Indeks S&P 500 sempat melonjak ke rekor tertinggi di 6486,95 pada 26 Agustus 2025, seiring dengan kenaikan tolok ukur ekuitas utama AS sebagai respons terhadap tindakan Presiden Trump terkait tata kelola Federal Reserve dan antisipasi laporan pendapatan Nvidia yang akan datang. Indeks ini naik 0,4%, setelah sempat terkoreksi singkat usai reli rekor pada pekan sebelumnya. Dow Jones Industrial Average naik 0,3%, sementara Nasdaq Composite menguat 0,4%, mencerminkan optimisme luas di tengah ketidakpastian terkait perubahan kebijakan dan dinamika bank sentral [2].
Investor bereaksi dengan hati-hati terhadap keputusan Presiden Trump untuk mencari pemecatan Gubernur Federal Reserve Lisa Cook, yang menolak seruan untuk mengundurkan diri atas tuduhan penipuan hipotek. Tim hukum Cook telah mengindikasikan rencana untuk menantang tindakan tersebut di pengadilan, dengan alasan bahwa tindakan itu “ilegal.” Trump juga telah memberi sinyal niat untuk menunjuk personel baru ke Fed, yang berpotensi mengubah komposisi dan arah kebijakan bank sentral. Analis mengamati dengan cermat karena perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran tentang independensi kebijakan moneter dan dapat memengaruhi keputusan suku bunga di masa depan [2].
Kinerja S&P 500 semakin didorong oleh kelompok saham yang sempit, khususnya tujuh perusahaan teknologi “Magnificent Seven”—Alphabet, Amazon, Apple, Meta Platforms, Microsoft, Nvidia, dan Tesla—yang menyumbang 26% pertumbuhan laba indeks pada kuartal kedua. Konsentrasi ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli, termasuk Lisa Shalett dari Morgan Stanley Wealth Management, yang memperingatkan agar tidak terlalu mengandalkan strategi investasi hanya pada S&P 500. Meskipun investasi indeks jangka panjang secara historis merupakan pendekatan yang solid, struktur pasar saat ini sedang bergeser, dengan 10 kepemilikan teratas mewakili hampir 40% dari indeks [1].
John Mullen dari Parsons Capital Management menekankan bahwa S&P 500 kini secara efektif berfungsi sebagai indeks “teknologi dan AI”, dengan pengecualian Berkshire Hathaway di antara 10 komponen teratasnya. Pergeseran ini telah mendorong Morgan Stanley dan perusahaan lain untuk menganjurkan klien melakukan diversifikasi ke sektor-sektor dengan potensi AI generatif yang belum tergarap, seperti layanan bisnis, keuangan, dan kesehatan. Perusahaan juga mencatat bahwa saham megacap, meskipun kemungkinan akan terus mengungguli, telah menciptakan portofolio yang tidak seimbang bagi investor yang belum menyeimbangkan ulang kepemilikan mereka [1].
Di tengah perkembangan ini, para ahli merekomendasikan strategi untuk mendiversifikasi eksposur, termasuk indeks S&P 500 berbobot sama, yang mengurangi pengaruh saham berkapitalisasi besar, dan ETF berbasis faktor yang membatasi konsentrasi. Yang lain menyarankan untuk mempertimbangkan saham mid-cap dan small-cap atau peluang pasar internasional dan emerging market untuk mengurangi ketergantungan pada pasar ekuitas AS. Langkah-langkah ini sejalan dengan sentimen industri yang lebih luas bahwa portofolio yang lebih terdiversifikasi lebih siap untuk menghadapi risiko reli pasar yang sempit [1].
Sumber: