Dalam hanya tiga hari, pasar Amerika Serikat mengalami lonjakan langka: delapan perusahaan teknologi terbesar menambah nilai pasar sebesar 420 miliar dolar. Pergerakan cepat ini menempatkan Google kembali menjadi sorotan dan menegaskan bagaimana keputusan regulasi serta kemajuan kecerdasan buatan kini membentuk Wall Street.
Keputusan Hakim Amit Mehta dalam kasus antitrust Google memicu gelombang positif di pasar dan menyoroti pencarian Google tentang memecoin yang telah memicu rasa ingin tahu yang terus-menerus. Alih-alih membubarkan raksasa tersebut atau memberlakukan tindakan drastis, pengadilan hanya mewajibkan Google untuk membagikan data pencarian tertentu kepada para pesaingnya.
Hasilnya: saham Alphabet melonjak 9% hanya dalam satu hari, mendorong harga saham naik tajam. Apple juga mendapat manfaat, karena kesepakatan strategisnya dengan Google — menjaga mesin pencari Alphabet sebagai default di iPhone — tetap utuh.
Kejelasan regulasi ini cukup untuk mengangkat “awan gelap” yang menggantung di atas Big Tech. Para investor menganggapnya sebagai lampu hijau implisit untuk melanjutkan model bisnis mereka, meningkatkan kepercayaan dan harga saham.
Selain Google dan Apple, Broadcom juga menonjol. Raksasa semikonduktor ini mengumumkan kesepakatan senilai 10 miliar dolar dengan klien utama, yang menurut banyak analis diduga adalah OpenAI.
Pengumuman ini mendorong saham Broadcom naik 13% dalam satu minggu, menambah miliaran pada kapitalisasi pasarnya yang sudah sangat besar. Dalam satu tahun, sahamnya melonjak 120%, laju yang langka di dunia pasar saham untuk perusahaan sebesar ini.
Pesan yang diambil jelas: AI bukan lagi sekadar janji, melainkan kekuatan besar yang membentuk kembali valuasi di seluruh sektor teknologi. Pasar kini menjadi barometer adopsi cepat AI generatif, dengan Google, Meta, Apple, dan Broadcom berada di garis depan.
Sementara beberapa perusahaan meraup miliaran, yang lain justru melemah. Nvidia kehilangan 4% selama seminggu, penurunan keempat berturut-turut — paradoks mengingat perusahaan ini tetap menjadi perusahaan paling bernilai di dunia dengan nilai lebih dari 4 triliun dolar.
Microsoft mengikuti tren serupa, mencatat kerugian mingguan kelima berturut-turut meskipun fundamentalnya solid. Banyak investor tampaknya mengambil keuntungan setelah tahun 2024 yang gemilang.
Berlawanan dengan tren, Tesla mengejutkan dengan rebound 5%. Langkah perusahaan untuk mengembalikan rencana kompensasi besar-besaran Elon Musk — yang berpotensi bernilai 1 triliun dolar — kembali membangkitkan antusiasme pasar, terutama terkait ambisinya di bidang AI dan otomotif. Jika berhasil, rencana ini dapat hampir menggandakan kapitalisasi pasar Tesla menjadi 2 triliun dolar.