ONG telah mengalami koreksi harga yang parah, turun sebesar 298,68% selama sebulan terakhir hingga 31 Agustus 2025. Token ini saat ini diperdagangkan pada harga $0,1809, setelah mengalami penurunan sebesar 29,52% dalam 24 jam terakhir. Kinerja selama satu tahun tetap sangat buruk, dengan kerugian kumulatif sebesar 4639,8%. Pergerakan terbaru menunjukkan tren bearish yang tajam, tanpa tanda-tanda pembalikan dalam waktu dekat.
Penurunan ini mencerminkan meningkatnya ketidakstabilan pasar dan pesimisme investor. Meskipun fundamental dasar dari platform ONG tidak mengalami perubahan signifikan, sentimen pasar memburuk dengan cepat, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor makroekonomi yang lebih luas dan dinamika perdagangan spekulatif. Analis mencatat bahwa token ini tidak memiliki level dukungan intrinsik yang kuat, sehingga memperburuk momentum penurunan.
Pergerakan harga ONG telah menjadi sorotan analis teknikal yang menyoroti tidak adanya level resistance yang dapat diandalkan dan dominasi pola bearish jangka pendek. Penurunan yang cepat menunjukkan kurangnya tekanan beli institusional dan kepercayaan investor ritel yang terbatas. Tidak adanya katalis yang jelas untuk koreksi ini memunculkan spekulasi tentang tantangan likuiditas atau potensi masalah tata kelola, meskipun klaim tersebut belum dapat diverifikasi.
Aksi harga sedang dianalisis melalui berbagai indikator teknikal. Pemecahan level kunci dan pergeseran momentum telah menjadi fokus utama bagi para trader dalam menilai eksposur risiko. Penurunan sebesar 29,52% dalam satu hari semakin menegaskan rapuhnya kelas aset ini, dengan likuiditas dan volatilitas menjadi faktor pembatas utama.
Hipotesis Backtest
Mengingat volatilitas harga ONG yang signifikan, strategi potensial mungkin dengan memodelkan kinerja setelah pemicu pasar tertentu. Pendekatan umum dalam strategi berbasis peristiwa melibatkan pengujian hasil setelah penurunan tajam, seperti penurunan 10% atau lebih dalam satu hari perdagangan. Jenis backtest ini dapat membantu menentukan apakah peristiwa tersebut dapat memprediksi aksi harga berikutnya, periode holding, dan pengembalian yang disesuaikan dengan risiko.
Untuk menyusun backtest berbasis peristiwa yang relevan, dua parameter harus ditentukan: ticker atau aset yang dianalisis, dan definisi dari peristiwa pemicu. Misalnya, pemicu dapat didefinisikan sebagai penurunan harga harian close-to-close sebesar 10% atau lebih, yang merupakan tolok ukur yang banyak digunakan untuk mengukur guncangan harga turun yang signifikan.
Setelah detail ini dikonfirmasi, backtest dapat dijalankan menggunakan data harga historis dari 1 Januari 2022 hingga saat ini. Ini mencakup identifikasi semua kejadian di mana pemicu terpenuhi dan menganalisis rata-rata jalur pengembalian, periode holding optimal, dan karakteristik volatilitas setelah peristiwa tersebut. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah aturan perdagangan yang telah ditentukan sebelumnya—seperti keluar pada penutupan positif berikutnya atau menahan selama periode tertentu—akan menguntungkan secara historis.