Berita

Menurut Jinse Finance, kesepakatan dagang tak terduga antara AS dan Jepang telah memicu volatilitas pasar yang signifikan, mendorong saham Jepang ke rekor tertinggi dan memicu gelombang penjualan obligasi pemerintah. Namun, setelah euforia awal, para investor mulai menilai kembali risiko domestik. “Kesepakatan ini membawa rasa lega yang besar, tetapi sekarang pasar berkata: tunggu dulu, jangan terlalu cepat merayakan,” ujar Vishnu Varathan, Kepala Ekonomi dan Strategi di Mizuho Bank. Fokus kini beralih ke sejumlah peristiwa penting dalam beberapa hari mendatang, yang mungkin akan mengungkap arah pergerakan saham Jepang yang tahun ini tertinggal dari rekan-rekan regionalnya. Meskipun Bank of Japan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada rapat kebijakan Kamis depan, setiap isyarat kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan September dapat berdampak pada pasar saham dan obligasi. Para investor juga mencermati laporan keuangan perusahaan seperti Fujitsu, Tokyo Electron, dan Nissan Motor. Meski hasil ini belum akan mencerminkan dampak dari kesepakatan dagang, laporan tersebut dapat menunjukkan ketahanan sejati perusahaan-perusahaan ini dalam lingkungan tarif tinggi yang berkepanjangan—meskipun prospeknya kini sudah lebih optimistis dibandingkan skenario terburuk.