Paraguay sedang mempertimbangkan dengan serius apakah akan membangun Cadangan Bitcoin nasional, dan ide ini mulai mendapatkan dukungan nyata. Negara ini menghasilkan sejumlah besar listrik bersih, lebih dari 37.000 GWh hanya pada paruh pertama tahun 2025. Jumlah ini hampir tiga kali lipat dari konsumsi rumah tangga dan bisnis di dalam negeri. Sebagian besar listrik tersebut berasal dari bendungan Itaipú dan Yacyretá, menjadikan Paraguay salah satu negara dengan surplus tenaga air terbesar di dunia. Saat ini, sebagian besar surplus energi tersebut diekspor melalui perjanjian jangka panjang dengan harga tetap. Perdebatan saat ini adalah apakah sebagian dari energi tersebut sebaiknya digunakan untuk menambang Bitcoin, menciptakan cadangan nilai yang secara langsung terkait dengan sumber daya nasional.
Usulan ini melampaui sekadar penambangan. Memiliki cadangan bitcoin akan mendiversifikasi tabungan nasional Paraguay di luar dolar AS dan memberikan lindung nilai terhadap inflasi. Ini juga akan memberikan negara tersebut lebih banyak kedaulatan finansial di saat banyak ekonomi masih terikat pada kebijakan bank sentral yang lebih besar. Bitcoin sering disebut sebagai emas digital karena pasokannya yang tetap dan ketahanannya terhadap kendali eksternal. Bagi negara dengan listrik lebih banyak daripada yang bisa digunakan, mengubah sebagian surplus tenaga air tersebut menjadi emas digital adalah upaya untuk mengunci nilai yang tidak bergantung pada ekspor komoditas atau arus masuk valuta asing.
Senator Salyn Buzarquis pertama kali mengusulkan untuk mempelajari ide ini pada tahun 2024. Hal ini digambarkan sebagai cara untuk mengubah kelebihan energi menjadi kekayaan bagi utilitas nasional. Konferensi Accelerating Bitcoin yang akan datang di Asunción pada 15 dan 16 September akan membahas rencana ini di hadapan para pembuat kebijakan dan pemimpin industri. Pembicara akan mencakup CEO Hive Digital Aydin Kilic, yang menekankan bahwa surplus energi Paraguay adalah peluang strategis untuk penambangan berkelanjutan, dan advokat lama Samson Mow, yang melihat Bitcoin sebagai tulang punggung sistem keuangan masa depan. Suara dari masyarakat sipil, seperti Lorena Almada dari Bitcoin Paraguay, mendorong edukasi yang lebih luas agar warga juga memahami implikasinya.
Daya tariknya mudah dipahami. Dari tahun 2020 hingga pertengahan 2025, harga Bitcoin naik dari sekitar $7.200 menjadi $119.000. Bhutan telah menambang sekitar 13.000 menggunakan tenaga airnya sendiri, jumlah yang setara dengan sebagian besar PDB-nya. El Salvador sudah memiliki lebih dari 6.000 koin sebagai bagian dari cadangan kedaulatannya. Bahkan Amerika Serikat kini memelihara cadangan bitcoin strategis hampir 200.000 koin, yang berasal dari aset yang disita. Paraguay bukan satu-satunya yang menjajaki jalur ini. Negara-negara seperti Iran, Rusia, dan Republik Ceko juga bereksperimen dengan beberapa bentuk keterlibatan negara dalam Bitcoin.
Namun, risikonya nyata. Bitcoin dapat berfluktuasi 15 hingga 25 persen dalam beberapa minggu, menciptakan volatilitas pada nilai cadangan. Penambangan memerlukan investasi awal yang besar namun menciptakan lapangan kerja yang relatif sedikit, sehingga manfaat ekonominya terkadang terbatas. Paraguay juga harus mempertimbangkan program IMF-nya, senilai $285 juta, yang disertai persyaratan tanggung jawab fiskal. Setiap langkah untuk menciptakan cadangan bitcoin yang didukung negara harus tetap dalam perjanjian yang ada. Jika tidak, hal ini dapat memberikan tekanan pada bagian lain dari ekonomi. Tantangan lain adalah aturan global. Regulasi masih berubah, dan jika lembaga internasional mengubah sikap mereka terhadap Bitcoin terlalu cepat, Paraguay bisa saja kesulitan menjalankan rencananya.