Hyperliquid Memimpin Gelombang Buyback Token Senilai $1,4 Miliar yang Menyapu Crypto pada 2025

Proyek-proyek cryptocurrency telah menggelontorkan lebih dari $1,4 miliar untuk pembelian kembali token pada tahun 2025, dengan hanya 10 proyek yang menyerap 92% dari total pengeluaran. 

Hyperliquid, sebuah protokol bursa perpetual terdesentralisasi, memimpin pasar dengan komitmen sekitar $645 juta. Jumlah ini mewakili hampir setengah dari seluruh aktivitas pembelian kembali token yang tercatat di pasar crypto tahun ini.

Pembelian Kembali Token Meningkat pada 2025 

Menurut laporan terbaru dari CoinGecko, 28 proyek cryptocurrency telah mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk pembelian kembali token tahun ini. Laju pembelian kembali meningkat pada paruh kedua tahun 2025, dengan pengeluaran pembelian kembali melonjak 85% dari bulan ke bulan pada Juli. 

“Meskipun lonjakan pengeluaran pembelian kembali token dikaitkan dengan bulan September, hal ini disebabkan oleh pengumuman pembelian kembali satu kali dari LayerZero, yang tidak menyebutkan kapan pembelian tersebut dilakukan. Jika tidak menghitung pembelian kembali ZRO, pada bulan September hanya terdapat pengeluaran pembelian kembali token sebesar $168,45 juta,” catat analis riset CoinGecko, Yuqian Lim.

Hingga pertengahan Oktober, pengeluaran pembelian kembali telah mencapai $88,81 juta. Ini menunjukkan bahwa pasar berada di jalur untuk mencatat empat bulan berturut-turut melebihi rata-rata bulanan paruh pertama sebesar $99,32 juta. 

Rata-rata, sekitar $145,93 juta telah dibelanjakan setiap bulan, menandakan antusiasme yang tumbuh terhadap mekanisme ini di seluruh sektor.

Pengeluaran Pembelian Kembali Token. Sumber: CoinGecko

Hyperliquid Mendominasi Pembelian Kembali Token Tahun Ini

Hyperliquid menonjol sebagai pemimpin tak terbantahkan dalam pembelian kembali token tahun ini. Proyek ini telah membelanjakan lebih dari $644,64 juta dari pendapatannya melalui Assistance Fund. Jumlah ini setara dengan total gabungan dari sembilan proyek terbesar berikutnya.

Selain itu, protokol ini menyumbang 46% dari seluruh aktivitas pembelian kembali token pada tahun 2025. Sejauh ini, jaringan telah membeli kembali 21,36 juta token HYPE, yang mewakili 2,1% dari total pasokan.

Menurut perkiraan awal OAK Research, model Hyperliquid berpotensi membeli kembali hingga 13% dari total pasokannya setiap tahun. 

LayerZero mengikuti Hyperliquid dengan pembelian kembali satu kali sebesar $150 juta untuk token ZRO, memperoleh 5% dari pasokannya. Pump.fun telah menginvestasikan $138 juta untuk pembelian kembali PUMP sejak Juli, mencakup 3% dari pasokan. 

“Meskipun pengeluaran pembelian kembali PUMP berada di level bawah dibandingkan dengan HYPE sejauh ini, perlu dicatat bahwa Pump.fun telah membeli kembali porsi 3,0% dari total pasokan, yang lebih tinggi,” sorot Lim

Sementara itu, Raydium mengalokasikan $100 juta untuk pembelian kembali dan pembakaran token RAY. Terakhir, melengkapi daftar 10 teratas adalah Sky Protocol (SKY), Jupiter (JUP), Ethena (ENA), Rollbit (RLB), Bonk (BONK), dan Aave (AAVE).

Protokol Teratas yang Memimpin Pembelian Kembali Token. Sumber: CoinGecko

Dalam hal porsi pasokan yang dipensiunkan, GMX unggul dengan pembelian kembali yang setara dengan 12,9% dari pasokannya senilai $20,86 juta, menyoroti efisiensi dalam upaya skala kecil.

“Tidak termasuk program pembelian kembali dan pembakaran, 23 pembelian kembali token yang diteliti di sini rata-rata telah membeli kembali 1,9% dari total pasokan masing-masing. Sejauh ini, 14 dari 23 proyek hanya membeli kembali kurang dari 1,0% dari total pasokan,” tambah laporan tersebut.

Pembelian Kembali Token: Apa yang Mendorong Lonjakan Ini?

Beberapa faktor mendorong ledakan pembelian kembali pada tahun 2025. Menurut DWF Labs, lonjakan ini berasal dari konvergensi profitabilitas, kematangan tata kelola, dan psikologi pasar di seluruh ruang Web3. 

“Dengan semakin banyak proyek yang mencapai profitabilitas, pembelian kembali telah menjadi strategi penting untuk memberi penghargaan kepada pengguna jangka panjang, mengurangi pasokan yang beredar, dan menciptakan umpan balik positif yang menguntungkan baik pengguna maupun proyek,” demikian isi laporan tersebut.

Seiring semakin banyak protokol terdesentralisasi yang mencapai pendapatan berkelanjutan, mereka mulai menyalurkan pendapatan ke pembelian kembali token untuk memperkuat nilai jangka panjang dan kepercayaan komunitas. DWF menyoroti bahwa tata kelola DAO yang matang dan manajemen kas yang disiplin—seperti pembelian kembali terstruktur “Aavenomics” milik Aave—membantu menginstitusionalisasikan praktik-praktik ini. 

Pada saat yang sama, investor beralih ke model token berbasis kelangkaan setelah tahun 2024 yang volatil. Sementara itu, sistem otomatis on-chain dari proyek seperti Hyperliquid dan Raydium mengubah pembelian kembali menjadi mekanisme yang transparan dan berkelanjutan. 

Bersama-sama, dinamika ini mengubah pembelian kembali menjadi ciri khas tokenomics yang disiplin dan tren utama dalam ekonomi terdesentralisasi tahun 2025.