Penerimaan institusional terhadap Bitcoin di Korea Selatan pada tahun 2025 menandai perubahan penting dalam bagaimana pasar Asia mendefinisikan ulang manajemen perbendaharaan perusahaan. Di garis depan adalah Bitplanet, yang meluncurkan perbendaharaan Bitcoin institusional pertama di negara tersebut dengan alokasi sebesar $40 juta pada tahun 2025, menandakan pergeseran strategis menuju aset digital sebagai alat lindung nilai makro dan diversifikasi [1]. Langkah ini, yang dilakukan tanpa menimbulkan utang, sejalan dengan tren global yang memperlakukan Bitcoin sebagai “emas digital” untuk melawan tekanan inflasi dan devaluasi mata uang fiat [2]. Implikasi yang lebih luas sangat mendalam: Korea Selatan tidak hanya mengikuti tren kripto global tetapi juga secara aktif membentuknya.
Alasan adopsi institusional terhadap Bitcoin terletak pada profil risikonya yang unik. Selama 2023–2025, Bitcoin mencatatkan Rasio Sharpe sebesar 0,94, mengungguli aset tradisional seperti ekuitas dan obligasi dalam pengembalian yang disesuaikan dengan risiko [6]. Metode ini, dikombinasikan dengan $132,5 miliar aset ETF Bitcoin yang dikelola, menegaskan peran Bitcoin yang semakin besar sebagai komponen inti portofolio. Bagi perusahaan Korea Selatan, korelasi rendah Bitcoin dengan pasar tradisional—khususnya ekuitas AS—menawarkan manfaat diversifikasi yang menarik. Investor semakin menukar saham Big Tech AS dengan ekuitas yang terkait kripto, dengan perusahaan seperti BitMine menarik arus masuk seiring sektor ini semakin matang [4].
Kejelasan regulasi telah mempercepat transisi ini. Virtual Asset User Protection Act (VAUPA) Korea Selatan dan kerangka kerja stablecoin yang direncanakan telah menciptakan fondasi hukum untuk partisipasi institusional [4]. Pada akhir 2025, Financial Services Commission (FSC) diperkirakan akan menyetujui ETF Bitcoin spot, semakin mendemokratisasi akses terhadap aset ini [5]. Perkembangan ini mencerminkan langkah Jepang melalui Metaplanet dan Korea Selatan melalui K Wave Media, yang telah mengalokasikan hingga $1 miliar ke perbendaharaan Bitcoin, memperkuat tren tersebut [3].
Logika strategisnya jelas. Volatilitas Bitcoin, yang dulunya menjadi hambatan, kini dipandang sebagai keunggulan di dunia yang penuh guncangan makroekonomi tak terduga. Analis memproyeksikan Bitcoin dapat mencapai $1,3 juta pada tahun 2035, didorong oleh permintaan institusional yang berkelanjutan dan perannya sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik [6]. Bagi perusahaan Korea Selatan, perhitungannya sederhana: Bitcoin menawarkan aset yang tidak berkorelasi dan tahan inflasi yang melengkapi perbendaharaan tradisional.
Para kritikus berpendapat bahwa fluktuasi harga Bitcoin dapat memperbesar kerugian saat terjadi penurunan. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh model tanpa utang Bitplanet, alokasi institusional semakin terstruktur untuk mengurangi risiko tersebut—memperlakukan Bitcoin sebagai aset cadangan jangka panjang, bukan sekadar spekulasi [2]. Pendekatan ini mencerminkan peran emas dalam portofolio bank sentral, meskipun dengan sentuhan digital.
Tindakan Korea Selatan sedang mendefinisikan ulang pasar kripto Asia. Dengan menginstitusikan perbendaharaan Bitcoin, negara ini tidak hanya mendiversifikasi cadangan keuangannya tetapi juga memposisikan diri sebagai pusat regional untuk inovasi aset digital. Seiring kerangka regulasi semakin solid dan adopsi semakin cepat, titik balik strategisnya jelas: Bitcoin bukan lagi aset pinggiran, melainkan pilar utama lindung nilai makro di abad ke-21.
Sumber:
[1] Bitplanet Launches South Korea's First $40M Bitcoin Treasury
[2] South Korea's Institutional Bitcoin Adoption - Crypto
[3] South Korea's Institutional Bitcoin Adoption: A Strategic Hub for Asian Crypto Markets, [https://www.bitget.com/asia/news/detail/12560604937368]
[4] South Korean investors swap US Big Tech stocks for crypto ...
[5] Bitplanet Launches South Korea's First $40M Bitcoin Treasury
[6] South Korea's Institutional Bitcoin Adoption - Crypto