Bitcoin, yang telah lama dipuji sebagai “emas digital,” sedang mengalami perubahan besar. Tidak lagi terbatas pada perannya sebagai penyimpan nilai, Bitcoin dengan cepat berkembang menjadi aset produktif yang mampu menghasilkan imbal hasil, menjadi jaminan pinjaman, dan mendukung ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi). Di garis depan transformasi ini adalah LBTC, token Bitcoin liquid-staked yang menjembatani keamanan Bitcoin dengan blockchain Solana yang berperforma tinggi. Dengan memungkinkan pemegang Bitcoin untuk mendapatkan imbal hasil dan berpartisipasi dalam DeFi, LBTC mendefinisikan ulang bagaimana mata uang kripto terbesar di dunia berinteraksi dengan sistem keuangan yang lebih luas.
LBTC, yang dikembangkan oleh perusahaan Bitcoin DeFi Lombard Finance, adalah token Bitcoin liquid-staked yang menghasilkan imbal hasil melalui Babylon’s Bitcoin Staking Protocol. Berbeda dengan staking tradisional yang mengunci aset dalam jangka waktu lama, LBTC memungkinkan pengguna tetap memiliki likuiditas sambil memperoleh hadiah. Inovasi ini kini diterapkan di Solana, sebuah blockchain yang terkenal akan kecepatannya, biaya rendah, dan ekosistem DeFi yang berkembang pesat.
Pada tahun 2025, suplai beredar LBTC sebesar $1.5 billion telah terintegrasi ke dalam aplikasi terdesentralisasi (dApps) terbesar di Solana, termasuk Jupiter, Drift, Kamino, dan Meteora. Platform-platform ini memanfaatkan LBTC baik sebagai aset penghasil imbal hasil maupun jaminan untuk pinjaman, derivatif, dan pool likuiditas. Bagi pemegang Bitcoin, ini berarti aset mereka kini dapat menghasilkan keuntungan sambil tetap mempertahankan fleksibilitas lintas rantai—keunggulan penting di pasar di mana efisiensi modal sangat utama [1].
Daya tarik Solana terletak pada kemampuannya memproses ribuan transaksi per detik dengan biaya minimal, menjadikannya platform ideal untuk inovasi DeFi. Pada tahun 2025, ekosistem ini telah mengalami pertumbuhan pesat pada decentralized exchanges (DEXs) seperti Jupiter dan Raydium, serta protokol pinjaman seperti Kamino Finance. Proyek-proyek ini memanfaatkan adopsi Bitcoin yang semakin meningkat di DeFi, didorong oleh minat institusional dan permintaan ritel akan imbal hasil [3].
Sinergi antara LBTC dan Solana bukanlah kebetulan. Infrastruktur Solana mendukung perdagangan frekuensi tinggi, automated market makers (AMMs), dan derivatif keuangan yang kompleks—kasus penggunaan yang sangat selaras dengan peran ganda LBTC sebagai derivatif staking dan jaminan DeFi. Saat pemegang Bitcoin berupaya memaksimalkan imbal hasil, ekosistem Solana menawarkan lingkungan yang skalabel dan hemat biaya untuk melakukannya [2].
Ekosistem DeFi Bitcoin, atau BTCFi, masih dalam tahap awal namun tumbuh dengan cepat. Pada awal 2025, sekitar $5–6 billion Bitcoin terkunci dalam protokol DeFi, dengan solusi layer-2 Babylon sendiri menyumbang $4.6 billion [1]. Namun, ini hanya mewakili 0,3% dari total market cap Bitcoin. Analis memperkirakan jika bahkan 1% dari suplai Bitcoin digunakan dalam DeFi, sektor ini dapat berkembang hingga 300 kali lipat, mencapai lebih dari $150 billion dalam total value locked (TVL) [1].
Pertumbuhan ini didorong oleh adopsi institusional. ETF berbasis Bitcoin, ETP penghasil imbal hasil di Eropa, dan treasury korporasi semuanya bereksperimen dengan cara memanfaatkan Bitcoin. Sementara itu, kemajuan teknologi seperti upgrade Taproot dan solusi layer-2 (misalnya, RSK, Stacks) meningkatkan kemampuan pemrograman Bitcoin, memungkinkannya berinteraksi dengan protokol DeFi secara lebih mulus [2].
Integrasi LBTC ke dalam Solana merupakan contoh nyata tren ini. Dengan memungkinkan Bitcoin memperoleh imbal hasil secara on-chain sambil mempertahankan likuiditas, LBTC mengatasi keterbatasan utama dari staking Bitcoin tradisional. Bagi investor institusional, ini berarti Bitcoin kini dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi sekaligus sumber pendapatan—utilitas ganda yang dapat mempercepat adopsinya dalam portofolio arus utama [3].
Transisi dari jaminan pasif ke produktif bukan hanya perubahan teknis—ini adalah perubahan filosofis. Desain awal Bitcoin mengutamakan keamanan dan kelangkaan, namun masa depannya mungkin terletak pada kemampuannya menghasilkan nilai. LBTC di Solana adalah bukti evolusi ini, menunjukkan bagaimana Bitcoin dapat berdampingan dengan DeFi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip intinya.
Seiring pasar BTCFi semakin matang, kita dapat mengharapkan lebih banyak solusi lintas rantai seperti LBTC, yang semakin mengaburkan batas antara peran tradisional Bitcoin dan utilitas barunya yang sedang berkembang. Bagi investor, ini menghadirkan peluang unik: memiliki bagian dari masa depan Bitcoin sekaligus berpartisipasi dalam gelombang inovasi onchain berikutnya.
[1] Bitcoin DeFi Market in 2025: Growth, Potential, and Key ...
[2] BTCFi Report: Why DeFi on Bitcoin is Inevitable?
[3] Top Solana Projects to Watch in 2025