Berita

Menurut ChainCatcher yang mengutip laporan dari Decrypt, raksasa pembayaran global Visa mengungkapkan dalam panggilan pendapatan Q2 FY2025 bahwa perusahaan telah memproses lebih dari $200 juta transaksi penyelesaian stablecoin hingga saat ini. Namun, CEO Ryan McInerney menekankan bahwa volume ini masih merupakan bagian kecil dari keseluruhan bisnis Visa. Laporan keuangan menunjukkan bahwa pendapatan Visa untuk kuartal tersebut mencapai $10,17 miliar (naik 14% secara tahunan), dengan laba bersih sebesar $5,83 miliar. Pada hari laporan tersebut dirilis, saham Visa ditutup turun 1,18% di angka $351,29. McInerney mencatat bahwa Visa sedang membangun ekosistem stablecoin melalui inisiatif seperti berinvestasi di perusahaan infrastruktur stablecoin yang berbasis di London, BVNK, bermitra dengan Bridge milik Stripe untuk berekspansi ke pasar Amerika Latin, serta mengembangkan alat keuangan yang dapat diprogram. Namun, ia juga menyatakan bahwa adopsi stablecoin secara global masih terhambat oleh ketidakpastian regulasi, dan mendesak pemerintah AS untuk memperkenalkan regulasi yang “lebih jelas dan pragmatis”. Data industri menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar stablecoin saat ini telah melampaui $272 miliar, namun hanya 10-20% volume transaksi yang melibatkan skenario pembayaran di dunia nyata.

Menurut ChainCatcher, trader kripto Eugene menyatakan di saluran TG pribadinya bahwa ia telah keluar dari sebagian besar posisi long-nya dan saat ini mengambil sikap defensif. Ia mencatat bahwa bulan Agustus secara historis sulit untuk diprediksi, dan pasar tahun ini kemungkinan besar tidak akan berjalan mulus. Selain itu, ia menyebutkan bahwa “musim altcoin” kali ini mungkin menjadi yang terlemah dalam sejarah. Meskipun harga ETH telah naik, belum terjadi efek kekayaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor institusi menjadi kekuatan utama pembelian, dan modal belum mengalir kembali ke pasar altcoin. Oleh karena itu, ia merekomendasikan untuk tetap fokus pada investasi ETH.