Pasar Bitcoin tetap berada dalam kondisi volatilitas tinggi, dengan potensi posisi short senilai $17 miliar yang berisiko dilikuidasi jika harga melonjak melewati $125.000. Skenario ini, berdasarkan data dari Coinglass dan dilaporkan oleh Finbold, menyoroti keseimbangan rapuh antara sentimen bullish dan bearish di ranah aset digital. Ambang likuidasi ini sejalan dengan level resistance kunci yang terkait dengan puncak pasar bullish sebelumnya, termasuk Desember 2017 dan November 2021 [2]. Para analis secara seksama mengamati apakah Bitcoin (BTC) dapat menembus level ini dan memicu short squeeze, yang dapat mendorong harga naik lebih lanjut.
Sementara itu, indikator teknikal menunjukkan kekhawatiran yang meningkat tentang potensi pembalikan bearish. Relative Strength Index (RSI) 14 bulan, sebuah osilator momentum yang digunakan untuk menilai kecepatan dan besarnya pergerakan harga, menunjukkan tanda-tanda divergensi bearish. Ini terjadi ketika BTC terus mencapai harga tertinggi baru sementara RSI membentuk puncak yang lebih rendah, menandakan tren bullish yang melemah [1]. Divergensi ini menambah bobot pada gagasan bahwa pasar bullish saat ini mungkin mendekati titik balik, meskipun para trader masih memasang taruhan besar pada kenaikan lebih lanjut.
Investor institusional dan individu dengan kekayaan tinggi juga menunjukkan minat signifikan pada call spread BTC Desember, dengan harga strike ditetapkan pada $125K dan $160K. Block trade ini, yang biasanya dinegosiasikan secara over the counter dan melibatkan jumlah besar, mengindikasikan ekspektasi kuat terhadap apresiasi harga yang berkelanjutan. Menurut OTC Trader Wintermute, Jake Ostrovskis, data block flow menunjukkan bahwa para trader bersiap untuk reli yang dapat mencapai $190.000 pada akhir tahun [1]. Kontras antara indikator teknikal dan sentimen pasar ini menyoroti kompleksitas lingkungan pasar saat ini.
Di sisi lain, Bitcoin menghadapi tekanan turun baru-baru ini, turun ke $110.673 di tengah upaya gagal untuk mempertahankan level support kunci. Analis Michaël van de Poppe memperingatkan bahwa tanpa bertahan di atas $112K, koreksi signifikan bisa terjadi. Koreksi ini, meskipun berpotensi menyakitkan dalam jangka pendek, dapat menghadirkan peluang untuk rebound jangka panjang, menurut analisis van de Poppe [2]. Ujian krusial berikutnya adalah apakah BTC dapat stabil di atas level ini dan menghindari kerugian lebih lanjut.
Menambah ketidakpastian, rilis mendatang dari indeks Personal Consumption Expenditures (PCE)—metrik inflasi pilihan Federal Reserve—dapat sangat memengaruhi arah BTC. Data PCE untuk Juli menunjukkan tingkat tahunan 2,9%, sesuai ekspektasi, dan memperkuat spekulasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 17 September. Dengan peluang 87% pemangkasan suku bunga seperempat poin yang sudah dihargai oleh pasar, antisipasi kebijakan moneter yang lebih longgar dapat mendukung aset berisiko seperti Bitcoin [3]. Namun, kekhawatiran tetap ada bahwa kebijakan yang diusulkan Presiden AS Donald Trump dapat mendorong The Fed ke arah manajemen utang yang lebih agresif, yang berpotensi menciptakan volatilitas tambahan.
Saat ini Bitcoin diperdagangkan di sekitar $110.500, turun 4,6% untuk bulan ini. Sementara pasar menunggu sinyal makroekonomi utama dan perkembangan teknikal, baik pihak bullish maupun bearish tetap bersiap untuk pergerakan besar berikutnya dalam aksi harga BTC.
Sumber: