Di sektor ritel yang ditandai oleh tekanan inflasi dan perubahan prioritas konsumen, Dollar General (DG) telah muncul sebagai pemain unggulan. Hasil Q2 2025 perusahaan—ditandai dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat, ekspansi margin, dan ekspansi toko yang strategis—menegaskan kemampuannya untuk beradaptasi dengan tantangan makroekonomi sambil mempertahankan profitabilitas. Bagi investor, pertanyaannya adalah apakah keuntungan jangka pendek ini dapat diterjemahkan menjadi kasus investasi jangka panjang yang berkelanjutan.
Penjualan bersih Dollar General pada Q2 2025 melonjak 5,1% year-over-year menjadi $10,7 miliar, melampaui Zacks Consensus Estimate sebesar $10,68 miliar. Earnings per share (EPS) naik 9,4% menjadi $1,86, didorong oleh peningkatan penjualan toko yang sama sebesar 2,8% yang dipicu oleh kenaikan lalu lintas pelanggan sebesar 1,5% dan peningkatan ukuran transaksi rata-rata sebesar 1,2%. Hasil ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menyeimbangkan keterjangkauan dengan profitabilitas, sebuah keunggulan penting di pasar di mana konsumen semakin sensitif terhadap harga.
Ekspansi strategis perusahaan semakin memperkuat jalur pertumbuhannya. Meskipun menutup 208 toko, Dollar General membuka 360 lokasi baru di Q2, menghasilkan 152 toko bersih—sebuah bukti pendekatan disiplin terhadap ekonomi toko. Ekspansi ini, dikombinasikan dengan ekspansi margin kotor sebesar 78 basis poin pada Q1 2025, menyoroti peningkatan efisiensi operasional di bawah strategi "Back to Basics".
Keberhasilan Dollar General berasal dari fokus ganda pada disiplin biaya dan inovasi yang berpusat pada pelanggan. Model Everyday Low Pricing (EDLP) memberikan keunggulan harga 3–4% dibandingkan peritel besar seperti Walmart, menarik demografi yang luas, termasuk pembeli berpenghasilan lebih tinggi yang beralih ke bawah karena inflasi. Strategi harga ini dilengkapi dengan margin kotor sebesar 31,3% pada Q2 2025, yang dicapai melalui optimalisasi inventaris dan rasionalisasi SKU.
Perusahaan juga berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur digital. Dengan memungkinkan pesanan online EBT/SNAP dan pengiriman di hari yang sama di 3.000 toko, Dollar General melayani pembeli berpenghasilan rendah sekaligus memperluas ekosistem digitalnya. Inisiatif ini, dipadukan dengan program modernisasi toko seperti Project Renovate dan Project Elevate, bertujuan untuk meningkatkan pengalaman di dalam toko dan mendorong lalu lintas pengunjung.
Terlepas dari meningkatnya biaya SG&A dan dampak tarif, Dollar General tetap mempertahankan kelincahan operasional. Pengurangan inventaris per toko sebesar 7,4% dan margin kotor sebesar 31,3% pada Q2 2025 menunjukkan kemampuannya dalam mengelola biaya tanpa mengorbankan pertumbuhan. Panduan 2025 yang ditingkatkan oleh perusahaan—memproyeksikan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 4,3% hingga 4,8% dan EPS sebesar $5,80 hingga $6,30—mencerminkan kepercayaan diri dalam kemampuannya menavigasi hambatan makroekonomi.
Saham Dollar General telah mengungguli Walmart dalam beberapa bulan terakhir, naik 21,6% selama tiga bulan terakhir dibandingkan dengan Walmart yang hanya 2,3%. Kinerja unggul ini sebagian disebabkan oleh valuasi DG yang lebih rendah (forward P/E 18,63X vs. Walmart 34,79X) dan fokusnya pada pasar pedesaan yang kurang terlayani. Sementara strategi omnichannel dan pertumbuhan e-commerce global Walmart tetap menjadi kekuatan, posisi Dollar General di ritel berbasis nilai menempatkannya untuk menangkap permintaan dari konsumen yang sensitif terhadap harga.
Analis tetap berhati-hati namun optimis. Sementara Paul Lejuez dari Citi mempertahankan peringkat "Hold" dengan target harga $112,00, mengutip tekanan persaingan, analis lain menyoroti neraca keuangan DG yang kuat dan fleksibilitas strategisnya. Belanja modal perusahaan sebesar $1,3–$1,4 miliar pada 2025, yang dialokasikan untuk modernisasi toko dan ekspansi digital, semakin memperkuat potensi jangka panjangnya.
Kinerja Q2 Dollar General dan inisiatif strategisnya menunjukkan keselarasan yang jelas dengan tren permintaan konsumen saat ini. Dengan menggabungkan efisiensi operasional, kekuatan harga, dan inovasi digital, perusahaan berada dalam posisi yang baik untuk mempertahankan jalur pertumbuhannya. Bagi investor, risiko utama—seperti tekanan persaingan dari Walmart dan volatilitas makroekonomi—dapat diminimalkan oleh model bisnis DG yang tangguh dan eksekusi yang disiplin. Seiring lanskap ritel terus berkembang, fokus Dollar General pada keterjangkauan dan aksesibilitas menawarkan peluang investasi jangka panjang yang menarik.
Sumber:
[1] Dollar General's Upgraded Outlook and Strategic Execution
[2] Dollar General lifts annual targets on strong demand for affordable essentials
[3] Dollar General's Q2 Earnings Surge and Ramped Guidance Signal Resilient Retail Growth in Challenging Macro Environment
[4] Dollar General revenue grows, but tariffs begin impacting prices
[5] Cautious Outlook on Dollar General Amid Short-Term