Pasar stablecoin telah memasuki era baru dominasi dan diversifikasi. Per Agustus 2025, total kapitalisasi pasar stablecoin telah melonjak menjadi $280 miliar, meningkat 70% dari awal 2024, didorong oleh permintaan ritel dan institusional terhadap aset ber-volatilitas rendah di lanskap kripto yang masih terguncang akibat runtuhnya bursa dan token utama [1]. USDT milik Tether tetap menjadi pilar utama ekosistem ini, menguasai 60-68% pangsa pasar, meskipun dominasinya perlahan terkikis oleh tekanan regulasi dan munculnya alternatif seperti USDC [2]. Bagi investor, dinamika ini menghadirkan peluang menarik: posisi USDT yang sudah mapan, kemampuan adaptasi strategis, dan tren pasar yang menuju adopsi arus utama menjadikannya peluang dengan keyakinan tinggi.
Pertumbuhan pasar stablecoin bukan sekadar hasil dari siklus kripto, melainkan cerminan dari pergeseran sistemik. Stablecoin kini menjadi tulang punggung decentralized finance (DeFi), pembayaran lintas negara, bahkan infrastruktur perbankan tradisional. Sebagai contoh, rekor kepemilikan stablecoin sebesar $68 miliar di bursa pada Agustus 2025 menegaskan peran mereka sebagai penyangga likuiditas bagi trader yang menghadapi pasar volatil [3]. Sementara itu, investor institusional semakin banyak mengalokasikan dana ke stablecoin sebagai lindung nilai terhadap depresiasi fiat dan jembatan menuju aset kripto asli.
Lonjakan ini semakin diperkuat oleh kejelasan regulasi di pasar-pasar utama. Regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA) dari Uni Eropa, meskipun membatasi USDT untuk pengguna Eropa, secara tidak langsung mempercepat adopsi alternatif yang patuh regulasi seperti USDC. Namun, dorongan regulasi ini juga memaksa Tether untuk beradaptasi: kini mereka menerbitkan laporan cadangan kuartalan, sebuah langkah menuju transparansi yang sejalan dengan persyaratan GENIUS Act di AS [4]. Perkembangan ini menunjukkan bahwa pasar stablecoin sedang mengalami pendewasaan, bukan fragmentasi—sebuah tren yang menjanjikan pertumbuhan jangka panjang.
Meski kehilangan 8% pangsa pasar sejak awal 2025, USDT milik Tether tetap menjadi stablecoin dominan, dengan kapitalisasi pasar sebesar $167 miliar per Agustus 2025 [5]. Ketahanan ini berasal dari efek jaringan: USDT adalah stablecoin yang paling banyak digunakan di blockchain seperti Ethereum dan Tron, yang kini menampung 72% dari total pasokannya. Dengan mengonsolidasikan kehadirannya di chain dengan utilitas tinggi, Tether mengoptimalkan skalabilitas dan adopsi institusional, langkah krusial saat protokol DeFi dan bursa terpusat semakin menuntut interoperabilitas [6].
Selain itu, komposisi cadangan Tether—meski kontroversial—menawarkan proposisi nilai yang unik. Berbeda dengan USDC yang sepenuhnya didukung oleh uang tunai dan Treasury jangka pendek, cadangan Tether mencakup Bitcoin dan emas, aset yang nilainya bisa meningkat seiring waktu. Model hibrida ini memang membawa risiko likuiditas, namun juga menciptakan potensi keuntungan jika pasar kripto pulih. Bagi investor, dualitas ini menjadikan USDT sebagai aset spekulatif namun strategis, terutama di dunia di mana stablecoin berkembang melampaui sekadar patokan terhadap fiat.
Tidak ada investasi yang tanpa risiko. Tether terus mendapat sorotan terkait transparansi cadangannya, dengan para kritikus berpendapat bahwa laporan kuartalannya kurang ketat dibanding audit bulanan USDC. Selain itu, munculnya stablecoin yang patuh regulasi dapat semakin mengikis pangsa pasar USDT. Namun, tantangan ini bukanlah halangan yang tak bisa diatasi. Kemampuan Tether untuk beradaptasi—baik melalui perubahan strategi blockchain maupun peningkatan transparansi—menunjukkan kapasitasnya untuk tetap relevan di lanskap yang terus berkembang pesat.
Ke depan, arah pasar sudah jelas. Analis memproyeksikan bahwa kapitalisasi pasar stablecoin dapat melampaui $3 triliun pada 2030, didorong oleh adopsi di pasar negara berkembang dan integrasi dengan keuangan tradisional [7]. Bagi investor, posisi di USDT menawarkan eksposur terhadap pertumbuhan ini sekaligus memanfaatkan keunggulan sebagai pelopor. Meski USDC semakin diminati, infrastruktur USDT yang sudah mapan dan penyeimbangan strategisnya menjadikannya pilihan tahan lama untuk ekspansi sektor ini.
Pasar stablecoin kini bukan lagi sudut kecil di dunia kripto—melainkan kelas aset yang mendasar. USDT milik Tether, meski menghadapi tantangan, tetap menjadi poros utama ekosistem ini. Dominasinya bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis, dibentuk oleh angin regulasi dan inovasi strategis. Bagi investor, alasan memilih USDT bukanlah loyalitas buta pada token lama, melainkan memanfaatkan pasar yang sedang mendefinisikan ulang peran uang di era digital.
Sumber:
[1] Stablecoin Market Cap Reaches New Record High
[2] Tether Loses Its Shine As Market Dominance Slides To 60%
[3] Stablecoin Market Capitalization Has Surpassed $280...
[4] Tether's USDT Remains the Dominant Stablecoin, but It's ...
[5] Tether Statistics 2025: In-Depth Analysis of USDT's ...
[6] Tether's Blockchain Strategy Shift: Implications for ...
[7] The stablecoin moment