisa terjebak pada pola yang sama: masuk pasar tanpa rencana, panik saat harga bergerak berlawanan, lalu menjual rugi.

Contoh sederhana adalah ketika seorang trader merasa menyesal melewatkan peluang, lalu berpikir bahwa kesempatan itu jarang terjadi. Perasaan ini mendorong mereka mengambil risiko lebih besar di transaksi berikutnya.

Padahal, trading crypto yang sehat harus berdasarkan analisis, bukan dorongan emosional. Dengan memperkuat psikologi, trader dapat menjaga fokus pada tujuan jangka panjang.

Baca juga: Whale Bitcoin Tukar Aset $45 Juta ke Ethereum, Apa Alasannya?

Batasi Aktivitas di Media Sosial

Media sosial bisa menjadi pedang bermata dua bagi trader. Di satu sisi, platform seperti Twitter atau Telegram memberi akses cepat ke informasi. Namun di sisi lain, melihat postingan orang lain yang selalu terlihat untung dapat menurunkan rasa percaya diri dan memicu FOMO.

Bila merasa semakin tertekan setiap kali membuka media sosial, ada baiknya mengatur ulang cara menggunakannya. Gunakan media sosial untuk hal yang produktif, seperti mengikuti analis terpercaya atau berdiskusi di komunitas edukatif. Dengan begitu, trader bisa tetap mendapatkan insight tanpa terjebak dalam perasaan iri yang merugikan.

Gunakan Jurnal Trading

Salah satu cara paling efektif untuk melawan FOMO adalah dengan mencatat setiap aktivitas trading dalam jurnal. Jurnal ini membantu trader mengevaluasi keputusan, mengenali pola kebiasaan, dan memperbaiki strategi yang tidak efektif. Dengan catatan tersebut, trader bisa lebih disiplin dan tidak sekadar mengandalkan insting.

Misalnya, jika trader menyadari bahwa sebagian besar keputusan spontan berujung rugi, mereka bisa segera menekan kebiasaan tersebut. Setiap catatan akan menjadi pengingat bahwa pasar crypto tidak selalu ramah bagi keputusan emosional. Dengan refleksi yang konsisten, trader bisa bertransaksi dengan lebih percaya diri dan objektif.

Baca juga: Klaim Airdrop NIGHT Cardano Capai 1,3 Miliar, Hoskinson Tepis Tuduhan Negatif!

Terapkan Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah benteng terakhir untuk melindungi diri dari kerugian akibat FOMO. Banyak trader berpikir jika semua orang masuk ke pasar tertentu, maka risiko akan lebih kecil. Padahal, tanpa perhitungan yang matang, keputusan ikut-ikutan justru berbahaya.

Strategi manajemen risiko, seperti menentukan batas kerugian (stop loss) atau hanya menggunakan sebagian kecil modal untuk satu transaksi, sangat penting diterapkan.

Dengan cara ini, kerugian yang timbul tidak akan merusak keseluruhan portofolio. Trading di pasar cryptocurrency membutuhkan keseimbangan antara keberanian mengambil peluang dan kemampuan mengendalikan risiko.

Kesimpulan

FOMO adalah musuh besar dalam trading, terutama di dunia cryptocurrency yang penuh dengan spekulasi dan volatilitas. Dengan menerima perasaan tersebut, memperbaiki psikologi, mengatur penggunaan media sosial, menulis jurnal trading, serta menerapkan manajemen risiko, trader bisa mengurangi dampak negatifnya.

Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di  Google News  untuk mendapatkan  berita crypto  terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti  harga bitcoin hari ini ,  harga coin xrp hari ini ,  dogecoin  dan harga aset  crypto  lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman  trading crypto  yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman  web trading  dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas  jual beli bitcoin  dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

• IG.  What is FOMO in Trading . Diakses pada tanggal 23 Agustus 2025
• Featured image: Generated by AI