iShares Gold Trust (GLD) telah lama menjadi barometer sentimen investor global, namun pada tahun 2025, pergerakan harganya menjadi studi kasus nyata dalam ekonomi perilaku. Ketika volatilitas makroekonomi dan ketegangan geopolitik meningkat, kinerja GLD mencerminkan tidak hanya fundamental pasar tetapi juga kekuatan psikologis yang membentuk preferensi risiko. Di inti dinamika ini terdapat reflection effect, sebuah prinsip ekonomi perilaku yang menjelaskan bagaimana investor membalik toleransi risiko mereka tergantung pada apakah mereka merasa berada di wilayah keuntungan atau kerugian. Kerangka psikologis ini memiliki implikasi mendalam terhadap permintaan emas—dan secara ekstensi, GLD—memberikan alasan strategis untuk melakukan posisi pada ETF ini sebelum ketidakpastian makroekonomi lebih lanjut.
Pada tahun 2025, harga emas melonjak ke rekor $3,500 per ons, didorong oleh badai sempurna dari perselisihan dagang AS-Tiongkok, ketegangan nuklir AS-Iran, dan konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan. Peristiwa-peristiwa ini memicu lonjakan kecemasan investor, dengan banyak yang merasa ada ancaman eksistensial terhadap modal mereka. Reflection effect terlihat jelas: selama periode kenaikan harga emas, investor di wilayah keuntungan yang dirasakan mengadopsi strategi menghindari risiko, mengunci keuntungan. Sebaliknya, mereka yang berada di wilayah kerugian yang dirasakan—seperti pembeli terlambat—menunjukkan perilaku mencari risiko, menambah posisi dengan harapan menutup kerugian.
GLD menjadi kendaraan penting untuk dualitas perilaku ini. Pada paruh pertama 2025 saja, ETF ini mencatat arus masuk sebesar 397 ton, mendorong total kepemilikan menjadi 3.616 ton—tertinggi sejak 2022. Lonjakan ini diperkuat oleh aktivitas bank sentral, dengan institusi global membeli rata-rata 710 ton emas per kuartal. Tiongkok, Türkiye, dan India memimpin tren ini, melakukan diversifikasi dari cadangan dolar AS seiring pangsa dolar dalam cadangan global turun menjadi 57,8% pada akhir 2024. Peran emas sebagai lindung nilai psikologis terhadap de-dolarisasi dan ketidakstabilan geopolitik pun semakin kuat.
Analisis teknikal semakin mengonfirmasi pengaruh sentimen investor terhadap volatilitas GLD. Model Heterogeneous Autoregressive (HAR) yang disesuaikan dengan sentimen menunjukkan korelasi negatif antara menurunnya kebahagiaan investor (diukur melalui media sosial dan indikator lain) dan volatilitas realisasi emas. Ketika sentimen global memburuk pada 2025, volatilitas emas menjadi stabil, memperkuat statusnya sebagai aset safe haven. Posisi long non-komersial di COMEX juga mencapai rekor tertinggi, menandakan dukungan spekulatif untuk GLD.
UBS memproyeksikan rebound harga emas sebesar 25,7% pada akhir 2025, didorong oleh faktor struktural dan psikologis. Namun, ekonomi perilaku juga memperingatkan risiko reaksi berlebihan. Panic selling saat harga turun atau euforia irasional saat harga naik dapat menyebabkan aset salah harga. Untuk GLD, dualitas ini menyoroti perlunya pendekatan seimbang: menggunakan ETF sebagai alokasi strategis, bukan taruhan spekulatif.
Reflection effect menegaskan wawasan penting bagi investor: GLD bukan sekadar instrumen keuangan tetapi juga lindung nilai psikologis. Seiring ketegangan geopolitik yang terus berlanjut dan bank sentral terus melakukan diversifikasi cadangan, ETF emas tetap penting untuk mengelola risiko di dunia yang tidak dapat diprediksi. Faktor-faktor berikut memperkuat alasan untuk melakukan posisi pada GLD sebelum volatilitas makroekonomi:
Bagi investor, kuncinya adalah memanfaatkan wawasan perilaku tanpa terjebak olehnya. GLD harus dipandang sebagai alat alokasi strategis, bukan permainan spekulatif. Pendekatan disiplin—seperti dollar-cost averaging ke GLD selama periode volatilitas tinggi—dapat mengurangi risiko reaksi berlebihan. Selain itu, investor harus memantau indikator makroekonomi seperti trajektori utang AS, indeks risiko geopolitik, dan pembelian emas bank sentral untuk menentukan waktu masuk yang efektif.
Pada tahun 2025, pergerakan harga GLD telah menjadi cermin psikologi investor global. Dengan memahami reflection effect dan implikasinya, investor dapat menavigasi ketidakpastian makroekonomi dengan lebih jelas. Saat dunia bergulat dengan stagflasi, ketegangan dagang, dan ketidakstabilan geopolitik, ETF emas seperti GLD akan tetap menjadi alat penting untuk menyeimbangkan portofolio—dan untuk melindungi diri dari kekuatan tak terduga yang membentuk psikologi manusia.