Berita Bitcoin Hari Ini: Regulator dan Pasar Berlomba Mendefinisikan Masa Depan Bitcoin Senilai $5 Triliun
- Balaji Srinivasan berpendapat bahwa Bitcoin dapat menggantikan properti sebagai alat utama untuk mempertahankan kekayaan karena kelangkaannya, portabilitas, dan sifat digitalnya. - Analis JPMorgan mencatat volatilitas Bitcoin telah mencapai titik terendah dalam sejarah, dengan proyeksi target harga sebesar $126,000 jika kapitalisasi pasarnya naik 13% untuk menyamai valuasi emas sebesar $5 triliun. - Pembelian oleh kas perusahaan kini menyumbang 6% dari pasokan Bitcoin, didorong oleh adopsi institusional dan inklusi dalam indeks saham utama. - Kerangka regulasi AS dan UE (GENIU...)
Peningkatan peran Bitcoin sebagai penyimpan nilai dan potensinya untuk menggantikan aset tradisional seperti properti semakin banyak dieksplorasi oleh analis pasar dan pengamat industri. Balaji Srinivasan, seorang venture capitalist terkenal dan mantan Chief Technology Officer Andreessen Horowitz, berpendapat bahwa Bitcoin suatu hari nanti dapat menggantikan properti sebagai sarana utama pelestarian kekayaan. Perspektifnya didasarkan pada gagasan bahwa kelangkaan, portabilitas, dan sifat digital Bitcoin menawarkan keunggulan dibandingkan aset fisik dalam lanskap keuangan yang berkembang pesat. Pandangan ini sejalan dengan tren industri yang lebih luas yang menyoroti infrastruktur Bitcoin yang semakin matang dan adopsi institusional yang terus berkembang.
Penilaian terbaru dari analis JPMorgan memperkuat gagasan bahwa Bitcoin semakin mendapatkan daya tarik sebagai penyimpan nilai yang andal. Menurut analisis mereka, volatilitas Bitcoin telah turun ke level terendah dalam sejarah, sehingga menjadi lebih menarik bagi investor institusional. Rasio volatilitas Bitcoin terhadap emas saat ini berada di angka 2.0, yang merupakan rekor terendah, menunjukkan bahwa Bitcoin kini membutuhkan dua kali lipat modal risiko dibandingkan emas dalam alokasi portofolio. Untuk menyamai investasi emas swasta sekitar $5 triliun, kapitalisasi pasar Bitcoin perlu naik sekitar 13%, yang mengimplikasikan harga sekitar $126,000. Proyeksi ini menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut, karena harga saat ini masih di bawah nilai wajar teoritis tersebut.
Secara paralel, semakin banyak perusahaan yang mengintegrasikan Bitcoin ke dalam strategi treasury mereka. JPMorgan menyebutkan lonjakan pembelian Bitcoin oleh treasury korporasi, yang kini menyumbang lebih dari 6% dari total pasokannya. Tren ini sebanding dengan pelonggaran kuantitatif bank sentral setelah 2008, yang mengurangi volatilitas pasar obligasi dengan mengunci aset dalam kepemilikan pasif. Arus masuk pasif ke Bitcoin juga didorong oleh inklusinya dalam indeks ekuitas utama. Misalnya, penambahan MicroStrategy ke tolok ukur telah menarik modal baru, sementara perusahaan lain sedang mengeksplorasi strategi serupa untuk memposisikan diri sebagai pemegang utama cryptocurrency ini.
Kenaikan Bitcoin sebagai penyimpan nilai juga didukung oleh lingkungan regulasi yang terus berkembang. Di Amerika Serikat, Gedung Putih dan Kongres telah memperkenalkan proposal legislatif seperti GENIUS Act dan CLARITY Act, yang bertujuan untuk memperjelas status stablecoin, pengaturan kustodian, dan tokenisasi. Upaya ini dipandang penting untuk memastikan bahwa perusahaan keuangan AS dapat bersaing secara global di bidang aset digital. Pada saat yang sama, Uni Eropa telah menerapkan regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA), menciptakan kerangka kerja yang dapat menarik investor institusional dengan memberikan kejelasan hukum. Di Asia, negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong juga memposisikan diri sebagai pusat inovasi blockchain sambil menyeimbangkan pengawasan regulasi dengan akses pasar.
Penerimaan institusional terhadap Bitcoin yang semakin meningkat dilengkapi dengan kemunculan model aset digital alternatif yang bertujuan meniru manfaat aset tradisional. Misalnya, proyek seperti Avalon X memasarkan diri sebagai “digital real estate,” menawarkan eksposur fraksional terhadap apresiasi aset dan arus kas melalui utility token. Model ini memanfaatkan blockchain untuk memungkinkan akses ke investasi properti dengan hambatan masuk yang lebih rendah, termasuk kepemilikan fraksional dan imbal hasil staking. Sementara Bitcoin terutama berfungsi sebagai penyimpan nilai tanpa hasil langsung atau utilitas, token seperti Avalon X bertujuan memberikan manfaat nyata seperti diskon menginap dan imbal hasil investasi. Pendekatan ganda ini—Bitcoin untuk pelestarian dan digital real estate untuk pertumbuhan—selaras dengan strategi manajemen kekayaan tradisional.
Seiring Bitcoin terus berkembang, perannya dalam keuangan global kemungkinan akan semakin meluas. Analis dan regulator semakin menyadari perlunya kerangka regulasi yang mendukung inovasi sekaligus melindungi investor. AS, dengan infrastruktur keuangan dan ekosistem teknologinya yang mendalam, berada dalam posisi unik untuk membentuk aturan-aturan ini. Namun, persaingan global semakin intensif, dengan negara-negara seperti China mempromosikan model alternatif seperti central bank digital currencies (CBDCs). Hasil dari perlombaan regulasi ini akan memiliki implikasi signifikan bagi masa depan aset digital dan perannya dalam sistem keuangan yang lebih luas.

Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Pendapatan Tron yang Didukung Stablecoin Mungkin Sedang Memperkuat Dominasi Pasarnya



Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








