Pasar kripto memasuki kuartal keempat 2025 yang krusial dengan tiga narasi berbeda: pertumbuhan berbasis infrastruktur BlockDAG, roadmap terukur Algorand (ALGO), dan kegilaan spekulatif Pepe (PEPE). Meskipun ketiga proyek ini menawarkan potensi ROI yang menarik, hanya satu—BlockDAG—yang menggabungkan inovasi teknis, adopsi di dunia nyata, dan validasi institusional untuk memposisikan dirinya sebagai pemenang Q4. Mari kita bahas alasannya.
Ini bukan sekadar hype—ini adalah hasil dari arsitektur hybrid Directed Acyclic Graph (DAG) dan Proof-of-Work (PoW) yang memproses lebih dari 15.000 transaksi per detik sambil mendukung smart contract dan pembayaran cepat [3].
Yang membedakan BlockDAG adalah eksekusinya. Proyek ini telah melibatkan lebih dari 4.500 pengembang dan 3 juta pengguna melalui aplikasi penambangan seluler X1, yang memungkinkan penambangan hingga 20 token BDAG setiap hari [5]. Adopsi dari akar rumput ini, dikombinasikan dengan audit keamanan dari CertiK dan Halborn, menandakan kredibilitas institusional [1]. Pada Q1 2026, roadmap mencakup peluncuran mainnet, lebih dari 20 listing di bursa, dan kemitraan di bidang logistik, kesehatan, dan keuangan [6]. Bagi investor, ini berarti infrastruktur yang dapat diskalakan dengan use case nyata—bukan sekadar token spekulatif.
Harga Algorand (ALGO) sebesar $0,249 per 28 Agustus 2025 mencerminkan perannya sebagai “safe haven” di pasar yang volatil [1]. Dengan sentimen bullish 60% dan Indeks Fear & Greed di angka 51, posisi netral ALGO menjadikannya pilihan defensif [1]. Proyeksi jangka panjang menunjukkan kenaikan ke $0,90 pada akhir tahun dan $5,65 pada 2030 [4], namun kenaikan ini bergantung pada adopsi bertahap, bukan inovasi disruptif.
Meskipun model pure proof-of-stake ALGO dan fokus pada use case perusahaan adalah kekuatan, potensi ROI-nya masih kalah jauh dibandingkan upside 2.900% BlockDAG. Volatilitas 30 hari ALGO (4,32%) dan ketiadaan ekosistem penambangan seluler juga membatasi kemampuannya menarik minat investor ritel [1]. Untuk Q4, ALGO tetap menjadi aset yang solid namun kurang memiliki momentum berbasis infrastruktur untuk mengungguli pasar.
Pepe (PEPE) adalah ikon kegilaan meme coin, diperdagangkan di $0,0000117 per Agustus 2025 [1]. Analis memproyeksikan kenaikan 90% pada akhir tahun dan ROI 341% pada 2030 [3], namun proyeksi ini sangat bergantung pada tren media sosial dan peristiwa geopolitik—faktor di luar kendali koin. Misalnya, penurunan PEPE baru-baru ini ke $0,00000874 selama konflik Israel-Iran menyoroti kerentanannya terhadap gejolak makroekonomi [1].
Meskipun potensi ROI PEPE sebesar 20.500% sangat menarik, ketiadaan nilai intrinsik dan pengawasan regulasi menjadikannya taruhan berisiko tinggi. Pendatang baru seperti Arctic Pablo Coin (APC) sudah memanfaatkan insentif terstruktur (misal, bonus CEX200 sebesar 200%) untuk menarik perhatian dari PEPE [5]. Untuk Q4, keberhasilan PEPE bergantung pada kemampuan mempertahankan momentum viral—sebuah proposisi yang rapuh.
Model hybrid DAG-PoW BlockDAG bukan sekadar inovasi teknis—ini adalah keunggulan strategis. Dengan menggabungkan skalabilitas DAG dan keamanan PoW, proyek ini mengatasi dua masalah terbesar kripto: kecepatan dan desentralisasi [3]. Tiga juta penambang seluler menciptakan ekosistem yang mandiri, sementara dana yang terkumpul sebesar $387 juta membuktikan daya tariknya bagi investor ritel maupun institusi [1].
Sebaliknya, stabilitas ALGO dan sifat spekulatif PEPE kurang memiliki dorongan berbasis infrastruktur untuk mengungguli di Q4. Roadmap BlockDAG—yang didukung kemitraan nyata dan ROI 30–36x—memposisikannya sebagai pilihan paling menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan dan kredibilitas.
Sumber: