Yieldmax MSTR Option Income Strategy ETF (MSTY) telah menjadi studi kasus dalam interaksi antara psikologi pasar dan keuangan perilaku. Ketika ETF ini mencapai titik terendah 52 minggu di $15,50 pada 29 Agustus 2025, kinerjanya mengungkapkan perbedaan tajam di antara para investor: beberapa melihatnya sebagai peringatan atas ekses spekulatif, sementara yang lain menganggapnya sebagai peluang diskon yang terkait dengan potensi jangka panjang Bitcoin. Dikotomi ini mencerminkan efek refleksi, sebuah bias perilaku di mana investor beralih dari penghindaran risiko dalam domain keuntungan ke perilaku mencari risiko dalam domain kerugian. Memahami dinamika ini sangat penting untuk mengelola aset volatil seperti MSTY, yang menggabungkan eksposur terhadap kepemilikan Bitcoin MicroStrategy (MSTR) dengan strategi pendapatan berbasis derivatif.
Teori prospek, yang dikembangkan oleh Daniel Kahneman dan Amos Tversky, menyatakan bahwa individu mengevaluasi hasil relatif terhadap titik referensi—biasanya harga beli atau puncak sebelumnya. Ketika keuntungan dirasakan, investor cenderung menghindari risiko (misalnya, mengunci keuntungan melalui covered call). Sebaliknya, ketika kerugian mendominasi, mereka sering mengambil risiko dengan harapan dapat menutup kerugian—perilaku yang dapat memperbesar fluktuasi pasar.
Perjalanan MSTY menjadi contoh nyata. Dari November 2024 hingga Agustus 2025, ETF ini anjlok lebih dari 67%, mengikis kepercayaan investor. Namun, alih-alih memicu eksodus massal, penurunan ini justru mendorong sebagian investor untuk menambah posisi. Para pembeli ini didorong oleh dua faktor:
1. Optimisme fundamental: Kepemilikan Bitcoin MicroStrategy senilai $70 billion menjadikan MSTY sebagai proxy untuk eksposur crypto, dan beberapa investor percaya level support Bitcoin di $100.000 akan bertahan.
2. Pendapatan dividen: Imbal hasil dividen MSTY sebesar 180,16% telah mengurangi kerugian bagi pemegang jangka panjang, dengan satu investor melaporkan menerima $16.000 dalam bentuk dividen meskipun terjadi penurunan pokok sebesar 28%.
Sementara itu, analis teknikal melukiskan gambaran bearish. RSI14 ETF ini berada di wilayah oversold (23), dan rata-rata pergerakan serta indikator MACD mengisyaratkan penurunan lebih lanjut. Perbedaan ini menyoroti efek refleksi yang sedang berlangsung: investor di “domain kerugian” mengambil risiko lebih besar, sementara mereka yang berada di “domain keuntungan” (misalnya, yang menjual di titik tertinggi 52 minggu di $46,50) kini menjadi penghindar risiko.
Struktur MSTY memperburuk bias perilaku. Sebagai ETF covered call, ia menghasilkan pendapatan dengan menjual opsi pada MSTR, yang pada gilirannya memegang Bitcoin. Ini menciptakan eksposur berlapis: investor bertaruh pada pertumbuhan berbasis AI MSTR dan pergerakan harga Bitcoin. Namun, penyesuaian opsi dua mingguan dan rasio biaya tinggi (0,99%) membuat kinerjanya kurang responsif terhadap perubahan sentimen secara real-time. Sebagai contoh, selama aksi jual April 2025, investor yang melakukan diversifikasi ke emas atau infrastruktur mengalami penurunan lebih kecil dibandingkan mereka yang memusatkan posisi di MSTY.
Efek refleksi juga menjelaskan pola perdagangan baru-baru ini. Pada 29 Agustus, MSTY ditutup di $15,50 setelah turun 1,27%, dengan volume perdagangan mencerminkan aktivitas yang meningkat. Meskipun data volume tidak secara eksplisit disediakan, rata-rata volume 10 hari ETF sebesar 10,14 juta saham menunjukkan likuiditas cukup untuk mendukung tekanan beli dan jual. Namun, likuiditas ini dapat memperbesar pengambilan keputusan emosional—panic selling saat harga turun atau pembelian spekulatif saat harga rebound.
Untuk mengurangi pengaruh efek refleksi, investor sebaiknya mengadopsi strategi disiplin:
1. Gunakan indikator teknikal: Pendekatan berbasis RSI pada MSTY secara historis mengungguli tolok ukur, menghasilkan total return 42,22% dari 2022–2025 dibandingkan 37,32%.
2. Diversifikasi risiko: Menggabungkan MSTY dengan aset volatilitas rendah seperti Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS) atau saham infrastruktur dapat mengurangi reaksi emosional berlebihan.
3. Rebalancing berdasarkan sinyal makro: Misalnya, rasio emas-perak atau ekspektasi suku bunga AS dapat menjadi acuan penyesuaian alokasi MSTY.
Volatilitas MSTY menegaskan pentingnya mengenali bias perilaku dalam pengambilan keputusan investasi. Efek refleksi mengubah penurunan pasar menjadi perangkap psikologis, di mana investor baik bertahan pada posisi rugi maupun meninggalkannya terlalu dini. Bagi mereka yang memiliki keyakinan jangka panjang pada Bitcoin dan ambisi AI MSTR, harga MSTY saat ini mungkin menjadi titik masuk strategis—tetapi hanya jika dikelola dengan disiplin. Sebaliknya, mereka yang waspada terhadap risiko struktural ETF ini (misalnya, rasio biaya tinggi, kompleksitas derivatif) sebaiknya mempertimbangkan lindung nilai atau mengurangi eksposur. Di pasar di mana psikologi sering kali menjadi penentu hasil, investor paling sukses adalah mereka yang bertindak dengan kejelasan, bukan emosi.
"""