Klasifikasi ulang XRP sebagai komoditas oleh U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) pada Agustus 2025 menandai momen penting bagi investor institusional dan ritel. Dengan menghapus hambatan hukum, keputusan ini membuka akses modal institusional sebesar $8.4 billions melalui persetujuan ETF dan alokasi dana pensiun, di mana New York State Common Retirement Fund sendiri meningkatkan kepemilikan XRP-nya sebesar 543% pada Q2 2025 [3]. Kejelasan regulasi ini telah mendorong lonjakan permintaan, khususnya dari dana pensiun dan manajer aset, yang kini memandang XRP sebagai kelas aset yang sah, bukan lagi risiko spekulatif [1].
Adopsi institusional semakin diperkuat oleh utilitas XRP dalam pembayaran lintas negara. Layanan On-Demand Liquidity (ODL) milik Ripple memproses transaksi senilai $1.3 trillion pada 2025, sementara stablecoin RLUSD menghasilkan volume DeFi sebesar $408 million, menunjukkan peran token ini dalam infrastruktur keuangan global [1]. Persetujuan ProShares Ultra XRP ETF (UXRP) dan pengajuan 11 spot ETF yang masih menunggu persetujuan—didukung oleh perusahaan seperti Grayscale dan Bitwise—mengindikasikan siklus permintaan dan likuiditas yang saling memperkuat [5]. Analis memperkirakan kemungkinan persetujuan spot ETF sebesar 95% pada akhir tahun, yang dapat mendorong harga XRP menuju $5.50 pada penutupan 2025 [2].
Minat ritel mencerminkan antusiasme institusional. Kontrak berjangka XRP di platform CME Group melampaui $1 billion dalam open interest, menjadi kontrak kripto tercepat yang mencapai tonggak ini [2]. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap eksposur XRP yang diatur, terutama setelah re-klasifikasi oleh SEC. Platform seperti Robinhood melaporkan volume notional yang signifikan dalam kontrak berjangka XRP, dengan kontrak mikro menarik investor pemula [5]. Interaksi antara permintaan institusional dan ritel telah menciptakan lingkungan likuiditas yang kuat, meskipun tantangan masih ada. Kontrol Ripple atas 42% XRP melalui akun escrow dan kepemilikan 50.31% oleh 20 pemegang teratas menimbulkan risiko likuiditas, karena transaksi whale dan pembukaan escrow yang tidak terjadwal dapat mengganggu pergerakan harga [2].
Indikator teknikal juga menunjukkan potensi breakout. RSI XRP telah stabil di atas 50, dan pola segitiga simetris menunjukkan target $3.20 [3]. Jika pembelian institusional mampu mempertahankan level support kunci seperti $2.84, token ini dapat kembali ke $3.70 [4]. Namun, volatilitas jangka pendek masih ada, dengan open interest di pasar derivatif turun 36% pada Q3 2025—menandakan kelelahan bearish, bukan pembalikan tren [1].
Bagi investor, konvergensi kejelasan regulasi, adopsi institusional, dan momentum ritel menempatkan XRP sebagai peluang unik. Meski risiko seperti kepemilikan terpusat dan volatilitas pasar masih ada, utilitas token yang terus berkembang dalam pembayaran lintas negara dan ekosistem DeFi memberikan dorongan jangka panjang. Seiring kerangka kerja SEC untuk ETF kripto berkembang, perjalanan XRP dari ketidakpastian hukum menuju penerimaan institusional menawarkan alasan kuat bagi mereka yang ingin mendapatkan eksposur pada fase berikutnya dari adopsi aset digital.
Sumber:
[1] XRP's 2025 Price Outlook: A Strategic Deep Dive into
[2] XRP's Sharp Decline: Navigating Regulatory Clarity and Market Volatility
[3] XRP's Technical and Institutional Catalysts: A Case for Major Breakout in Late 2025
[4] XRP's Regulatory Clarity and Market Momentum