- Dominasi BTC tetap di bawah angka 60% sementara para trader mengamati potensi resistensi yang terbentuk di dekat siklus halving utama.
 - Analis menyarankan bahwa dominasi BTC yang berkepanjangan dapat menandakan potensi reli altcoin setelah mencapai level overbought.
 - Pola halving historis menunjukkan bahwa likuiditas pasar mungkin segera bergeser dari BTC ke altcoin berkapitalisasi besar.
 
Dominasi pasar Bitcoin mendekati 60%, menandakan fase krusial bagi pasar kripto seiring mendekatnya halving berikutnya. Analis yang memantau grafik jangka panjang BTC mencatat pola konsisten resistensi dominasi yang terbentuk di sekitar setiap peristiwa halving. Meskipun terjadi beberapa penurunan, Bitcoin berhasil mempertahankan kehadiran yang kuat dibandingkan aset digital lainnya.
Tidak seperti trader spekulatif yang sering mengubah posisi dengan setiap pergerakan jangka pendek, pemegang jangka panjang mengikuti rencana yang terstruktur. Mereka menahan diri dari perubahan sentimen yang sering, memilih untuk tetap pada strategi yang selaras dengan perilaku siklus sebelumnya. Data pasar saat ini menunjukkan tren yang persisten, mengindikasikan dominasi BTC dapat segera mendekati atau melampaui angka 60%.
Konteks historis menunjukkan bahwa dominasi Bitcoin cenderung memuncak sebelum peristiwa halving, yang sering diikuti oleh pertumbuhan signifikan pada altcoin. Dengan halving berikutnya yang diperkirakan terjadi pada 2025, pelaku pasar dengan cermat mengamati sinyal-sinyal berulang ini.
Pola Dominasi BTC Melalui Fase Halving
Dominasi Bitcoin, yang mengukur pangsa pasar BTC terhadap seluruh cryptocurrency, telah menunjukkan kekuatan siklikal selama bertahun-tahun. Data dari halving sebelumnya pada 2016 dan 2020 menunjukkan lonjakan dominasi serupa, diikuti oleh koreksi bertahap. Pergeseran ini menunjukkan bahwa modal sering terkonsolidasi di BTC sebelum mengalir ke altcoin selama periode ekspansi.
Dominasi BTC bertahan lebih kuat dalam siklus ini dibandingkan siklus sebelumnya. Bahkan dengan fluktuasi, dominasi belum kembali ke level tertinggi sebelumnya di atas 73,75%. Level resistensi saat ini terlihat di sekitar 60%, 48,45%, dan 39,56%, sejalan dengan zona retracement historis. Analis menafsirkan ini sebagai bukti perilaku siklikal yang terprogram, di mana BTC mengonsolidasikan kekuatan sebelum mendistribusikan kembali likuiditas.
Beberapa analis menggambarkan BTC sebagai aset yang “terprogram” untuk mengungguli aset lain di tahap awal ekspansi pasar. Pengamatan ini sejalan dengan perannya sebagai penyimpan nilai sebelum pasar yang lebih luas mendiversifikasi ke koin yang lebih berisiko. Ketahanan yang terlihat dalam siklus terbaru semakin memperkuat argumen bahwa performa BTC tetap terkait dengan struktur halving-nya.
Apakah Musim Altcoin Akan Segera Dimulai?
Pertanyaan utama yang diajukan banyak trader adalah, apakah halving berikutnya akan memicu musim altcoin terbesar yang pernah ada? Pengamat pasar menyarankan bahwa setelah dominasi BTC menjadi “terlalu menarik”, kelebihan modal secara tradisional mengalir ke altcoin. Rotasi likuiditas ini telah mendefinisikan siklus sebelumnya, memicu lonjakan besar pada aset sekunder.
Analisis grafik menunjukkan bahwa altcoin dapat mengalami pertumbuhan baru setelah dominasi BTC stabil di dekat level resistensi. Saat BTC terkonsolidasi, minat investor sering beralih ke token dengan volatilitas dan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi. Pola ini secara historis menandai awal reli altcoin secara luas.
Meski antusiasme tinggi, analis memperingatkan bahwa tidak setiap aset akan mendapat manfaat yang sama. Fase transisi antara kekuatan BTC dan ekspansi altcoin sering menciptakan lonjakan volatilitas. Trader memperkirakan peluang dan risiko akan meningkat tajam setelah siklus beralih dari puncak dominasi Bitcoin.



