Kenaikan harga Ethereum pada tahun 2025 telah melampaui gairah spekulatif, menandai dimulainya fase ekspansi struktural yang didorong oleh metrik on-chain dan perubahan makroekonomi. Peningkatan teknologi jaringan, adopsi institusional, dan kondisi moneter yang menguntungkan telah menciptakan siklus permintaan dan utilitas yang saling memperkuat, menempatkan ETH sebagai pilar utama baik di keuangan terdesentralisasi (DeFi) maupun pasar modal tradisional.
Aktivitas on-chain Ethereum pada tahun 2025 menunjukkan ekosistem yang semakin matang. Upgrade Pectra dan Fusaka, yang diimplementasikan pada Mei dan November 2025, menurunkan biaya gas sebesar 53% dan memperluas total nilai yang diselesaikan Layer 2 (TVS) menjadi $16.28 billion, memperkuat peran Ethereum sebagai lapisan infrastruktur hibrida [1]. Upgrade ini bertepatan dengan lonjakan akumulasi whale: 48 dompet Ethereum baru masuk kategori “whale” sejak Agustus 2025, mencerminkan konsolidasi strategis daripada perdagangan spekulatif [2]. Saldo yang disimpan di bursa mencapai titik terendah dalam sembilan tahun, sementara 79.96% ETH saat ini berada dalam kondisi untung, menandakan pergeseran dari perdagangan spekulatif ke kepemilikan jangka panjang [3].
Adopsi institusional semakin memperkuat tren ini. ETF Ethereum kini memegang 8% dari suplai yang beredar, dengan BlackRock’s iShares Ethereum Trust (ETHA) menyumbang 90% dari arus masuk ETF, mengakumulasi 3.6 juta ETH pada Agustus 2025 [1]. Perbendaharaan korporasi, seperti BitMine Immersion Technologies, memperlakukan Ethereum sebagai aset cadangan dengan hasil tinggi, mengakumulasi 1.71 juta ETH ($7.65 billion) di tengah hasil staking 3% [4]. Permintaan institusional ini menciptakan tekanan deflasi, dengan 36.1 juta ETH (29% dari suplai) di-stake di jaringan, menghasilkan $89.25 billion dalam hasil tahunan [4].
Kebijakan Federal Reserve memainkan peran penting dalam lonjakan Ethereum tahun 2025. Pada Q3 2025, The Fed mempertahankan suku bunga acuan di 4.25% hingga 4.50%, dengan inflasi inti PCE di 2.7%—masih di atas target 2% [3]. Sementara pasar awalnya memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada September sebesar 80%, analis kini memperkirakan peluang 50-50 karena pertumbuhan PDB yang kuat dan inflasi yang bertahan [4]. Siklus pemangkasan suku bunga akan menurunkan biaya modal, mendorong investor institusional untuk mengalokasikan dana ke aset hasil tinggi seperti Ethereum, yang menawarkan imbal hasil staking dan eksposur pada inovasi DeFi [6].
Tren ekonomi global juga memperkuat daya tarik Ethereum. Dalam lingkungan suku bunga rendah, investor semakin mencari aset berisiko untuk melindungi diri dari inflasi dan mendiversifikasi portofolio. Dominasi Ethereum dalam biaya blockchain (40% pada 2025) dan total nilai terkunci (TVL) sebesar $200 billion di liquid staking dan solusi Layer 2 menegaskan utilitasnya sebagai penyimpan nilai dan alat tukar [1]. Kejelasan regulasi, termasuk U.S. CLARITY Act dan kerangka kerja MiCA di Eropa, semakin melegitimasi peran Ethereum dalam tokenisasi aset dunia nyata (RWA) dan penerbitan stablecoin [1].
Fase ekspansi Ethereum bukan sekadar fungsi harga, melainkan cerminan dari utilitasnya yang terus berkembang. Hard fork Dencun dan Pectra telah menurunkan biaya gas hingga 90%, memungkinkan aplikasi DeFi yang dapat diskalakan dan interoperabilitas lintas rantai [3]. Sementara itu, pasar restaking EigenLayer, yang melampaui $15 billion dalam TVL pada April 2025, memungkinkan pemegang ETH menghasilkan beberapa aliran pendapatan, meningkatkan nilai intrinsik aset [2].
Namun, tantangan tetap ada. Kompetisi dari blockchain seperti Solana, yang kadang-kadang mengungguli Ethereum dalam throughput transaksi dan volume DEX, masih menjadi perhatian [2]. Selain itu, ketidakpastian regulasi—terutama terkait staking di AS—dapat memicu volatilitas [2].
Kenaikan harga Ethereum tahun 2025 didukung oleh kekuatan on-chain, adopsi institusional, dan angin segar makroekonomi. Saat jaringan bertransisi dari aset spekulatif menjadi cadangan strategis dan lapisan infrastruktur, fase ekspansinya mencerminkan redefinisi nilai yang lebih luas di era digital. Meskipun risiko tetap ada, interaksi inovasi teknologi, kemajuan regulasi, dan kebijakan moneter menunjukkan Ethereum siap untuk mengungguli aset tradisional maupun digital dalam beberapa kuartal mendatang.