Kemitraan terbaru antara U.S. Department of Commerce dengan Chainlink dan Pyth Network untuk menghadirkan data ekonomi on-chain telah memicu reaksi pasar yang beragam, memperlihatkan adanya ketidaksesuaian penting antara fundamental dan aksi harga. Sementara token PYTH milik Pyth melonjak 70% setelah pengumuman, token LINK milik Chainlink hanya naik 5%, meskipun Chainlink memiliki infrastruktur yang lebih luas dan adopsi institusional yang lebih besar. Kinerja yang kurang ini, yang didorong oleh sikap puas pasar terhadap peran Chainlink yang sudah mapan, menghadirkan peluang kontrarian yang menarik bagi investor jangka panjang.
Kemitraan Chainlink dengan pemerintah AS untuk menghadirkan data real GDP, PCE Price Index, dan data BEA lainnya melalui Data Feeds di sepuluh blockchain dipandang sebagai peningkatan bertahap dari infrastruktur oracle yang sudah ada. Sebaliknya, peran Pyth dalam menerbitkan data GDP dianggap sebagai terobosan baru, memicu euforia spekulatif. Kesenjangan narasi ini terlihat jelas dalam data perdagangan: lonjakan volume 24 jam PYTH sebesar 2.700% sangat kontras dengan kenaikan LINK yang hanya 3%. Namun, fundamental Chainlink menceritakan kisah yang berbeda.
Total Value Enabled (TVE) Chainlink mencapai $20 triliun pada Q1 2025, sebuah metrik yang jauh melampaui market cap Pyth sebesar $1.2 billion. Aktivitas on-chain semakin menegaskan dominasinya: alamat aktif harian melonjak dari 5.500 menjadi 9.400 dalam beberapa minggu terakhir, dan aktivitas wallet LINK tumbuh 27% year-over-year. Sementara itu, metrik Pyth, meskipun mengesankan, masih terkonsentrasi pada perdagangan spekulatif daripada infrastruktur mendasar. Sebagai contoh, reli harga Pyth sebesar 91% terjadi setelah kemitraan pemerintah namun belum memiliki skalabilitas cross-chain seperti CCIP milik Chainlink, yang kini mencakup 60 blockchain.
Kredibilitas institusional Chainlink menjadi pembeda lainnya. Data Feeds-nya mendukung protokol DeFi penting, aset tokenisasi, dan aplikasi perusahaan, dengan kesepakatan pemerintah AS semakin memperkuat perannya sebagai oracle tepercaya. Kemitraan Pyth dengan VanEck dan Grayscale memang patut dicatat, namun ekosistem Chainlink mencakup integrasi dengan institusi keuangan besar dan perusahaan Fortune 500, memastikan permintaan yang berkelanjutan. Strategi blockchain pemerintahan Trump—yang bertujuan menjadikan AS sebagai “ibu kota dunia” kripto—semakin memvalidasi infrastruktur Chainlink sebagai fondasi sistem ekonomi on-chain.
Reaksi harga yang datar terhadap kesepakatan pemerintah Chainlink mencerminkan pasar yang kurang menghargai peran fundamentalnya. Sementara token Pyth didorong oleh hype jangka pendek, TVE Chainlink, pertumbuhan alamat, dan kemitraan institusional menunjukkan proposisi nilai yang lebih tahan lama. Bagi investor, perbedaan ini menciptakan titik masuk untuk memanfaatkan utilitas Chainlink yang terus berkembang di dunia yang semakin bergantung pada infrastruktur data berbasis blockchain.
Sumber:
[1] Chainlink Statistics 2025: TVS, Staking & Price Momentum
[2] Chainlink Price Flat After U.S. Government Deal
[3] Pyth Network's Breakout: Why Institutional Adoption of On-Chain Data Is Catalyzing a Bullish Cycle for PYTH
[4] Pyth Network (PYTH) Price Prediction: What’s Next After 100% Rally?
[5] Chainlink (LINK) at Critical Juncture: Can $21 Support Validate the Bullish Leg?
[6] US Government Brings Economic Data Onchain With Chainlink and Pyth