Lanskap rantai pasokan global untuk manufaktur truk AS sedang mengalami perubahan besar, didorong oleh ketegangan geopolitik, kekurangan tenaga kerja, dan pergeseran strategis menuju nearshoring. Saat perusahaan menyesuaikan operasi mereka untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan efisiensi biaya, para investor dihadapkan pada peluang unik untuk selaras dengan fase inovasi industri berikutnya. Artikel ini membahas pendorong utama transformasi ini dan mengidentifikasi peluang investasi yang dapat diambil dalam nearshoring dan pusat manufaktur alternatif.
Dua tahun terakhir telah mengungkap kerentanan dalam rantai pasokan global. Keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh serangan Houthi di Laut Merah dan rendahnya permukaan air di Terusan Panama telah mengganggu aliran bahan baku dan komponen. Sementara itu, kekurangan tenaga kerja—terutama di sektor truk dan pelabuhan—telah memperburuk kemacetan. Survei tahun 2024 mengungkapkan bahwa 80% produsen melaporkan pergantian tenaga kerja mengganggu produksi, yang secara langsung berdampak pada waktu pengiriman.
Masalah ini semakin diperparah dengan proyeksi kenaikan biaya input untuk baja, aluminium, dan elektronik sebesar 2,7% dalam 12 bulan ke depan, menurut National Association of Manufacturers. Tekanan ini memaksa produsen truk untuk memprioritaskan ketahanan dibandingkan optimalisasi biaya, sebuah pergeseran yang sejalan dengan tren nearshoring yang semakin berkembang.
Perbatasan AS-Meksiko telah muncul sebagai koridor penting untuk nearshoring, dengan perusahaan-perusahaan AS berinvestasi besar-besaran di Meksiko untuk menghindari tarif dan mengurangi waktu tunggu. Pada tahun 2025, perusahaan AS menyumbang 38,7% dari investasi langsung asing (FDI) Meksiko, dengan lebih dari 40% modal ini diarahkan ke sektor manufaktur.
Pemain kunci yang perlu diperhatikan:
- NRS Logistics America Inc. (anak perusahaan dari NRS Corp. yang berbasis di Tokyo) baru-baru ini membuka pusat logistik senilai $90 juta di Arizona, melayani produsen semikonduktor dan baterai EV. Fasilitas ini menjadi contoh permintaan infrastruktur khusus untuk mendukung nearshoring.
- Frisa, produsen baja asal Meksiko, meluncurkan pabrik hot rolling senilai $350 juta di Monterrey, memperluas kapasitasnya untuk memasok sektor dirgantara dan EV. Kedekatannya dengan pasar AS menjadikannya mitra strategis bagi produsen truk.
- Buhler Group sedang membangun pabrik pertamanya di AS di Torreón, Meksiko, untuk mendukung produksi peralatan pertanian, menandakan kepercayaan pada ekosistem industri di kawasan tersebut.
Sementara Meksiko tetap menjadi pilar utama nearshoring, negara bagian AS seperti Texas, Georgia, dan Tennessee mulai muncul sebagai pusat manufaktur alternatif. Texas, misalnya, menarik $22,8 miliar FDI pada 2024, didorong oleh sumber daya energi, kebijakan ramah bisnis, dan akses ke jaringan perdagangan USMCA.
Georgia dan Tennessee juga mulai menarik perhatian, dengan Georgia mengamankan $16,3 miliar investasi manufaktur pada 2024, sebagian besar di sektor EV dan produksi baterai. Metaplant Hyundai senilai $21 miliar di Georgia dan peralihan General Motors senilai $4 miliar dari Meksiko ke Tennessee menyoroti daya tarik kawasan Tenggara yang semakin meningkat.
Peluang investasi di wilayah ini meliputi:
- Texas Logistic and Fulfillment Services, yang sedang membangun pusat 3PL berpengatur suhu di Houston untuk menangani baterai lithium dan barang sensitif suhu.
- MTU Maintenance, pemimpin dalam pemeliharaan dirgantara, memperluas fasilitasnya di Fort Worth, Texas untuk memenuhi permintaan perbaikan mesin yang meningkat, komponen penting bagi armada truk.
Kebijakan federal seperti Inflation Reduction Act (IRA) dan CHIPS and Science Act memperkuat argumen untuk manufaktur domestik. Kredit pajak investasi 25% dari IRA untuk fasilitas manufaktur canggih sangat relevan bagi produsen truk yang ingin menekan biaya. Demikian pula, fokus CHIPS Act pada produksi semikonduktor secara tidak langsung mendukung sektor truk dengan memastikan pasokan komponen penting yang stabil.
Negara bagian juga menawarkan insentif. Texas, misalnya, memberikan keuntungan biaya energi dan hibah tingkat negara bagian, sementara program pengembangan tenaga kerja Georgia sejalan dengan kebutuhan industri akan tenaga kerja terampil di bidang robotika dan analitik data.
Seiring produsen beradaptasi dengan volatilitas, 78% perusahaan berinvestasi dalam perangkat lunak perencanaan rantai pasokan untuk meningkatkan visibilitas dan kelincahan. Tren ini menciptakan peluang bagi perusahaan teknologi yang mengkhususkan diri dalam analitik logistik dan peramalan berbasis AI.
Sektor manufaktur truk AS berada di persimpangan jalan, dengan nearshoring dan pusat alternatif menawarkan jalur menuju ketahanan dan pertumbuhan. Bagi investor, kuncinya adalah mengidentifikasi perusahaan yang tidak hanya beradaptasi dengan tantangan saat ini tetapi juga memanfaatkan insentif kebijakan dan inovasi teknologi untuk memimpin gelombang industri berikutnya. Seiring pemilihan 2025 membentuk kebijakan perdagangan dan tarif, para pelaku awal di Texas, Georgia, dan Meksiko kemungkinan akan unggul, menjadikan saat ini sebagai momen yang tepat untuk bertindak.