- Bank of Ghana bertujuan untuk mengatur kripto pada Desember 2025.
- Sekitar 3 juta warga Ghana menggunakan mata uang digital pada 2023–2024.
- Meski sudah ada jadwal, unit penegakan hukum masih belum memiliki staf, sehingga menimbulkan kekhawatiran.
Bank sentral Ghana telah berkomitmen untuk memperkenalkan regulasi cryptocurrency pada Desember 2025, meskipun departemen penegakannya belum memiliki staf. Gubernur Bank of Ghana, Johnson Asiama, mengumumkan rencana tersebut selama pertemuan musim gugur International Monetary Fund di Washington. Ia mengatakan bahwa rancangan undang-undang aset virtual yang baru akan diajukan ke parlemen sebelum akhir tahun. Keputusan ini diambil seiring dengan penggunaan mata uang digital yang terus tumbuh pesat di negara tersebut.
Sekitar tiga juta orang dewasa, atau sekitar 17% dari populasi Ghana, saat ini menggunakan cryptocurrency untuk pembayaran, tabungan, dan remitansi. Antara Juli 2023 dan Juni 2024, transaksi kripto di Ghana mencapai sekitar $3 miliar. Aktivitas ini mencerminkan perubahan besar dalam perilaku keuangan saat warga beralih dari sistem perbankan formal.
Departemen Pengawasan Baru dalam Proses Pembentukan
Menurut laporan dari Bloomberg, Asiama mengatakan bank sentral sedang membangun departemen baru yang didedikasikan untuk mengawasi aktivitas kripto. Rekrutmen dan pelatihan staf teknis sedang berlangsung, dengan tujuan membentuk tim penegakan khusus. Ia menekankan bahwa pemantauan transaksi digital sangat penting untuk melindungi sistem keuangan.
Undang-undang baru ini akan memberikan wewenang kepada bank untuk melisensikan platform kripto dan melacak data keuangan yang saat ini belum tercatat secara resmi. Bank of Ghana memandang kerangka kerja ini sebagai alat untuk meningkatkan pengelolaan kebijakan moneter.
Dengan suku bunga sebesar 28% dan inflasi sebesar 13,7%, otoritas menginginkan pengawasan yang lebih kuat terhadap arus uang yang memengaruhi stabilitas mata uang. Volatilitas cedi tetap menjadi perhatian, setelah naik 48% selama setahun terakhir setelah sebelumnya turun tajam sebesar 25%.
Dorongan Regional Menuju Aturan yang Jelas
Rencana Ghana mengikuti langkah regional menuju pengawasan kripto yang formal. Seperti yang dilaporkan oleh CryptoNewsLand sebelumnya, parlemen Kenya baru-baru ini mengesahkan Virtual Asset Service Providers Bill, yang kini menunggu tanda tangan presiden. Undang-undang tersebut memberikan wewenang pengaturan stablecoin kepada Central Bank of Kenya dan pengawasan bursa kepada Capital Markets Authority. Nigeria tetap menjadi pasar kripto terbesar di kawasan ini, menangani $59 miliar transaksi mata uang digital selama periode yang sama.
Financial Sector Conduct Authority Afrika Selatan telah mendaftarkan 59 platform kripto, dengan 260 lainnya masih dalam pertimbangan. Berdasarkan tren pasar terbaru, pemerintah di benua ini sedang menerapkan aturan untuk meningkatkan transparansi dalam ekonomi digital yang berkembang pesat. Meskipun Ghana memiliki jadwal yang ambisius, ada kekhawatiran terkait kapasitas implementasi. Pengawasan cryptocurrency oleh bank sentral belum memiliki staf, sehingga menimbulkan keraguan atas kesiapan untuk menegakkannya.
Otoritas belum menerbitkan informasi mengenai regulasi lisensi, mandat modal, dan sanksi atas pelanggaran. Sudah ada proyek berbasis blockchain di bawah eksperimen Ghana, seperti perangko digital peringatan dan uji coba e-cedi, mata uang digital bank sentral. Seberapa cepat otoritas dapat menutup kesenjangan antara desain kebijakan dan kapasitas institusional dapat menentukan keberhasilan regulasi yang akan datang.