Cryptocurrency tidak lagi dipandang hanya sebagai perdagangan spekulatif. Di seluruh dunia, semakin banyak orang yang kini mempertimbangkan aset digital sebagai bagian dari strategi pensiun mereka. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar orang dewasa terbuka untuk mengalokasikan sebagian tabungan pensiun mereka ke cryptocurrency, sementara yang lain bahkan bersedia menarik dana pensiun yang ada untuk berinvestasi langsung ke Bitcoin dan altcoin.
Pergeseran ini menyoroti keyakinan yang semakin berkembang bahwa aset digital dapat berperan dalam akumulasi kekayaan jangka panjang, terutama karena inflasi, krisis utang, dan perubahan kebijakan moneter membentuk kembali pasar keuangan global.
Salah satu motivasi terkuat di balik tren ini adalah pencarian potensi imbal hasil yang lebih tinggi. Banyak responden dalam survei global menyebutkan potensi pertumbuhan crypto sebagai alasan utama untuk mempertimbangkannya dalam portofolio pensiun.
Pada saat yang sama, munculnya dana pensiun yang didukung pemerintah, yang nilainya mencapai triliunan di seluruh dunia, menyediakan kumpulan modal besar yang pada akhirnya dapat mengalir ke aset digital jika adopsi menjadi arus utama.
Yang sangat mencolok adalah bahwa sebagian besar individu mempertimbangkan untuk menarik dana dari skema pensiun tradisional sepenuhnya untuk mengalokasikannya ke crypto. Di kalangan demografi yang lebih muda, terutama mereka yang berusia 25–34 tahun, sudah ada bukti orang-orang yang mencairkan sebagian dana pensiun mereka untuk diversifikasi ke aset digital.
Tren ini menegaskan adanya perbedaan generasi: sementara investor yang lebih tua sering memilih pensiun tradisional dengan manfaat pajak dan kontribusi dari pemberi kerja, investor muda tertarik pada profil risiko-imbalan yang lebih tinggi dari crypto.
Meski ada antusiasme, kekhawatiran tetap ada. Risiko keamanan seperti peretasan dan serangan phishing menjadi salah satu ketakutan utama, selain ketidakpastian regulasi dan volatilitas crypto yang terkenal. Banyak calon investor juga mengakui bahwa mereka tidak sepenuhnya memahami apa yang mungkin mereka korbankan dengan meninggalkan sistem pensiun tradisional.
Bank dan regulator merespons dengan hati-hati, dengan beberapa institusi keuangan memperlambat atau memblokir transaksi terkait crypto. Sementara itu, pemerintah sedang mengembangkan kerangka regulasi untuk menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan investor.
Tren ini bukanlah hal yang terisolasi. Di AS, kebijakan baru kini memungkinkan rencana pensiun seperti 401(k) untuk memasukkan Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, membuka akses ke dana pensiun yang dikelola senilai triliunan. Eropa dan Asia juga sedang mengeksplorasi cara untuk mengintegrasikan crypto ke dalam produk keuangan yang diatur, menunjukkan bahwa perencanaan pensiun sedang berkembang secara global.
Seperti yang pernah disoroti oleh Michele Golunska, Managing Director of Wealth and Advice di Aviva: meskipun crypto menarik, pensiun tradisional masih memiliki keunggulan kuat seperti kontribusi pemberi kerja dan keringanan pajak. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara kedua dunia ini.