Tether, penerbit stablecoin terbesar USDT, mengumumkan rencana untuk meluncurkan aset digital tersebut di protokol RGB milik Bitcoin, sebuah solusi penskalaan layer-two, seiring dengan terus berkembangnya pasar stablecoin dalam ukuran dan pengaruh. Langkah ini dipandang sebagai ekspansi strategis untuk memanfaatkan jaringan Bitcoin, menawarkan fleksibilitas lebih besar kepada pengguna dalam bertransaksi tanpa mengorbankan stabilitas yang dipatok pada dolar yang dikenal dari USDT. Protokol RGB memungkinkan transaksi off-chain, secara signifikan mengurangi biaya sambil mempertahankan sifat tidak dapat diubah dan transparansi melalui blockchain Bitcoin yang mendasarinya.
Pasar stablecoin berada di jalur untuk mencapai rekor $300 miliar dalam total value locked (TVL), didorong oleh adopsi yang meningkat di platform decentralized finance (DeFi), pembayaran lintas negara, dan sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar kripto. Menurut data pasar terbaru, USDT tetap menjadi stablecoin dominan dengan pangsa pasar lebih dari 50%, diikuti oleh USDC dan Binance USD (BUSD). Ekspansi ke ekosistem Bitcoin diperkirakan akan semakin memperkuat posisi Tether di pasar dan menarik basis pengguna yang lebih luas, khususnya dari proyek DeFi yang berfokus pada Bitcoin.
Keputusan Tether untuk mengeksplorasi RGB menyoroti konvergensi yang semakin berkembang antara Bitcoin dan stablecoin. RGB memungkinkan pembuatan state channel dan smart contract di luar blockchain utama Bitcoin, sehingga memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan murah. Perkembangan ini sangat relevan seiring dengan peran Bitcoin dalam DeFi yang semakin meluas, dengan proyek-proyek yang berupaya mengintegrasikan stablecoin untuk likuiditas dan peluang menghasilkan imbal hasil. Para analis mencatat bahwa langkah ini dapat memfasilitasi integrasi likuiditas Bitcoin yang lebih mulus ke dalam ekosistem kripto yang lebih luas.
Pengamat industri percaya bahwa peluncuran USDT di RGB juga dapat mendorong langkah serupa oleh penerbit stablecoin lainnya, yang berpotensi menyebabkan gelombang baru peluncuran stablecoin lintas rantai. Inisiatif ini sejalan dengan tren yang lebih luas di ruang blockchain, di mana interoperabilitas dan skalabilitas tetap menjadi tantangan utama. Dengan mengadopsi infrastruktur Bitcoin untuk operasi stablecoin, Tether memposisikan dirinya untuk mendapatkan manfaat dari peran Bitcoin yang semakin berkembang dalam infrastruktur keuangan internet.
Pengawasan regulasi tetap menjadi faktor kunci dalam evolusi pasar stablecoin. Tether telah menghadapi tantangan sebelumnya terkait dukungan cadangannya, meskipun secara konsisten menyatakan bahwa kewajibannya sepenuhnya didukung oleh campuran kas dan instrumen jangka pendek yang terdiversifikasi. Dengan lingkungan regulasi global yang berkembang pesat, ekspansi perusahaan ke protokol baru dapat menarik perhatian tambahan dari otoritas keuangan, terutama karena stablecoin semakin berinteraksi dengan sistem keuangan tradisional.
Sumber: