Pasokan uang M2 di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi sebesar $22,1 triliun pada Juli 2025, menandai level tertinggi sepanjang masa dan memperkuat prospek bullish untuk pasar cryptocurrency. Ekspansi M2 mencerminkan likuiditas yang lebih luas dalam sistem keuangan, mencakup uang tunai, rekening giro, dan simpanan tabungan. Pertumbuhan tahunan mencapai 4,79%, percepatan signifikan dari 1,54% pada Juli 2024. Dari bulan ke bulan, pasokan M2 meningkat sebesar 0,33%, menandakan ekspansi yang berlanjut meskipun terdapat ketidakpastian ekonomi di sektor lain [2].
Peningkatan M2 telah menarik perhatian analis dan pengamat pasar, khususnya di komunitas crypto. Banyak yang memandang pertumbuhan pasokan uang sebagai sinyal positif untuk aset digital, terutama Bitcoin. Kenaikan likuiditas dipandang sebagai pendorong potensial investasi pada aset alternatif yang menawarkan lindung nilai terhadap inflasi. Komentator pasar crypto, Crypto Rover, menekankan perspektif ini, men-tweet bahwa pencapaian M2 ini “bullish untuk Bitcoin & crypto” dan mencatat hubungan antara ekspansi moneter dan meningkatnya minat pada aset berisiko [2].
Terlepas dari pertumbuhan M2, Rothbard-Salerno True Money Supply (TMS)—yang berfokus pada komponen pasokan uang yang lebih likuid—tetap relatif datar sejak Januari 2025, mencapai $19,3 triliun pada Juli. Perbedaan yang semakin melebar antara M2 dan TMS ini sedang dianalisis secara cermat oleh para ekonom, karena menunjukkan adanya pergeseran struktural dalam cara uang diciptakan dan diedarkan di dalam sistem keuangan. Kesenjangan ini menyoroti pentingnya agregat moneter yang lebih luas dalam mengukur tren likuiditas [2].
Secara paralel, indikator ekonomi yang lebih luas menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Pertumbuhan lapangan kerja melambat, dengan angka revisi Juli menunjukkan kondisi tenaga kerja yang lebih lemah dari laporan sebelumnya. Tren ini bertepatan dengan penurunan penjualan rumah dan meningkatnya tunggakan pada kategori pinjaman utama, termasuk pinjaman mahasiswa, pinjaman mobil, dan kartu kredit. Kondisi ini menyerupai pola yang terlihat selama Great Recession, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan sektor konsumen dan kredit secara keseluruhan [2].
Meningkatnya tingkat gagal bayar dan kenaikan 11% dalam pengajuan kebangkrutan dari tahun ke tahun telah berkontribusi pada kondisi pinjaman yang lebih ketat, yang pada gilirannya dapat memperlambat laju pertumbuhan pasokan uang. Aktivitas pinjaman merupakan komponen penting dalam ekspansi M2, dan seiring semakin sedikit individu dan bisnis yang memenuhi syarat untuk kredit baru, laju ekspansi moneter dapat melambat. Para analis menyarankan bahwa dinamika ini dapat memengaruhi tren M2 di masa depan, namun untuk saat ini, trajektori saat ini tetap naik.
Prospek pasar crypto tetap optimis dalam konteks perkembangan ini. Dengan lebih dari $5 triliun telah ditambahkan ke M2 sejak awal 2020, investor aset digital semakin memposisikan diri untuk pertumbuhan jangka panjang. Seiring metrik moneter tradisional terus berkembang, para pendukung crypto berpendapat bahwa permintaan untuk aset terdesentralisasi dan tahan inflasi akan mengikuti. Perspektif ini didukung oleh pergerakan pasar yang sedang berlangsung dan pencarian yang lebih luas untuk investasi alternatif di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi [2].