Chainlink (LINK) sedang menghadapi titik kritis setelah setahun mengalami kenaikan signifikan, dengan token saat ini diperdagangkan di sekitar $24,03. Setelah naik 115% dalam setahun terakhir dan melonjak 28% hanya dalam sebulan terakhir, token ini kini menunjukkan tanda-tanda awal kelelahan. Per 29 Agustus 2025, sekitar 87,4% dari suplai yang beredar masih dalam kondisi untung—mendekati level tertinggi baru-baru ini sebesar 97,5%—menyoroti risiko pengambilan keuntungan yang tinggi di kalangan investor. Tren ini secara historis telah mendahului koreksi tajam dalam setahun terakhir, seperti penurunan 19% pada bulan Juli ketika suplai yang untung berada di 82,8% sebelum turun ke $15,65 dari $19,23.
Indikator teknikal juga menunjukkan momentum yang melemah. Chaikin Money Flow (CMF), metrik utama untuk melacak arus masuk dan keluar modal, telah berubah negatif sejak 22 Agustus dan turun di bawah nol pada 29 Agustus. Ini menandai pertama kalinya dalam beberapa minggu metrik ini menjadi bearish dan mengindikasikan tekanan beli yang mulai memudar. Pada grafik harian, LINK saat ini membentuk pola ascending broadening wedge—formasi yang sering dikaitkan dengan momentum kenaikan yang melemah. Aksi harga token kini sedang menguji level support krusial di $22,84. Jika terjadi breakout di bawah level ini, potensi penurunan lebih lanjut bisa menuju target $21,36 dan kemungkinan memperpanjang koreksi sebesar 6–19%, sejalan dengan retracement historis yang terjadi selama puncak suplai-untung sebelumnya.
Sementara itu, data on-chain menunjukkan bahwa lebih dari 2,07 juta token LINK telah ditarik dari bursa hanya dalam 48 jam, menandakan pergeseran ke penyimpanan jangka panjang dan tekanan jual yang berkurang. Akumulasi ini didukung oleh whale yang baru-baru ini membeli 663.580 token LINK senilai $16,85 juta, menandakan minat baru pada token ini. Chainlink Reserve juga menambah narasi bullish dengan membeli 41.000 token LINK senilai $1 juta, sehingga total kepemilikannya menjadi 150.778 token.
Terlepas dari arus on-chain yang positif ini, lingkungan pasar yang lebih luas tetap berhati-hati. Relative Strength Index (RSI) dan Stochastic Oscillator (Stoch) masih berada di atas level netral namun menunjukkan tanda-tanda perlambatan momentum bullish. Jika LINK gagal stabil di kisaran $22–$23, level support berikutnya yang perlu diperhatikan adalah $20, yang secara historis menarik pembeli. Namun, penembusan di atas $27,88 diperlukan agar bull dapat kembali mengendalikan narasi dan mendorong ke $30–$34, di mana terdapat resistance historis yang signifikan.
Token ini juga mendapatkan dorongan institusional besar melalui kemitraannya dengan U.S. Department of Commerce. Kolaborasi ini bertujuan untuk mempublikasikan data ekonomi resmi AS di jaringan blockchain, menggunakan Chainlink’s Data Feeds untuk membuat indikator makroekonomi seperti GDP dan indeks PCE dapat diakses secara global. Langkah ini sejalan dengan upaya lebih luas pemerintah AS untuk memposisikan diri sebagai pusat kripto, yang berpotensi memperluas use case Chainlink di luar DeFi ke sektor pemerintahan dan perusahaan.
Dalam jangka pendek, pasar kemungkinan akan mengalami konsolidasi antara $21 dan $27 saat para trader menilai kekuatan level support dan resistance saat ini. Jika token mampu bertahan di atas $22,84, ada kemungkinan untuk menguji kembali level $27,4 sebelum menantang level yang lebih tinggi. Namun, penurunan yang berkelanjutan akan menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan tren bullish selama setahun terakhir.
Beberapa minggu ke depan akan menjadi penentu bagi Chainlink saat menghadapi ujian besar pertama dari reli selama setahun terakhir. Dengan kekuatan on-chain dan kerentanan teknikal yang sama-sama berperan, arah ke depan akan sangat bergantung pada apakah permintaan institusional dan ritel dapat menyerap tekanan jual yang meningkat dan menghidupkan kembali momentum token ini.
Sumber: