Pada tahun 2022, California merayakan kemenangan hukum bersejarah melawan industri bahan bakar fosil, menandai perubahan signifikan dalam perjuangan hukum jangka panjangnya dengan perusahaan minyak besar. Pada saat itu, negara bagian tersebut mencapai penyelesaian penting dengan lima perusahaan minyak besar, termasuk BP, Chevron, ConocoPhillips, dan lainnya. Berdasarkan ketentuan perjanjian, perusahaan-perusahaan ini setuju untuk membayar hingga $825 juta dalam bentuk penalti dan pendanaan untuk inisiatif perubahan iklim, termasuk penelitian, program mitigasi, dan proyek ketahanan komunitas. Penyelesaian ini dipandang sebagai kemenangan besar bagi negara bagian, yang telah menuduh perusahaan-perusahaan tersebut menyesatkan publik dan regulator tentang dampak lingkungan dari produk mereka.
Perjanjian ini merupakan bagian dari strategi hukum yang lebih luas oleh California untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan minyak atas peran mereka dalam memperburuk perubahan iklim. Negara bagian tersebut telah lama berargumen bahwa korporasi-korporasi ini mengetahui risiko lingkungan dari bahan bakar fosil namun gagal mengungkapkannya secara memadai. Penyelesaian ini juga dipuji sebagai model bagi yurisdiksi lain yang ingin mengejar kasus serupa. Kelompok advokasi dan organisasi lingkungan memuji perjanjian ini sebagai langkah preseden dalam perjuangan melawan ketidakaktifan iklim.
Namun, perkembangan terbaru telah menimbulkan ketidakpastian atas pelaksanaan penyelesaian tersebut. Dalam langkah yang mengejutkan, regulator California telah mengumumkan penghentian sementara penyaluran dana dari penyelesaian tersebut. Keputusan ini dipicu oleh kekhawatiran atas keabsahan hukum dari perjanjian tersebut, khususnya kepatuhannya terhadap undang-undang antimonopoli federal. Meskipun negara bagian masih menganggap penyelesaian ini sebagai perjanjian dasar, para ahli hukum menunjukkan potensi tantangan dari kelompok industri dan lembaga federal yang dapat menunda atau mengubah penggunaan dana tersebut.
Penghentian ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan program iklim yang dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat dari penyelesaian tersebut. Rencana awal mencakup pendanaan untuk penelitian energi terbarukan, kesiapsiagaan kebakaran hutan, dan proyek adaptasi iklim berbasis komunitas di daerah rentan. Penundaan dalam pelaksanaan dapat memperlambat kemajuan inisiatif ini, yang dipandang penting untuk mencapai target pengurangan emisi ambisius California. Kelompok lingkungan menyatakan kekhawatiran bahwa penghentian ini dapat menyebabkan hilangnya momentum dalam strategi iklim yang lebih luas di negara bagian tersebut.
Terlepas dari penghentian ini, pejabat negara bagian menekankan bahwa penyelesaian itu sendiri tetap berlaku dan dana pada akhirnya akan digunakan sesuai dengan perjanjian awal. Tim hukum kini sedang meninjau penyelesaian tersebut untuk memastikan kepatuhan terhadap semua undang-undang dan peraturan yang relevan. Proses ini dapat memakan waktu beberapa bulan, dan belum ada jadwal pasti kapan dana akan mulai disalurkan. Negara bagian juga telah membuka dialog dengan para pemangku kepentingan untuk menilai kembali cara paling efektif dalam mengalokasikan dana agar selaras dengan prioritas hukum dan kebijakan saat ini.
Situasi ini menyoroti lanskap hukum dan politik yang kompleks seputar akuntabilitas iklim. Sementara kemenangan awal California dirayakan sebagai titik balik dalam perjuangan melawan perusahaan minyak besar, perkembangan terbaru ini menegaskan tantangan dalam menegakkan penyelesaian hukum berskala besar di lingkungan yang sangat diatur dan penuh muatan politik. Hasil dari tinjauan hukum ini dapat memiliki implikasi yang lebih luas untuk kasus serupa di negara bagian lain dan dapat memengaruhi masa depan litigasi iklim korporasi secara nasional.
Sumber: