CEO Tether, Paolo Ardoino, baru-baru ini mengungkapkan strategi investasi perusahaan senilai $14 miliar yang mencakup berbagai sektor seperti AI, pertanian, energi, dan antarmuka otak-komputer. Sebagai penerbit stablecoin terbesar di dunia, Tether akan fokus berinvestasi pada infrastruktur pembayaran di Afrika serta Amerika Tengah dan Selatan, di mana mereka telah mengoperasikan 500 kios layanan keuangan bertenaga surya dan berencana memperluasnya menjadi 100.000 unit pada tahun 2030. Di sektor AI, perusahaan telah berinvestasi di Northern Data yang memiliki 24.000 GPU H100, serta tengah mengembangkan platform AI terdesentralisasi CUAC. Selain itu, Tether memegang 100.000 bitcoin dan diperkirakan akan menjadi penambang bitcoin terbesar di dunia pada akhir tahun ini. Ardoino menekankan keuntungan tetap menjadi perusahaan swasta, yang memungkinkan investasi jangka sangat panjang, termasuk pengembangan sistem antarmuka otak-komputer open-source. Ia mengusulkan strategi “Empat Pilar Stabilitas”: mata uang stabil, komunikasi, kecerdasan, dan energi, yang dianggapnya sebagai fondasi stabilitas masyarakat. Dalam bisnis stablecoin, Tether sedang mengembangkan Wallet Development Kit (WDK) open-source dan berencana meluncurkan algoritma multi-chain routing untuk secara otomatis memilih jaringan blockchain terbaik bagi pengguna.
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.