Pasar tokenized real-world assets (RWA) sedang mengalami perubahan besar, didorong oleh infrastruktur tingkat institusional dan kejelasan regulasi. Dengan proyeksi ukuran pasar global sebesar $1,244.18 billion pada tahun 2025 dan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 43.36% hingga 2029, RWA sedang mendefinisikan ulang bagaimana keuangan tradisional dan digital saling beririsan [1]. Pertumbuhan ini bukan spekulatif—melainkan didukung oleh adopsi institusional, inovasi regulasi, dan infrastruktur teknologi yang mengurangi risiko sekaligus membuka likuiditas pada aset yang sebelumnya tidak likuid.
Pusat-pusat baru seperti Hong Kong mempercepat adopsi RWA dengan mengharmonisasikan inovasi dan perlindungan investor. Stablecoins Ordinance kota ini, yang diterapkan pada 1 Agustus 2025, mewajibkan penerbit stablecoin untuk menjaga cadangan 100% dan memperoleh lisensi dari Hong Kong Monetary Authority (HKMA), memastikan stabilitas sistemik sekaligus membangun kepercayaan [2]. Melengkapi hal ini, SFC’s Policy Statement 2.0 menyederhanakan perizinan bagi penyedia layanan aset digital, termasuk kustodian dan bursa, menciptakan ekosistem transparan untuk partisipasi institusional [5].
Penyesuaian strategis Hong Kong dengan standar global—seperti persyaratan modal Basel—menempatkannya sebagai jembatan antara China dan dunia. Dengan mentokenisasi aset seperti logam mulia, proyek energi terbarukan, dan obligasi pemerintah, kota ini meningkatkan likuiditas dan aksesibilitas bagi investor institusional [2]. Sebagai contoh, ETF yang ditokenisasi kini mendapat manfaat dari aturan bea materai yang diperjelas, memungkinkan perdagangan di pasar sekunder dan diversifikasi portofolio yang lebih luas [2].
Kepercayaan institusional meningkat seiring raksasa keuangan tradisional mengadopsi tokenisasi. Goldman Sachs dan BNY Mellon, misalnya, telah meluncurkan dana pasar uang yang ditokenisasi, mengurangi waktu penyelesaian dari beberapa hari menjadi menit dan memangkas biaya operasional hingga 70% [1]. Sementara itu, kemitraan berbasis Hong Kong seperti Metalpha dan AMINA Bank’s crypto equity fund menunjukkan bagaimana aset tokenisasi yang diatur dapat menghasilkan alpha. Dana ini, yang menargetkan investor profesional, telah mengungguli tolok ukurnya sebesar 20% melalui strategi berbasis derivatif, memanfaatkan keunggulan Hong Kong sebagai pelopor [4].
Total value locked (TVL) dalam tokenisasi RWA telah melonjak menjadi $65 billion pada tahun 2025, naik 800% dari 2023, dengan tokenisasi real estat saja diproyeksikan tumbuh dari $120 billion pada 2023 menjadi $3.2 trillion pada 2030 [1]. Angka-angka ini menegaskan pergeseran dari aset kripto spekulatif ke aset nyata yang menghasilkan pendapatan dengan kepemilikan dan kepatuhan yang dapat diverifikasi.
Tokenisasi mengurangi risiko yang melekat pada kelas aset tradisional melalui smart contract yang dapat diprogram dan alat kepatuhan setingkat audit. Platform seperti zkDatabase menyediakan interoperabilitas multi-chain dan integritas data, memastikan aset yang ditokenisasi memenuhi standar regulasi sekaligus memungkinkan transaksi lintas negara [2]. Project Ensemble Sandbox milik Hong Kong lebih lanjut mengurangi risiko penyelesaian dengan menguji penyelesaian antarbank yang ditokenisasi, sebuah langkah penting menuju adopsi arus utama [3].
Bagi individu dengan kekayaan tinggi dan investor institusional, RWA yang ditokenisasi menawarkan diversifikasi di luar saham dan obligasi. Dengan 8.6% portofolio individu kaya diperkirakan akan dialokasikan ke aset tokenisasi pada 2026—dibandingkan 5.6% untuk investor institusional—kelas aset ini menjadi pilar utama manajemen kekayaan modern [1].
Konvergensi kejelasan regulasi, infrastruktur institusional, dan inovasi teknologi menciptakan alasan kuat untuk investasi RWA. Ekosistem Hong Kong, khususnya, menawarkan proposisi nilai unik: insentif pajak, keunggulan pelopor, dan lingkungan yang diatur namun lincah. Karena pasar RWA diproyeksikan mencapai $16 trillion pada 2030 [2], para pengadopsi awal berpeluang memperoleh keuntungan signifikan sambil menavigasi kerangka kerja yang memitigasi risiko.
Bagi investor yang ingin mendiversifikasi portofolio kripto, RWA yang ditokenisasi mewakili jembatan antara keuangan tradisional dan digital. Dengan memprioritaskan yurisdiksi dengan kerangka regulasi yang kuat—seperti Hong Kong—investor dapat mengakses peluang pertumbuhan tinggi sambil tetap selaras dengan standar kepatuhan global.
Sumber:
[1] Asset Tokenization Statistics 2025: Uncover Growth Trends
[2] Hong Kong's Crypto Regulatory Evolution: A Strategic Gateway for Institutional Exposure to Digital Assets
[3] Hong Kong initiatives to accelerate tokenisation of real-
[4] Hong Kong's Institutional Crypto Evolution: How Metalpha and AMINA Bank are Capturing Digital Wealth Management Alpha
[5] Second policy statement on development of digital assets