Investasi institusional dalam aset digital telah mencapai titik balik penting pada tahun 2025, seiring semakin banyak perusahaan publik yang mengadopsi Bitcoin dan mata uang kripto lainnya sebagai aset utama dalam kas perusahaan mereka. Strategi korporasi ini, yang sering disebut sebagai Bitcoin Treasury Companies (BTCs) atau Digital Asset Treasuries (DATs), sedang membentuk ulang cara modal institusional dialokasikan, dengan fokus pada pelestarian nilai jangka panjang, lindung nilai inflasi, dan peningkatan likuiditas. Lingkungan regulasi di Amerika Serikat telah memainkan peran penting dalam melegitimasi strategi ini, dengan undang-undang penting seperti GENIUS Act dan BITCOIN Act yang memberikan kejelasan hukum yang dibutuhkan untuk adopsi yang lebih luas. Per Agustus 2025, lebih dari 170 perusahaan publik memegang Bitcoin di neraca mereka, dengan total lebih dari 988.913 BTC, bernilai lebih dari $100 billion [1].
Logika strategis di balik alokasi kas ini berakar pada persepsi kelangkaan Bitcoin dan perannya sebagai lindung nilai inflasi. Perusahaan seperti CEA Industries (BNC) telah melakukan langkah berani, termasuk mengakumulasi lebih dari 350.000 token BNB, menempatkan diri mereka sebagai gateway terbesar yang diperdagangkan secara publik ke ekosistem BNB. BNB, token asli dari BNB Chain, menawarkan utilitas nyata melalui staking, diskon biaya transaksi, dan pembakaran token triwulanan, menciptakan alasan kuat untuk adopsi institusional. CEA Industries, yang didukung oleh tim eksekutif Wall Street berpengalaman dan investor institusional seperti Pantera Capital dan Arche Capital, telah mengumpulkan $500 million dalam penempatan privat untuk memperluas kepemilikan BNB mereka [1].
Adopsi institusional terhadap Bitcoin juga diperkuat oleh peluncuran ETF Bitcoin spot di AS, yang telah menarik lebih dari $144 billion aset kelolaan per pertengahan 2025. ETF ini secara signifikan memperketat pasokan Bitcoin, terutama setelah halving 2024, dengan hanya 450 BTC baru yang diterbitkan setiap hari. Permintaan yang meningkat dari ETF dan pembeli korporat telah mendorong harga Bitcoin ke rekor tertinggi, dengan aset mencapai $124.380 pada pertengahan Agustus dan analis memproyeksikan kisaran harga potensial $180.000 hingga $200.000 pada akhir tahun [1].
Perusahaan publik lain, seperti Metaplanet Inc. (MTPLF) dan SharpLink Gaming (SBET), juga telah melakukan alokasi besar pada Bitcoin dan Ethereum. Metaplanet, dengan lebih dari 18.991 BTC dalam cadangan, telah menunjukkan hasil Bitcoin sebesar 479,5% year-to-date, sementara SharpLink telah mengumpulkan 797.704 ETH senilai $3,7 billion. Perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan kepemilikan aset digital mereka untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan mendukung ketahanan keuangan yang lebih luas, terutama di masa ketidakpastian ekonomi [1].
Namun, pergeseran ke kas Bitcoin tidak tanpa risiko. Dilusi ekuitas tetap menjadi perhatian utama, seperti yang terlihat pada kasus KindlyMD (NAKA), yang mengumpulkan $5 billion melalui penawaran at-the-market untuk mendanai pembelian Bitcoin mereka. Setelah pengumuman tersebut, harga saham perusahaan turun 12% karena investor bereaksi terhadap potensi dilusi yang berkelanjutan. Analis memperingatkan bahwa meskipun potensi jangka panjang Bitcoin menarik, volatilitas aset dan ketergantungan pada pembiayaan ekuitas dapat mengekspos perusahaan pada risiko neraca yang signifikan, terutama jika terjadi koreksi harga [3].
Bagi pengelola dana pensiun dan investor institusional, pengaruh BTCs dan ETF yang semakin besar memerlukan evaluasi ulang kerangka manajemen risiko dan strategi keuangan jangka panjang. Menurut Cartwright, sebuah firma konsultasi, naiknya Bitcoin sebagai aset kas korporasi menandakan pergeseran "tektonik" dalam pelestarian modal dan manajemen likuiditas. Skema pensiun harus mempertimbangkan bagaimana alokasi Bitcoin memengaruhi kekuatan perjanjian, kinerja portofolio, dan likuiditas, terutama ketika semakin banyak perusahaan mengintegrasikan aset digital ke dalam infrastruktur keuangan mereka [2]. Firma tersebut menyarankan pengelola dana untuk memperbarui daftar risiko, mengeksplorasi solusi kolateral dan likuiditas inovatif, serta memantau kesehatan sponsor secara ketat di sektor-sektor di mana adopsi BTC semakin cepat [2].
Ke depan, sektor DAT diperkirakan akan terus berinovasi dalam mekanisme penggalangan modal, dengan utang konversi, penawaran ATM, dan instrumen hibrida yang semakin umum. Seiring semakin banyak perusahaan memasuki ruang ini, persaingan untuk likuiditas dan diferensiasi strategis akan semakin intens. Perusahaan yang menunjukkan alokasi modal disiplin, kinerja operasional yang kuat, dan keselarasan yang jelas dengan proposisi nilai jangka panjang Bitcoin kemungkinan akan unggul [4]. Bagi investor, kuncinya adalah membedakan antara mereka yang memiliki strategi yang solid dan mereka yang mungkin terlalu memanfaatkan atau mendilusi nilai demi keuntungan spekulatif [4].
Sumber:
[3] Bitcoin Treasury Strategies: KindlyMD's $5 Billion Move (https://www.bitget.com/news/detail/12560604933534)
[4] Bitcoin Treasury Strategies and Corporate Capital Allocation (https://www.bitget.com/news/detail/12560604933752)