Menavigasi Kedaluwarsa Opsi Bitcoin Senilai $15 Miliar: Strategi Masuk dan Manajemen Risiko di Pasar yang Volatil
- Kedaluwarsa opsi Bitcoin pada 29 Agustus 2025 melibatkan nilai nosional sebesar $11,6–$14,6 miliar, menciptakan arena volatil antara trader institusional dan ritel. - Rasio put/call sebesar 1,31 dan level max pain $116.000 menunjukkan bias bearish, namun penyedia likuiditas mungkin mendorong harga ke level ini untuk meminimalkan kerugian. - Hedging institusional melalui inverse ETF dan faktor makroekonomi seperti inflasi serta kebijakan The Fed menambah kompleksitas, menyeimbangkan sinyal teknikal dengan dinamika pasar yang lebih luas. - Opsi strategis seperti contr...
Kadaluarsa opsi Bitcoin pada 29 Agustus 2025 mewakili salah satu peristiwa derivatif paling penting dalam sejarah kripto, dengan nilai nosional sebesar $11.6–$14.6 billion yang dipertaruhkan [1][3]. Kadaluarsa ini bukan sekadar tonggak teknis, tetapi juga menjadi medan pertempuran bagi trader institusional dan ritel, di mana posisi opsi, sinyal makroekonomi, dan strategi algoritmik bertemu untuk membentuk aksi harga. Bagi investor, memahami interaksi antara rasio put/call, level max pain, dan klaster open interest sangat penting untuk menavigasi volatilitas—dan bahkan memanfaatkannya.
Bias Bearish dan Dinamika Max Pain
Rasio put/call sebesar 1,31 untuk kadaluarsa Agustus menyoroti bias bearish yang jelas, dengan put terkonsentrasi di harga strike $108,000 dan $112,000—level yang sedikit di bawah harga Bitcoin saat ini di $110,000 [1]. Ketidakseimbangan ini mencerminkan meningkatnya permintaan perlindungan terhadap penurunan harga, karena trader melakukan lindung nilai terhadap kemungkinan koreksi. Namun, level “max pain” di $116,000 memperkenalkan daya tarik gravitasi yang berlawanan: jika Bitcoin mendekati harga ini, jumlah opsi terbesar akan kadaluarsa di luar uang, sehingga mendorong penyedia likuiditas untuk mengarahkan harga ke titik ini guna meminimalkan kerugian [1].
Dinamika ini menciptakan paradoks. Meskipun posisi yang didominasi put menunjukkan prospek bearish jangka pendek, level max pain bertindak sebagai lantai teknis, yang berpotensi memicu rebound jangka pendek jika Bitcoin turun di bawah $116,000. Trader yang menggunakan short strangle di dekat max pain atau gamma scalping di zona yang didominasi put dapat memanfaatkan pergerakan ini, meskipun risiko pembalikan harga yang cepat tetap tinggi [1].
Sentimen Institusional dan Nuansa Makro
Aktivitas institusional semakin memperumit gambaran. Kuartal 3 2025 telah melihat lonjakan lindung nilai melalui ETF terbalik seperti BITI dan REKT, karena investor institusional berupaya melindungi portofolio tanpa melakukan short langsung pada Bitcoin [2]. Secara bersamaan, rasio call/put sebesar 3,21x (untuk posisi institusional yang lebih luas) menandakan kepercayaan pada peran makroekonomi Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik [2]. Dukungan regulasi, termasuk CLARITY dan GENIUS Acts, juga telah membuka akses $43 trillion dalam aset pensiun untuk eksposur Bitcoin, meningkatkan likuiditas dan permintaan on-chain [2].
Namun, kekuatan bullish ini menghadapi ujian krusial. Sinyal kebijakan Federal Reserve pasca-Jackson Hole dan tren sektor AI dapat mengesampingkan aksi harga yang didorong derivatif, menciptakan tarik-menarik antara posisi opsi bearish dan optimisme makro [1]. Misalnya, jika The Fed memberi sinyal kebijakan moneter yang lebih ketat, bias bearish pada opsi bisa mendominasi, mendorong Bitcoin ke level max pain-nya. Sebaliknya, pivot dovish dapat memicu reli short-covering, menguntungkan posisi long yang kontrarian.
Strategi Masuk dan Mitigasi Risiko
Bagi investor, kadaluarsa ini menghadirkan dua strategi utama:
1. Long Kontrarian: Membeli call di dekat level max pain $116,000, bertaruh pada rebound jika penyedia likuiditas mendorong harga naik untuk menghindari kadaluarsa massal.
2. Short Strangle: Menjual put dan call out-of-the-money di sekitar $108,000 dan $120,000, meraih keuntungan dari pergerakan harga yang terbatas sambil membatasi risiko penurunan [1].
Namun, strategi ini memerlukan manajemen risiko yang ketat. Klaster open interest di sekitar $108,000 dan $112,000 menunjukkan bahwa bahkan penurunan harga yang moderat dapat memicu likuidasi berantai, memperbesar volatilitas [1]. Trader juga harus memantau kadaluarsa Ethereum sebesar $3.2 billion, karena korelasi lintas aset dapat berdampak pada aksi harga Bitcoin [4].
Kesimpulan
Kadaluarsa 29 Agustus adalah pelajaran utama dalam manipulasi harga yang didorong opsi. Meskipun rasio put/call dan level max pain menunjukkan bias bearish, lindung nilai institusional dan faktor makroekonomi menambah ketidakpastian. Investor harus menyeimbangkan sinyal teknis dengan fundamental pasar yang lebih luas, menggunakan kadaluarsa ini sebagai peluang untuk memperbaiki titik masuk dan mengelola risiko di lingkungan yang volatil. Seperti biasa, kuncinya adalah adaptabilitas—kesiapan menghadapi daya tarik gravitasi max pain dan kekuatan perubahan makroekonomi yang tak terduga.
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai

Ether Bisa Tetap di Bawah 0,05 ETH/BTC Meski Harga Naik dan Adopsi Institusional


Cardano (ADA) Dekat Support $0.8851, Bisa Turun Menuju $0.87-$0.86 atau Uji $1 Jika Breakout

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








