Aksi harga Bitcoin pada Agustus 2025 telah terkonsolidasi di sekitar ambang $114.000, sebuah level yang kini berfungsi sebagai titik tumpu psikologis dan teknikal untuk pergerakan jangka pendek cryptocurrency ini. Setelah koreksi sebesar 7% dari rekor tertinggi di atas $124.000, pasar sedang menguji apakah level ini dapat bertahan sebagai support—atau justru jatuh ke fase bearish yang lebih dalam. Analis dan data on-chain menunjukkan bahwa beberapa minggu ke depan akan menjadi penentu bagi para bull, dengan risiko likuiditas, aktivitas whale, dan indikator sentimen yang memberikan gambaran campuran namun penuh kehati-hatian.
Level $114.000 secara historis bertindak sebagai pedang bermata dua untuk Bitcoin, berfungsi sebagai support maupun resistance tergantung pada kondisi pasar [1]. Penutupan mingguan di atas level ini secara luas dianggap sebagai “langkah besar” untuk menegaskan kembali momentum bullish dan menghindari koreksi berkepanjangan [3]. Kegagalan untuk melakukannya berisiko memicu penurunan ke $103.700, level yang terakhir terlihat selama bear market 2023 [1]. Indikator teknikal seperti garis tengah Bollinger Band dan divergensi MACD bearish semakin menyoroti rapuhnya fase konsolidasi saat ini [4].
Aktivitas whale menambah lapisan kompleksitas lain. Lebih dari 500.000 Bitcoin dilepas oleh pemegang jangka panjang pada bulan Agustus, menandakan perubahan dinamika pasar [3]. Meskipun pembeli institusional, termasuk ETF dan manajer aset, menyerap sebagian besar pasokan ini, laju akumulasi telah melambat. Metrik on-chain seperti RSI dan struktur biaya pasar menunjukkan kurangnya keyakinan pada tren naik saat ini [4]. Jika Bitcoin kesulitan merebut kembali $114K, tekanan jual yang meningkat dari pemegang jangka pendek—terutama di sekitar $113.600—dapat mempercepat penurunan [4].
Open interest dan funding rate Bitcoin di dekat $114K menunjukkan keseimbangan yang rapuh antara kekuatan bullish dan bearish. Open interest melonjak melewati $40 miliar pada bulan Agustus, mendekati rekor tertinggi, saat trader leverage secara agresif memposisikan diri [4]. Namun, lonjakan ini juga meningkatkan risiko deleveraging jika harga terus turun. Funding rate, yang mengukur biaya memegang kontrak perpetual futures, kembali naik ke 0,0084 pada pertengahan Agustus setelah sebelumnya mencapai titik ekstrem bearish di 0,0027 awal bulan [4]. Pergeseran ini mencerminkan kembalinya sentimen bullish namun juga menyoroti volatilitas posisi leverage.
Analisis kedalaman order-book semakin mempersulit prospek. Dinding likuiditas di $115.800 dan $116.000 menunjukkan bahwa breakout di atas level ini dapat memicu reli menuju $121.000 [2]. Sebaliknya, breakdown di bawah $114K dapat mengundang penurunan ke $113.500 atau bahkan $104K [2]. Rasio ETH/BTC, yang mencapai level tertinggi tahunan pada bulan Agustus, juga menandakan potensi pergeseran dinamika pasar yang menguntungkan Ethereum dibanding Bitcoin dalam jangka pendek [4].
Sentimen pasar tetap terfragmentasi, sebagaimana tercermin dalam Bitcoin Fear and Greed Index. Indeks ini berfluktuasi antara “Greed” (56 pada 20 Agustus) dan “Neutral” (46 pada 29 Agustus), mencerminkan volatilitas harga Bitcoin [5]. Pergeseran ini bertepatan dengan meningkatnya tekanan jual saat aset turun di bawah $109K. Tren media sosial memperkuat kekhawatiran ini, dengan ketidakpastian makroekonomi—khususnya seputar simposium Jackson Hole Federal Reserve—mendorong perilaku profit-taking [4].
Pergerakan whale dan analisis order-book menunjukkan niat beli yang kuat di dekat $114K, namun kepercayaan ini memudar seiring perubahan kondisi pasar [5]. Aktivitas institusional, bagaimanapun, tetap menjadi kekuatan penstabil. IBIT ETF milik BlackRock, misalnya, mengelola aset senilai $70 miliar, sementara pembelian Bitcoin senilai $2,46 miliar oleh MicroStrategy pada bulan Agustus menegaskan keyakinan bullish jangka panjang [4].
Bagi investor, ambang $114K merupakan titik keputusan yang krusial. Retest yang sukses dan breakout di atas level ini dapat memvalidasi pola inverse head-and-shoulders, dengan proyeksi target $172.000 [6]. Namun, risiko koreksi lebih dalam tetap ada, terutama jika open interest terus meningkat tanpa breakout harga yang sesuai.
Strategi manajemen risiko sebaiknya memprioritaskan stop-loss ketat di bawah $112K, di mana bear flag pada grafik empat jam dapat mengindikasikan penurunan lebih lanjut [1]. Sementara itu, mereka yang memiliki bias bullish jangka panjang dapat menemukan peluang saat harga turun ke $103K, asalkan metrik on-chain seperti rasio Short-Term Holder MVRV (saat ini di 2,1) dan SOPR (1,1) tetap di atas ambang distribusi kritis [1].
Ambang $114K Bitcoin lebih dari sekadar level teknikal—ini adalah barometer sentimen pasar, likuiditas, dan kepercayaan institusional. Meskipun prospek langsung tetap tidak pasti, interaksi aktivitas whale, tekanan derivatif, dan faktor makroekonomi menunjukkan bahwa volatilitas akan terus berlanjut. Investor harus mempertimbangkan urgensi merebut kembali level support kunci terhadap risiko koreksi lebih dalam, menggunakan data on-chain dan indikator sentimen sebagai panduan dalam lingkungan berisiko tinggi ini.