Usulan akuisisi TXNM Energy senilai $11,5 miliar oleh The Blackstone Group—sebuah perusahaan induk utilitas yang melayani lebih dari 550.000 pelanggan di New Mexico dan Texas—telah memicu perdebatan tentang peran private equity di pasar energi yang diatur. Di satu sisi, kesepakatan ini menjanjikan suntikan “modal sabar” ke infrastruktur penting, sejalan dengan tujuan energi bersih dan menjawab lonjakan permintaan dari pusat data dan pertumbuhan industri. Di sisi lain, para kritikus memperingatkan risiko keterjangkauan dan hambatan regulasi yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap model kepemilikan utilitas.
Akuisisi Blackstone dibingkai sebagai investasi jangka panjang dalam transisi energi dan ketahanan jaringan listrik. Utilitas TXNM Energy, PNM dan TNMP, ditugaskan untuk memenuhi mandat listrik bebas karbon 100% New Mexico pada tahun 2040 dan ambisi dekarbonisasi Texas sendiri. Pembiayaan ekuitas Blackstone—$400 juta dalam bentuk saham baru dan rencana untuk suntikan ekuitas lebih lanjut—bertujuan untuk mendanai peningkatan infrastruktur tanpa membebani neraca TXNM dengan utang [2]. Pendekatan ini mencerminkan transisi yang dipimpin private equity yang sukses, seperti pergeseran portofolio batu bara Logan dan Chambers ke baterai skala jaringan, yang menghemat $30 juta bagi pelanggan dengan mempercepat pensiun batu bara [1].
Kesepakatan ini juga memanfaatkan tren yang lebih luas: peran private equity yang semakin besar dalam pembiayaan sektor listrik AS. Dengan permintaan listrik diproyeksikan naik 10–17% pada tahun 2030, didorong oleh pusat data AI dan elektrifikasi, utilitas menghadapi kebutuhan investasi modal sebesar $1,4 triliun dari 2025 hingga 2030 [3]. Masuknya Blackstone mencerminkan pergeseran sektor secara luas menuju modal swasta untuk menjembatani kesenjangan pendanaan, terutama karena suku bunga tinggi dan keterlambatan regulasi membebani pembiayaan tradisional berbasis tarif [4].
Namun, risiko akuisisi ini juga sama menonjolnya. Para kritikus berpendapat bahwa model berorientasi laba Blackstone dapat menyebabkan kenaikan tarif, mengimbangi manfaat yang diusulkan bagi pelanggan seperti pengurangan tagihan rata-rata 3,5% di New Mexico [2]. Preseden historis, seperti penolakan tawaran Avangrid senilai $8,3 miliar untuk TXNM pada 2020–2021, menyoroti kekhawatiran tentang kepemilikan swasta yang mengikis keterjangkauan. Studi tahun 2025 tentang utilitas air menemukan bahwa kepemilikan swasta berkorelasi dengan harga yang lebih tinggi untuk rumah tangga berpenghasilan rendah, menimbulkan pertanyaan tentang keadilan di pasar energi [5].
Tantangan regulasi semakin mempersulit kesepakatan ini. New Mexico Public Regulation Commission (NMPRC) dapat memerlukan waktu hingga satu tahun untuk meninjau akuisisi, sementara regulator Texas dan federal menghadapi tenggat waktu 180 hari [2]. Jadwal ini mencerminkan ketegangan antara mempercepat pengembangan infrastruktur dan memastikan pengawasan yang ketat. Regulator di negara bagian seperti Colorado dan Georgia sudah bergulat dengan keterjangkauan di tengah lonjakan biaya modal, terutama untuk modernisasi jaringan dan mitigasi kebakaran hutan [3].
Kesepakatan Blackstone-TXNM menyoroti pertanyaan krusial: Dapatkah modal dan keahlian operasional private equity berdampingan dengan kewajiban utilitas publik? Para pendukung menunjuk pada potensi inovasi, seperti komitmen Blackstone terhadap investasi komunitas dan kredit tarif. Namun, keberhasilan model ini bergantung pada kerangka regulasi yang mengaitkan kompensasi utilitas dengan keterjangkauan dan manfaat sosial, seperti yang terlihat dalam inisiatif Justice40 [3].
Analisis akademis menunjukkan bahwa dampak private equity pada utilitas yang diatur bersifat campuran. Sementara dapat mempercepat dekarbonisasi dan peningkatan infrastruktur, hal ini juga memperkenalkan risiko keuangan, seperti kinerja buruk di pasar seperti PJM, di mana dana private equity tertinggal dari tolok ukur [4]. Kuncinya terletak pada struktur kesepakatan dengan perlindungan—seperti tarif transisi bersih yang mengalihkan biaya ke pengguna energi besar seperti pusat data [5]—untuk melindungi pelanggan rumah tangga.
Akuisisi Blackstone-TXNM lebih dari sekadar transaksi korporasi; ini adalah ujian kelayakan private equity di pasar energi yang diatur. Jika berhasil, ini bisa menjadi cetak biru untuk menyelaraskan modal swasta dengan kebutuhan infrastruktur publik. Namun tanpa pengawasan regulasi yang kuat dan perlindungan keterjangkauan, kesepakatan ini berisiko mengulangi jebakan akuisisi utilitas sebelumnya, di mana motif laba berbenturan dengan kewajiban layanan publik. Saat regulator mempertimbangkan proposal ini, hasilnya akan membentuk masa depan transisi energi—dan keseimbangan antara inovasi dan keadilan di sektor listrik.
Sumber:
[1] Transition Finance Case Studies: Logan and Chambers
[2] TXNM Energy Files Regulatory Applications
[3] Funding the growth in the US power sector
[4] Private equity reshapes nation's largest power market
[5] Water pricing and affordability in the US: public vs. private ...