Menurut laporan dari Jinse Finance yang mengutip ABC News, pemerintahan Trump menerima "donasi tanpa syarat" berupa pesawat mewah dari Qatar, namun tidak disebutkan secara spesifik bagaimana pesawat tersebut akan dikelola setelah Presiden Trump meninggalkan jabatannya. Nota kesepahaman tersebut ditandatangani awal bulan ini oleh Menteri Pertahanan AS Hegseth dan perwakilan dari Qatar. CBS juga melaporkan bahwa persiapan untuk memodifikasi pesawat sedang berlangsung, dan pesawat tersebut diperkirakan akan menjadi "Air Force One" milik Trump. Meskipun kesepakatan ini menuai kritik baik dari pihak yang menentang Trump maupun beberapa sekutunya, dengan sebagian menyebutnya sebagai "suap" dari kekuatan asing, Gedung Putih menegaskan bahwa penggunaan pesawat tersebut legal dan berjanji akan mendonasikan pesawat itu ke perpustakaan kepresidenan Trump setelah ia lengser. Berdasarkan nota kesepahaman, pesawat akan didonasikan "apa adanya," dengan Pentagon mengawasi semua modifikasi yang diperlukan sebelum dapat digunakan sebagai "Air Force One" kepresidenan. Sebelum pesawat dioperasikan, pemeriksaan keamanan harus dilakukan, termasuk inspeksi terhadap peralatan pengawasan atau perangkat mata-mata.