Pada 29 Agustus 2025, MANA turun sebesar 124,96% dalam 24 jam hingga mencapai $0,2889, menandai penurunan tajam meskipun sebelumnya naik 446,59% selama sebulan terakhir. Koreksi tajam ini terjadi di tengah momentum bearish yang berlanjut, karena token tersebut telah kehilangan 3.738,76% selama setahun terakhir. Pembalikan cepat ini menyoroti sensitivitas pasar yang terus-menerus terhadap perubahan likuiditas dan pola perdagangan spekulatif, yang tetap menjadi faktor utama dalam pergerakan harga MANA.
Token ini telah diperdagangkan di dekat level support kunci, di mana analis teknikal mengamati peningkatan arus pesanan. Resistance saat ini terkonsentrasi antara $0,31 dan $0,33, dengan rata-rata pergerakan 50 hari berada sedikit di atas level tersebut. Sebaliknya, rata-rata pergerakan 200 hari telah bergerak jauh di bawah harga saat ini, mencerminkan sentimen bearish yang lebih luas. Pada indikator RSI, indikator telah bergerak ke wilayah oversold, yang berpotensi menjadi sinyal yang dapat menarik aksi short-covering atau posisi long spekulatif.
Penggunaan rata-rata pergerakan dan RSI sebagai bagian dari strategi perdagangan terstruktur telah memicu diskusi di antara analis kuantitatif. Indikator-indikator ini, ketika digunakan secara bersamaan, menawarkan kerangka kerja yang jelas untuk menilai momentum dan potensi pembalikan tren. Level RSI oversold, khususnya, sering dirujuk dalam model algoritmik sebagai ambang batas untuk memulai posisi long atau memperketat stop untuk posisi short.
Hipotesis Backtest
Sebuah strategi backtest yang memanfaatkan riwayat harga MANA dapat disusun berdasarkan sinyal teknikal ini. Pendekatan potensial melibatkan pemicu posisi long ketika MANA turun 10% dari penutupan hari sebelumnya. Pemicu ini akan mengaktifkan order masuk, dengan aturan keluar yang ditetapkan pada profit 5% atau stop-loss 7%, mana yang terjadi lebih dulu. Ukuran posisi akan tetap pada 100% notional per sinyal, tanpa kontrol risiko tambahan yang diterapkan. Pengaturan ini memungkinkan evaluasi kinerja strategi dari 2022-01-01 hingga saat ini. Backtest akan menilai efektivitas respons terhadap koreksi harga jangka pendek sambil tetap mematuhi batas risiko yang ketat. Ini juga akan mengukur frekuensi sinyal dan efisiensi modal secara keseluruhan di bawah berbagai kondisi pasar.