Argumen struktural untuk kenaikan Bitcoin hingga $1,3 juta pada tahun 2035 bergantung pada ketidakseimbangan mendasar: aset dengan pasokan yang tidak elastis menghadapi lonjakan permintaan institusional. Tidak seperti aset tradisional seperti emas atau saham, pasokan Bitcoin yang tetap sebanyak 21 juta menciptakan batas keras yang tidak dapat diperluas untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Dinamika ini, yang diperkuat oleh angin penopang makroekonomi dan kejelasan regulasi, menempatkan Bitcoin sebagai penyimpan nilai yang unik di era ketidakpastian moneter.
Kurva pasokan Bitcoin secara matematis tidak elastis, artinya tidak ada bank sentral atau entitas yang dapat meningkatkan pasokannya untuk mengakomodasi permintaan. Sebaliknya, aset tradisional seperti emas menghadapi pasokan elastis karena hasil tambang, dan saham dapat terdilusi melalui penerbitan saham baru. Ketidakelastisan ini menjadi keunggulan kritis ketika permintaan institusional melonjak. Misalnya, pada Q2 2025, pembelian Bitcoin oleh korporasi melonjak 35% secara kuartalan menjadi 134.456 BTC, dengan perusahaan publik meningkatkan kepemilikan sebesar 23,13% menjadi 847.000 BTC [1]. Permintaan seperti ini, yang dibatasi oleh pasokan tetap Bitcoin, mendorong tekanan harga ke atas.
Daya tarik Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi mata uang semakin meningkat seiring inflasi inti AS tetap di 3,1% dan dolar melemah 7% pada Q3 2025 [1]. Kinerja aset ini pada Q2 2025—naik 30,7% dan mengungguli emas serta saham—menegaskan perannya sebagai penyeimbang makroekonomi [6]. Ketegangan geopolitik, seperti tarif era Trump, semakin memperkuat utilitas Bitcoin sebagai alternatif terdesentralisasi terhadap mata uang fiat [4].
Kerangka regulasi telah menginstitusionalisasi permintaan Bitcoin. Inisiatif Project Crypto dari SEC dan persetujuan ETF spot Bitcoin pada 2024 menormalkan partisipasi korporasi, mengurangi volatilitas yang didorong ritel sebesar 75% [1]. iShares Bitcoin Trust (IBIT) sendiri menyerap 96,8% arus masuk ETF AS pada Q2 2025, mengumpulkan $86,2 miliar dalam aset yang dikelola [4]. Sementara itu, GENIUS Act pada Juli 2025 memberikan kejelasan terhadap stablecoin, menurunkan risiko utama bagi investor institusional [2]. Perkembangan ini menyebabkan kas perusahaan memegang 6% dari total pasokan Bitcoin, memperketat jumlah koin yang beredar dan menciptakan kelangkaan struktural [1].
Emas, yang sering disebut sebagai aset aman, menghadapi pasokan elastis dari hasil tambang dan penjualan bank sentral. Sementara itu, saham rentan terhadap dilusi dan volatilitas pendapatan. Pasokan Bitcoin yang tidak elastis dan adopsi institusional menciptakan lintasan yang berbeda. Model keuangan perilaku semakin menyoroti perbedaan ini: di negara berkembang, permintaan Bitcoin tidak elastis karena kebutuhan, sementara di pasar maju, ia berfungsi sebagai lindung nilai spekulatif [3]. Dualitas ini memastikan permintaan yang berkelanjutan di seluruh siklus ekonomi.
Konvergensi antara pasokan yang semakin menipis dan permintaan institusional menciptakan siklus yang saling memperkuat. Ketika korporasi dan ETF terus mengakumulasi Bitcoin, jumlah koin yang tersisa semakin sedikit, memperketat persaingan untuk jumlah koin yang tetap. Proyeksi dari Bitwise menunjukkan Bitcoin dapat mencapai $1,3 juta pada 2035, didorong oleh ketidakseimbangan struktural ini [1]. Aset tradisional, yang dibatasi oleh pasokan elastis dan hambatan makroekonomi, tidak memiliki angin penopang yang sama.
Kesimpulannya, institusionalisasi Bitcoin bukanlah tren spekulatif, melainkan pergeseran struktural. Pasokannya yang tidak elastis, dikombinasikan dengan angin penopang makroekonomi dan regulasi, menciptakan argumen yang kuat untuk penangkapan nilai jangka panjang. Bagi investor, pertanyaannya bukan lagi apakah Bitcoin akan mengungguli aset tradisional, melainkan seberapa cepat pasar akan menghargai realitas ini.
Sumber: [1] Bitcoin's Institutional Makeover: Why $150K in 2025 Feels Inevitable [2] Bitcoin's Key Support Levels and Macro-Driven Volatility in Post-Election Regime [3] Bitcoin adoption and price elasticity of demand [4] Bitcoin Funds Surge to $162 Billion AUM in 2025