iShares Silver Trust (SLV) telah lama menjadi barometer sentimen investor di sektor logam mulia. Dari tahun 2020 hingga 2025, kinerjanya mencerminkan naik turunnya ketidakpastian ekonomi global, tekanan inflasi, dan preferensi risiko yang berubah-ubah. Namun, di balik pergerakan harga tersebut terdapat cerita yang lebih dalam: sebuah kisah yang dibentuk oleh bias psikologis dan pola perilaku para pelaku pasar. Bagi investor kontrarian, memahami dinamika ini adalah kunci untuk membuka potensi silver sebagai lindung nilai psikologis sekaligus aset strategis.
Keuangan perilaku mengungkapkan bahwa investor sering bertindak secara irasional, didorong oleh bias kognitif seperti perilaku kawanan, aversi terhadap kerugian, dan efek refleksi. Efek refleksi, yang merupakan inti dari teori prospek, menggambarkan bagaimana individu membalikkan preferensi risiko mereka tergantung pada apakah mereka merasa berada di wilayah keuntungan atau kerugian. Dalam konteks silver, dualitas ini terlihat jelas pada tahun 2025.
Selama periode keuntungan pasar, seperti lonjakan 17% pada Q1 2025, investor menunjukkan perilaku menghindari risiko klasik, mengunci keuntungan dan menjual saham SLV. Hal ini terlihat dari arus keluar 16 juta saham selama aksi jual April 2025, yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan pengumuman tarif era Trump. Sebaliknya, selama penurunan 11,6% dalam empat hari pada April 2025, investor yang berada di wilayah kerugian justru mengambil perilaku mencari risiko, menambah posisi dengan harapan dapat menutup kerugian sebelumnya. Ayunan emosional antara kehati-hatian dan kecerobohan ini menciptakan lingkungan yang volatil, di mana fluktuasi harga silver sama besarnya dipengaruhi oleh psikologi maupun fundamental.
Yang membedakan silver dari gold adalah peran gandanya sebagai aset moneter sekaligus komoditas industri. Dualitas ini memperkuat sensitivitasnya terhadap bias perilaku. Misalnya, rasio gold-silver—metrik yang banyak diamati—melebar menjadi 92:1 pada tahun 2025, menandakan undervaluasi silver dibandingkan gold. Investor menafsirkan hal ini sebagai pemicu psikologis untuk meningkatkan alokasi ke silver, sebuah langkah yang diperkuat oleh fundamental struktural.
Permintaan industri terhadap silver melonjak, didorong oleh peran pentingnya dalam panel surya, kendaraan listrik (EV), dan elektronik. Pada tahun 2024, defisit pasokan struktural sebesar 182 juta ons muncul, dengan manufaktur PV surya saja diproyeksikan mengonsumsi 20% dari pasokan silver tahunan pada tahun 2030. Sementara itu, dislokasi pasar fisik—seperti premi $1 untuk silver New York dibandingkan harga London dan kenaikan tingkat sewa—menyoroti preferensi yang tumbuh terhadap aset fisik dibandingkan kontrak kertas. Faktor-faktor ini menciptakan lantai harga yang kuat untuk silver, meskipun bias perilaku mendorong volatilitas jangka pendek.
Bagi investor yang ingin memanfaatkan salah harga pasar, SLV menawarkan kasus yang menarik. Kinerja ETF baru-baru ini—melampaui ETF gold seperti SPDR Gold Shares (GLD)—mencerminkan pergeseran sentimen terhadap utilitas ganda silver. Meskipun terjadi arus keluar sebesar $312,7 juta dalam sebulan terakhir, SLV telah menarik arus masuk sebesar $3,61 miliar dan $4,29 miliar selama 3 dan 6 bulan terakhir. Pola ini menunjukkan transisi dari penebusan taktis ke akumulasi strategis, khususnya di Asia dan Amerika Utara.
Secara teknikal, SLV berada di wilayah oversold, dengan RSI sebesar 24,84 dan Williams %R sebesar -95,51. Sebuah “golden cross” telah terbentuk, di mana rata-rata pergerakan 50 hari ($34,37) melintasi di atas rata-rata pergerakan 200 hari ($30,31), yang merupakan sinyal bullish. Level support kunci seperti $34,63, dan level resistance seperti $35,03, sangat penting untuk dipantau trader. Meskipun MACD masih bearish, penembusan di atas $34,63 dapat mengonfirmasi kelanjutan tren naik.
Shares Silver Trust (SLV) mewujudkan persimpangan antara keuangan perilaku dan dinamika pasar struktural. Pergerakan harganya tidak semata-mata didorong oleh fundamental ekonomi, tetapi juga oleh bias psikologis investor. Bagi kontrarian, ini menciptakan peluang asimetris: kesempatan untuk meraih keuntungan dari salah harga pasar sekaligus melindungi diri dari ekstrem emosional efek refleksi. Saat silver mendekati ambang psikologis $40/oz—level yang belum terlihat sejak 2011—penyelarasan psikologi perilaku dan permintaan struktural menghadirkan kasus investasi strategis yang langka dan menarik.
Di dunia di mana pasar semakin dibentuk oleh perilaku manusia, identitas ganda silver sebagai aset moneter dan industri menawarkan perspektif unik untuk menavigasi ketidakpastian. Bagi investor yang bersedia melihat melampaui hiruk-pikuk volatilitas jangka pendek, SLV bukan hanya permainan komoditas, tetapi juga lindung nilai psikologis terhadap irasionalitas kerumunan.