Gubernur California Gavin Newsom telah mengumumkan kesepakatan bersejarah dengan perusahaan ride-hailing Uber dan Lyft, yang memungkinkan para pengemudi aplikasi untuk melakukan perundingan bersama demi upah dan tunjangan yang lebih baik, sambil mempertahankan status mereka sebagai kontraktor independen. Kesepakatan ini, yang didukung oleh para legislator dan Service Employees International Union (SEIU), disebut SEIU sebagai perluasan terbesar hak perundingan bersama sektor swasta dalam sejarah California. Kompromi ini juga mencakup pengurangan signifikan pada persyaratan asuransi untuk perusahaan-perusahaan tersebut, mengatasi beban keuangan utama yang telah menyebabkan tarif penumpang menjadi lebih tinggi.
Kesepakatan ini terdiri dari dua langkah legislatif. Yang pertama, disponsori oleh SEIU, memungkinkan lebih dari 800.000 pengemudi rideshare di California untuk membentuk serikat dan merundingkan kondisi kerja, meskipun mereka diklasifikasikan sebagai kontraktor independen menurut hukum federal. Yang kedua, didukung oleh Uber dan Lyft, mengurangi cakupan asuransi minimum yang diperlukan untuk kecelakaan yang melibatkan pengemudi yang kurang atau tidak diasuransikan dari $1 juta menjadi $60.000 per individu dan $300.000 per kecelakaan. Perubahan ini, menurut perusahaan, akan membantu mengurangi biaya operasional dan membuat tarif perjalanan menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.
Kesepakatan ini muncul setelah pertarungan hukum dan politik yang panjang terkait klasifikasi pekerja gig. Pada tahun 2020, pemilih California mengesahkan Proposition 22, sebuah inisiatif yang didukung oleh Uber dan Lyft, yang mengklasifikasikan pengemudi ride-hailing sebagai kontraktor independen dan melarang mereka melakukan perundingan bersama. Putusan Mahkamah Agung California tahun 2024 menguatkan inisiatif tersebut namun membuka ruang bagi tindakan legislatif untuk memperluas hak-hak pekerja. Kesepakatan baru ini memanfaatkan kerangka hukum tersebut untuk menciptakan proses di mana pengemudi dapat berorganisasi dengan mengumpulkan tanda tangan dari setidaknya 10% pengemudi aktif dan mengajukan sertifikasi melalui Public Employment Relations Board negara bagian.
Para pengemudi telah lama mengeluhkan masalah seperti pendapatan yang tidak menentu, kurangnya tunjangan kesehatan, dan pemutusan akses aplikasi secara sewenang-wenang sebagai tantangan bagi mata pencaharian mereka. Margarita Penazola, seorang pengemudi rideshare dan anggota California Gig Workers Union, membagikan pengalamannya ketika ia dinonaktifkan sementara dari aplikasi tanpa penjelasan setelah adanya keluhan penumpang, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan yang signifikan. Penazola menekankan bahwa pembentukan serikat akan memberikan suara dan wadah bagi pengemudi untuk memperjuangkan perlakuan yang adil.
Uber dan Lyft awalnya menentang usulan perundingan bersama, namun akhirnya mendukung kesepakatan tersebut setelah mendapatkan konsesi terkait mandat asuransi. Ramona Prieto, kepala kebijakan publik Uber untuk California, menyatakan bahwa kesepakatan ini merupakan kompromi yang menurunkan biaya bagi penumpang sekaligus memberdayakan pengemudi untuk berorganisasi. Nick Johnson, direktur kebijakan publik di Lyft, menambahkan bahwa pengurangan persyaratan asuransi akan membantu "mengendalikan biaya yang melonjak" dan menjaga keterjangkauan layanan rideshare.
Kesepakatan ini diperkirakan akan disahkan oleh legislatif negara bagian sebelum sesi berakhir pada pertengahan September. Meskipun beberapa pendukung, seperti Nicole Moore dari Rideshare Drivers United, menyatakan kekhawatiran bahwa RUU ini tidak mencakup perlindungan penting seperti hak untuk mogok dan akses ke data upah, kesepakatan ini secara luas dipandang sebagai langkah besar dalam perjuangan hak-hak pekerja gig. California akan bergabung dengan Massachusetts sebagai negara bagian kedua yang menawarkan jalur formal menuju pembentukan serikat bagi pengemudi aplikasi, yang berpotensi memengaruhi kebijakan ketenagakerjaan di negara bagian lain.