Perjalanan Bitcoin dari aset spekulatif menjadi pilar utama dalam portofolio institusional ditandai oleh perubahan dramatis dalam profil risikonya. Pada tahun 2025, volatilitas Bitcoin anjlok ke titik terendah dalam sejarah sebesar 30%, mempersempit kesenjangan dengan volatilitas emas yang sebesar 15% dan menciptakan rasio volatilitas 2:1 antara kedua aset tersebut [1]. Konvergensi ini telah mendefinisikan ulang daya tarik Bitcoin, menempatkannya sebagai alternatif yang kurang volatil dibandingkan aset safe-haven tradisional, sambil tetap mempertahankan keunggulan digital-native-nya.
Dampaknya terhadap modal institusional sangat signifikan. JPMorgan memperkirakan bahwa Bitcoin dinilai terlalu rendah sebesar $16.000 dibandingkan emas, dengan mengutip metrik volatilitas yang membaik dan adopsi korporat yang terus berkembang [1]. Lebih dari 6% dari total pasokan Bitcoin kini disimpan dalam kas perusahaan, meningkatkan likuiditas dan mengurangi risiko manipulasi pasar [1]. Pergeseran ini semakin diperkuat oleh U.S. BITCOIN Act tahun 2025, yang mendorong arus masuk ETF spot sebesar $132.5 billions, dengan 59% portofolio institusional kini mengalokasikan ke Bitcoin [2].
Namun, profil risiko Bitcoin yang terus berkembang tidak lepas dari tantangan. Meskipun mengungguli emas dan S&P 500 sebesar 375,5% dari 2023 hingga 2025, dinamika pasar di akhir 2025 menunjukkan perbedaan: emas naik 16% sementara Bitcoin turun lebih dari 6% [4]. Analis seperti Mike McGlone dari Bloomberg Intelligence memperingatkan bahwa penurunan volatilitas Bitcoin dapat mengikis daya tarik spekulatifnya, yang berpotensi membatasi kemampuannya untuk mengungguli emas di siklus mendatang [3].
Bagi investor institusional, kuncinya terletak pada menyeimbangkan stabilitas baru Bitcoin dengan potensi pertumbuhan historisnya. Transisi aset ini dari proposisi berisiko tinggi dan imbal hasil tinggi menjadi penyimpan nilai yang lebih dapat diprediksi mencerminkan peran emas dalam portofolio yang terdiversifikasi. Namun, seiring volatilitas Bitcoin menyamai emas, keunggulan uniknya—seperti kemampuan pemrograman dan likuiditas 24/7—masih kurang dihargai.
Bulan-bulan mendatang akan menjadi ujian apakah Bitcoin dapat mempertahankan momentum institusionalnya di tengah perubahan makroekonomi. Sementara konvergensi volatilitas telah membuka pintu bagi modal berskala besar, perbedaan terbaru menegaskan perlunya strategi yang lebih cermat yang mempertimbangkan dinamika pasar digital dan tradisional.
**Sumber:[1] Bitcoin (BTC) Price Prediction: JPMorgan Says BTC Undervalued Versus Gold as Volatility Drops to Record Low [2] Bitcoin as a Corporate Treasury Strategy: Why Institutional Adoption Outperforms Traditional Assets [3] Bitcoin's Volatility Hits Record Low Versus Gold, Raising Doubts Over Future Outperformance [4] Gold and Bitcoin Decouple. What's Driving the Divergence?