- Tether tidak lagi membekukan smart contract USDT di lima blockchain setelah menerima masukan dari pengguna.
- Pengguna masih dapat mentransfer USDT di jaringan ini namun tidak dapat menebus atau menerbitkan token baru ke depannya.
- Tether kini akan memfokuskan dukungan pada jaringan seperti Tron dan Ethereum yang memiliki aktivitas tinggi dan permintaan pengguna yang kuat.
Tether telah membatalkan keputusannya untuk membekukan smart contract USDT di lima blockchain. Penerbit stablecoin tersebut mengonfirmasi bahwa pengguna masih dapat mentransfer token di jaringan tersebut. Namun, Tether tidak lagi mendukung penerbitan atau penebusan di jaringan tersebut. Blockchain yang dimaksud adalah Omni Layer, EOS, Kusama, Algorand, dan Bitcoin Cash SLP.
Pembaruan ini mengikuti masukan dari komunitas yang terdampak. Tether awalnya berencana membekukan kontrak tersebut pada 1 September. Namun, token akan tetap aktif namun kehilangan status dukungan resmi. Ini berarti pengguna dapat mentransfer token, namun tidak dapat menebus atau mencetak token baru di jaringan ini.
Masukan Komunitas Mendorong Perubahan Kebijakan
Pengumuman dari Tether menunjukkan perubahan besar dalam strategi blockchain mereka. Strategi ini sejalan dengan minat perusahaan untuk menargetkan ekosistem yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Rencana yang direvisi ini tidak berarti pembekuan total, melainkan mengarahkan Tether ke platform yang lebih dinamis.
Hanya beberapa blockchain yang telah diadopsi secara luas. Tron dan Ethereum terus mendominasi dukungan Tether. Tron menampung USDT senilai $80.9 billion, sementara Ethereum memegang $72.4 billion. BNB Chain menyusul dengan sirkulasi $6.78 billion.
Tether mulai mengurangi dukungan untuk lima blockchain tersebut hampir dua tahun lalu. Pada 2023, Tether menghentikan penerbitan USDT di Omni Layer, Kusama, dan Bitcoin Cash SLP. Pencetakan di EOS dan Algorand dihentikan pada Juni 2024.
Sirkulasi USDT Berbeda di Setiap Chain
Omni Layer akan mengalami dampak terbesar, dengan USDT senilai $82.9 million masih beredar. EOS menyusul dengan $4.2 million. Chain lainnya, Bitcoin Cash SLP, Algorand, dan Kusama masing-masing memiliki kurang dari $1 million.
Tether menegaskan bahwa token-token ini akan tetap dapat ditransfer namun kehilangan status resmi mereka. Artinya, token tersebut masih dapat beroperasi namun tanpa dukungan atau pembaruan yang sama.
Langkah ini menandakan prioritas berkelanjutan Tether pada jaringan dengan keterlibatan pengguna tinggi dan skalabilitas. Perusahaan tetap fokus pada platform dengan aktivitas pengembangan jangka panjang dan utilitas.
Pertumbuhan Kuat di Pasar Stablecoin
Total pasar stablecoin kini mencapai $285.9 billion, menurut CoinGecko. USDT memimpin dengan $167.4 billion, diikuti oleh USDC dengan $71.5 billion. Ekosistem lain seperti Solana, Base, dan Arbitrum menunjukkan aktivitas stablecoin yang meningkat, meskipun banyak yang menggunakan USDC dibandingkan USDT.
Keputusan Tether juga sejalan dengan perkembangan regulasi yang lebih luas. Pada bulan Juli, Amerika Serikat mengesahkan GENIUS Act. Undang-undang ini bertujuan memperkuat dolar AS dengan mempromosikan stablecoin yang didukung dolar.
Treasury memperkirakan pasar stablecoin akan mencapai $2 trillion pada tahun 2028. Langkah terbaru Tether mencerminkan pergeseran fokus yang berkelanjutan ke lingkungan blockchain yang lebih aktif.