Bitcoin dapat melonjak menuju $126.000 pada akhir tahun karena volatilitas rasio BTC/Gold telah mencapai rekor terendah, menurut analisis terbaru dari JP Morgan. Para analis perusahaan, yang dipimpin oleh Managing Director Nikolaos Panigirtzoglou, berpendapat bahwa Bitcoin saat ini dinilai terlalu rendah dibandingkan emas karena penurunan volatilitasnya. Rasio volatilitas BTC/Gold telah turun ke 2,0, level terendah yang pernah tercatat, yang menunjukkan bahwa Bitcoin kini mengonsumsi dua kali lebih banyak modal risiko dibandingkan emas dalam portofolio klien. Dinamika ini, menurut para analis, menempatkan aset ini lebih dekat dengan emas dalam hal penyesuaian risiko, sehingga menjadi lebih menarik bagi investor institusional [1].
Volatilitas Bitcoin telah menurun secara signifikan pada tahun 2025, turun dari hampir 60% di awal tahun menjadi rekor terendah sekitar 30% pada bulan Agustus. Para analis mengaitkan hal ini dengan semakin meningkatnya institusionalisasi aset, di mana treasury korporasi kini memegang lebih dari 6% dari total pasokan Bitcoin. Tren ini mengingatkan pada pasar obligasi pasca-2008, di mana intervensi bank sentral mengurangi fluktuasi aset dengan mengunci aset ke dalam neraca. Arus masuk pasif juga meningkat, didorong oleh inklusi Bitcoin dalam indeks ekuitas utama dan strategi kustodian oleh perusahaan-perusahaan besar [1].
Minat institusional yang semakin besar terhadap Bitcoin juga didukung oleh perkembangan pasar terbaru, termasuk lonjakan arus masuk ke exchange-traded funds (ETF) dan treasury kripto. Arus masuk ini telah mencapai $2,5 miliar hanya pada bulan Agustus 2025, menandakan penerimaan yang lebih luas terhadap Bitcoin sebagai kelas aset yang sah dalam keuangan tradisional. Para analis percaya bahwa kehadiran institusional yang semakin besar ini dapat membantu meredam potensi penurunan harga dan mempercepat pemulihan [1].
Terlepas dari sinyal bullish, harga Bitcoin tetap di bawah nilai wajarnya, menurut perhitungan JP Morgan. Perusahaan memperkirakan bahwa Bitcoin perlu naik sekitar 13% untuk mencapai $126.000, yang akan membawa kapitalisasi pasarnya menjadi $2,2 triliun—sebuah level yang akan menyelaraskannya lebih dekat dengan pasar emas privat senilai $5 triliun. Level harga saat ini, sekitar $111.950, menunjukkan bahwa Bitcoin diperdagangkan dengan diskon signifikan terhadap tolok ukur ini. Para analis percaya bahwa perbedaan ini menciptakan peluang investasi yang menarik, terutama karena volatilitas terus menurun dan imbal hasil yang disesuaikan dengan risiko membaik [1].
Data on-chain juga mendukung gagasan bahwa Bitcoin dinilai terlalu rendah. Metrik seperti valuasi True MVRV (Market Value to Realized Value) telah mencapai level yang konsisten dengan titik terendah lokal historis yang diamati pada Mei dan Juni 2025. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa pasar sedang mengkonsolidasikan keuntungan dan bersiap untuk potensi breakout, asalkan kondisi makroekonomi tetap mendukung. Sebagai contoh, jika data inflasi PCE bulan Juli lebih rendah dari yang diharapkan, hal ini dapat meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve dan mendukung pemulihan harga BTC. Sebaliknya, data yang lebih tinggi dari perkiraan dapat memicu sentimen bearish dalam jangka pendek [1].
Namun, perjalanan Bitcoin menuju $126.000 tidak tanpa tantangan. Aset ini masih berada dalam fase konsolidasi, diperdagangkan di dekat level $110.000. Meskipun para bull berhasil bertahan di atas support kunci ini, momentum tetap lemah, dan upaya untuk menembus lebih tinggi sejauh ini gagal. Para analis memperingatkan bahwa koreksi yang lebih dalam dapat terjadi jika pembeli tidak masuk dengan keyakinan yang lebih kuat. Pasar saat ini berada dalam fase penyeimbangan, di mana pengambilan keuntungan jangka pendek diserap oleh tren pertumbuhan jangka panjang. Pergerakan tegas baik ke atas maupun ke bawah dalam beberapa minggu mendatang kemungkinan akan menentukan fase selanjutnya dari trajektori Bitcoin [2].
Sumber: