Momentum Bearish Bitcoin vs. Breakout Bullish Gold: Realokasi yang Didorong Faktor Makro pada Akhir 2025
- Pada akhir tahun 2025, Bitcoin menghadapi momentum bearish sementara emas mencapai rekor tertinggi, didorong oleh realokasi modal institusi di tengah perubahan makroekonomi dan kejelasan regulasi. - Koreksi Bitcoin sebesar 30% pada bulan Agustus ke $75.000 dan akumulasi institusi sebanyak 3,68M BTC menyoroti volatilitas yang mirip dengan ekuitas dan kerentanannya terhadap perubahan kebijakan The Fed. - Emas melonjak ke $3.534/oz berkat pembelian 710 ton oleh bank sentral dan arus masuk ETF sebesar $19,2B, memperkuat perannya sebagai aset safe-haven terhadap inflasi dan risiko geopolitik.
Pada akhir tahun 2025, pasar cryptocurrency dan logam mulia telah mengalami perbedaan yang tajam, dengan Bitcoin menghadapi momentum bearish dan emas mengalami breakout historis. Realokasi modal institusional ini mencerminkan pergeseran yang lebih luas dalam sentimen makroekonomi, kejelasan regulasi, dan selera risiko. Untuk memahami dinamika ini, kita harus membedah interaksi antara arus institusional, indikator teknikal, dan dorongan makroekonomi yang membentuk kedua aset ini.
Koreksi Bearish Bitcoin: Ujian Ketahanan Institusional
Koreksi Bitcoin sebesar 30% pada Agustus 2025, yang membawa harganya ke $75.000, telah memicu perdebatan apakah ini menandai awal pasar bearish atau fase konsolidasi [1]. Sementara investor institusional telah mengakumulasi 3,68 juta BTC hingga akhir kuartal ketiga, menghilangkan 18% dari suplai yang beredar, volatilitas aset ini dan korelasi mirip ekuitas (0,76) membuatnya lebih rentan terhadap perubahan makroekonomi [2]. Perubahan sikap hawkish Federal Reserve pada bulan Agustus memperburuk tekanan jual jangka pendek, karena investor menyesuaikan portofolio di tengah kekhawatiran inflasi [1].
Namun, indikator teknikal menunjukkan gambaran yang lebih bernuansa. Metrik MVRV Z-Score dan VDD mengindikasikan pemegang jangka panjang sedang mengakumulasi Bitcoin, pola yang secara historis diamati selama dasar siklus bullish [3]. Namun, kondisi overbought dan volatilitas aset yang terkompresi (sekarang 2,2 kali emas) belum sepenuhnya mengatasi kekhawatiran tentang perannya sebagai aset safe haven [3]. Sementara itu, rasio dominasi Bitcoin turun dari 65% pada Juni menjadi 59% pada Agustus, menandakan realokasi modal ke altcoin seperti Ethereum dan Solana [6].
Breakout Bullish Emas: Safe-Haven yang Ditegaskan Kembali
Emas, sebaliknya, telah melonjak ke rekor tertinggi $3.534 per troy ounce pada akhir 2025, didorong oleh pembelian bank sentral (710 ton pada 2025) dan korelasi terbalik dengan ekuitas (-0,01 selama 10 tahun) [2]. Investor institusional, termasuk 59% portofolio institusional, semakin banyak mengalokasikan 10–15% ke emas untuk stabilitas, memanfaatkan perannya sebagai penyangga risiko sistemik [4]. ETF emas seperti SPDR Gold Shares (GLD) telah menarik arus masuk bersih sebesar $19,2 miliar sepanjang tahun, melampaui ETF Bitcoin yang sebesar $13,6 miliar [4].
Perubahan sikap dovish Federal Reserve pada September 2025 semakin memperkuat daya tarik emas, karena investor mencari perlindungan terhadap depresiasi dolar dan ketegangan geopolitik [1]. Bank sentral, terutama di pasar negara berkembang, memprioritaskan emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan mata uang, dengan SPDR Gold Shares naik 24,4% dibandingkan ETF Bitcoin yang 14,5% [3]. Perbedaan ini menegaskan kembali peran abadi emas sebagai aset safe-haven tradisional, bahkan ketika adopsi institusional Bitcoin tumbuh.
Sentimen Institusional: Strategi Barbell Muncul
Investor institusional mengadopsi pendekatan “barbell”, menyeimbangkan potensi pertumbuhan Bitcoin dengan stabilitas emas. Sementara rasio Sharpe Bitcoin (1,04–1,06) tertinggal dari emas (2,03), portofolio terdiversifikasi yang menggabungkan 20% Bitcoin dan 80% emas mencapai rasio Sharpe yang lebih kuat sebesar 2,94 [2]. Strategi ini mencerminkan pengakuan atas kelangkaan terprogram Bitcoin dan normalisasi regulasi (melalui CLARITY Act dan revisi ERISA) di samping ketahanan emas yang telah teruji waktu [1].
Namun, persaingan Bitcoin dengan alternatif yang menghasilkan imbal hasil seperti Ethereum semakin intensif. ETF Ethereum menarik $2,96 miliar pada kuartal ketiga 2025, melampaui arus keluar Bitcoin, karena investor memanfaatkan APY staking Ethereum sebesar 3,5% [2]. Realokasi ini menyoroti pergeseran yang lebih luas ke aset dengan utilitas dan pendapatan, terutama karena Bitcoin tanpa imbal hasil menghadapi pengawasan di lingkungan suku bunga rendah.
Dorongan Makroekonomi dan Jalan ke Depan
Arah kebijakan Federal Reserve tetap menjadi kunci. Probabilitas 90% pemotongan suku bunga pada September 2025 dapat menyalakan kembali lingkungan risk-on, namun inflasi yang persisten dan ketegangan geopolitik dapat menunda pelonggaran [4]. Untuk Bitcoin, peristiwa halving 2024 telah menciptakan narasi deflasi, dengan JPMorgan memperkirakan aset ini undervalued sebesar 13% dibandingkan emas, memproyeksikan harga wajar sebesar $126.000 [5]. Sementara itu, emas diproyeksikan mencapai $4.000/oz pada 2026, didorong oleh permintaan bank sentral dan perannya sebagai lindung nilai terhadap risiko sistemik [2].
Kesimpulan: Era Baru Realokasi Aset
Realokasi antara Bitcoin dan emas pada akhir 2025 mencerminkan lanskap institusional yang semakin matang, di mana pendorong makroekonomi dan kejelasan regulasi menentukan arus modal. Sementara volatilitas dan perilaku mirip ekuitas Bitcoin menantang statusnya sebagai safe-haven, kelangkaan digital dan adopsi institusional menempatkannya sebagai penyimpan nilai berorientasi pertumbuhan. Sebaliknya, emas tetap menjadi diversifier stabil, terutama dalam skenario stagflasi. Seiring arah kebijakan The Fed dan tren inflasi global berkembang, investor harus menavigasi dualitas ini dengan pendekatan strategis barbell.
Sumber:
[1] Bitcoin's Q3 2025 Surge: Navigating Fed Policy and Institutional Capital Shifts
[2] Bitcoin and Gold in 2025: Diversifying Risk with Dual Hedges
[3] Gold and Bitcoin Decouple. What's Driving the Divergence?
[4] The Shifting Bitcoin-Gold Correlation: Implications for Safe-Haven Investing in a Volatile Market
[5] Bitcoin Undervalued Versus Gold
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Tidak bisa mengalahkan, maka bergabunglah? Eksekutif Nasdaq menceritakan mengapa secara aktif "merangkul" tokenisasi
Saham perusahaan terkemuka seperti Apple dan Microsoft di masa depan akan dapat diperdagangkan dan diselesaikan di Nasdaq dalam bentuk token blockchain.



Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








