Pada tahun 2025, pasar Bitcoin telah menjadi panggung ekstrem, di mana interaksi antara volatilitas yang didorong oleh whale dan ketidakpastian makroekonomi menciptakan kekacauan sekaligus peluang. Peristiwa terbaru menyoroti wawasan penting: fase kapitulasi yang dipicu oleh aksi jual whale, ketika dikombinasikan dengan sinyal makroekonomi yang menguntungkan, dapat menjadi titik masuk taktis bagi investor jangka panjang yang disiplin.
Pada Agustus 2025, aksi jual whale senilai $2,7 miliar selama akhir pekan membuat harga Bitcoin anjlok di bawah $112.700, memicu flash crash yang memperlihatkan rapuhnya likuiditas di pasar yang didominasi oleh segelintir pelaku [1]. Namun, volatilitas ini bukanlah tanda kehancuran. Pemegang jangka pendek (STH), yang membeli Bitcoin di harga lebih tinggi, melakukan kapitulasi secara massal, menurunkan pasokan STH sementara pemegang jangka panjang (LTH) menyerap inventaris diskon tersebut [3]. Dinamika ini mencerminkan siklus pasar historis, di mana aksi keluar karena panik menciptakan peluang asimetris bagi mereka yang memiliki modal dan keyakinan.
Pemulihan yang terjadi setelahnya—Bitcoin kembali ke $112.692 dalam 24 jam—didukung oleh akumulasi institusional dan pola teknikal yang dikenal sebagai “Power of 3.” Kerangka tiga fase ini (Akumulasi, Manipulasi, Distribusi) menyoroti bagaimana pelaku institusi secara strategis mengendalikan trajektori harga Bitcoin [2]. Pada akhir Agustus, Bitcoin berhasil merebut kembali level resistance kunci di $115.300 dan $116.800, menandakan potensi titik balik [2].
Sementara itu, katalis makroekonomi menambah lapisan kompleksitas lain. Tingkat inflasi inti PCE AS yang stabil di 2,8% pada 2025 memberikan latar belakang yang menguntungkan bagi Bitcoin, yang semakin dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi [1]. Namun, pendekatan hati-hati Federal Reserve terhadap pemotongan suku bunga—yang tertunda karena kekhawatiran pengendalian inflasi—memicu volatilitas. Penurunan harga sebesar 5% pada Agustus 2025 secara langsung terkait dengan ketidakpastian makroekonomi, dengan data PCE AS menjadi faktor utama penggerak pasar [2].
Interaksi antara perilaku whale dan sinyal makroekonomi bukanlah satu arah. Aktivitas whale sendiri dipengaruhi oleh arus modal yang lebih luas. Misalnya, seorang whale Bitcoin senilai $5 miliar beralih ke Ethereum pada akhir 2025, mentransfer $1,1 miliar dalam BTC ke Hyperunit dan membangun cadangan ETH senilai $2,5 miliar [4]. Pergeseran ini mencerminkan alokasi ulang strategis ke token dengan utilitas tinggi dan sektor berbasis AI, karena institusi memprioritaskan model deflasi Ethereum dan hasil staking dibandingkan dengan imbal hasil Bitcoin yang stagnan [5].
Bagi investor, pelajarannya jelas: memantau aktivitas whale dan indikator makroekonomi secara bersamaan dapat mengungkap titik infleksi penting. Fase kapitulasi Agustus 2025, misalnya, diperkuat oleh transfer BTC senilai $4,35 miliar pada Juli 2025, yang awalnya memicu penurunan harga namun kemudian diimbangi oleh pembelian institusional [1]. Dualitas ini—whale sebagai pendestabilisasi sekaligus penstabil—menegaskan perlunya pendekatan manajemen risiko yang bernuansa.
Seiring data PCE akan dirilis, pergerakan pasar selanjutnya kemungkinan akan bergantung pada apakah kepercayaan institusi terhadap fundamental jangka panjang Bitcoin mampu mengalahkan volatilitas jangka pendek. CLARITY Act dan BITCOIN Act tahun 2025, yang memfasilitasi integrasi Bitcoin ke dalam keuangan arus utama, memberikan angin segar regulasi [2]. Namun, risiko likuiditas tetap ada, terutama jika aktivitas whale meningkat sebelum data PCE dirilis.
Kesimpulannya, episode Agustus 2025 menunjukkan bahwa fase kapitulasi yang didorong oleh whale, ketika selaras dengan sinyal makroekonomi yang menguntungkan, dapat menciptakan peluang asimetris. Investor yang menggabungkan analitik on-chain dengan wawasan makroekonomi mungkin akan berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan kenaikan Bitcoin berikutnya—dengan catatan mereka mampu bertahan menghadapi gejolak pasar yang masih belajar menyeimbangkan kerentanan struktural dengan potensi transformasinya.
Sumber: [1] Bitcoin's 2026 Price Outlook: Macroeconomic Tailwinds, Institutional Adoption, and Whale Activity [2] Bitcoin's Post-Whale Sell-Off Recovery and the Power of 3 [3] Bitcoin Shakeout: New Investors Capitulate While Strong Hands Accumulate [4] $5B Bitcoin Whale Makes Massive Pivot into Ethereum [5] Bitcoin's Retreat Amid AI's Ascent: A Macro-Driven Capital Reallocation [https://www.bitget.com/news/detail/12560604936226]