Catatan Utama
- Avalanche kini menjadi tuan rumah bagi stablecoin pertama yang didukung oleh won Korea yang disebut KRW1.
- Stablecoin ini sepenuhnya dijamin dengan simpanan won Korea yang disimpan di Woori Bank.
- Saat ini, stablecoin tersebut belum beredar, melainkan masih dalam fase PoC.
Penjaga aset digital populer asal Korea Selatan, BDACS, secara resmi telah meluncurkan stablecoin pertama yang didukung won di Avalanche. Menurut blockchain tersebut, aset digital ini, yang dinamakan KRW1, sepenuhnya dijamin dengan simpanan won Korea yang disimpan di Woori Bank. Perlu dicatat bahwa stablecoin ini belum sepenuhnya beredar.
BDACS Menargetkan Panggung Global dengan Stablecoin KRW1
Dalam unggahannya, Avalanche dengan jelas menyatakan bahwa “Setiap KRW1 didukung 1:1 dengan won yang disimpan dalam escrow di Woori Bank,” yang merupakan salah satu institusi keuangan teratas di Korea Selatan.
Dalam siaran pers, BDACS mencatat bahwa peluncuran ini mengikuti keberhasilan penyelesaian Proof of Concept (PoC) penuh untuk stablecoin tersebut. Fase ini dilakukan untuk memastikan kelayakan teknis KRW1. BDACS berfokus untuk memanfaatkan integrasi API perbankan real-time dari Woori Bank. Penjaga aset ini yakin dengan kemampuannya untuk mempromosikan transparansi dan menawarkan Proof-of-Reserve (PoR) yang dapat diverifikasi.
“Peluncuran ini jauh melampaui penerbitan token,” menurut siaran pers tersebut. “BDACS telah mengembangkan kerangka kerja komprehensif, termasuk sistem penerbitan dan manajemen serta aplikasi yang mendukung transfer peer-to-peer dan verifikasi transaksi.”
Dalam jangka panjang, tujuan BDACS adalah memposisikan stablecoin ini di antara aset yang digunakan untuk pembayaran, pengiriman uang, investasi, dan simpanan secara global. Di kemudian hari, KRW1 dapat digunakan dalam aplikasi sektor publik seperti sistem penyelesaian untuk penyaluran bantuan darurat.
Reputasi Avalanche dengan Stablecoin
Keputusan untuk mengeksplorasi blockchain Avalanche berasal dari pengakuan atas keandalan dan keamanannya dalam penggunaan sektor publik.
Sebelumnya, proyek lain seperti Circle dan Defrost Finance juga telah memanfaatkan jaringan Proof-of-Stake (PoS) terdesentralisasi open-source ini untuk peluncuran stablecoin mereka. Mereka mengandalkan kemampuan blockchain ini untuk memberikan pembayaran dan layanan keuangan yang cepat dan efisien.
Terlepas dari pujian untuk Avalanche, BDACS berencana untuk memperluas stablecoin KRW1 ke blockchain lain guna memfasilitasi interoperabilitas. Selain itu, BDACS juga mempertimbangkan untuk berkolaborasi dengan stablecoin yang dipatok USD seperti USDC USDC $1.00 volatilitas 24h: 0.0% Kapitalisasi pasar: $73.47 B Vol. 24h: $30.90 B dan USDT USDT $1.00 volatilitas 24h: 0.0% Kapitalisasi pasar: $171.18 B Vol. 24h: $139.19 B.
Ekonomi Stablecoin di Korea Selatan
Akhir-akhir ini, Korea Selatan cukup strategis dalam penggunaan stablecoin di yurisdiksinya. Tiga bulan lalu, Min Seok, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat di wilayah tersebut, memperkenalkan rancangan undang-undang yang mencakup rezim perizinan baru untuk stablecoin.
Dengan penuh keyakinan, Seok menyatakan bahwa RUU Digital Asset Basic Act akan sangat penting untuk membuat Korea Selatan unggul dalam ekonomi digital global. Dalam upaya melindungi investor dan aset mereka, penerbit diharapkan memiliki modal pemilik lebih dari 500 juta won Korea, setara dengan $367,890.
Ekosistem regulasi stablecoin yang lebih baik ini telah membuat industri aset digital semakin menarik bagi perusahaan Keuangan Tradisional (TradFi). Pada bulan Agustus, KakaoBank, bank digital-only terbesar di Korea Selatan, mengisyaratkan rencananya untuk memasuki pasar stablecoin. Bahkan Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan sedang mengerjakan pengajuan rancangan undang-undang stablecoin won ke parlemen pada bulan Oktober.
next
